DISCLAIMER
Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono
•
•
Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••
•Dua suara pintu kamar terbuka secara bersamaan, sang pemilik kamar keluar dengan mengenakan seragam lengkap berserta perlengkapan sekolah lain yang terselampir di bahu masing-masing.
Saling berpapasan namun tidak menegur, salah satunya melenggang begitu saja menuruni anak tangga dengan wajah tertekuk, sedangkan satu orang lagi tampak kesal tanpa alasan yang jelas.
"Dia merusak moodku." Ujarnya, ikut menyusul.
Mereka kembali berpapasan karena menjadi sebuah keharusan, di ruang makan yang hanya berisi mereka berdua, Saburo melihat orang itu termengun di meja makan dengan sebelah tangan menopang dahi.
Ekspresi itu lagi, ekspresi yang pernah dia lihat , dihari saat Jiro membantingnya ke tembok.
'Sakit kepala kenapa lagi si bodoh itu.'
Benar saja, orang itu mendesis setelahnya. Bahkan tampak tak menghiraukan kehadiran Saburo yang jelas duduk di hadapan nya, Jiro masih memijat kepala, wajahnya tambah berkerut. Saburo jadi ikut memikirkannya, ini sudah lewat hampir dua minggu dari hari itu, namun sepertinya Jiro masih sering sakit kepala.
Jangan terlalu keras padanya, karena kau yang paling tau apa yang Jiro lewatkan.
'Kenapa aku jadi ingat perkataan Ichi-nii. '
"Bukannya aku peduli, tapi makananmu akan dingin." Ujar Saburo akhirnya.
"Dan jika sakit kepala pergilah ke dokter, jangan membuat dirimu dan orang lain kesusahan nanti."
Yang ditegur mendongak, menggambil segelas air dan meneguknya sebelum meninggal meja makan, namun baru beberapa langkah suara Saburo menghentikannya.
"Jangan buang-buang makanan! "
"Aku akan minta bibi menyimpannya untuk makan malam." Balas Jiro dingin.
"Jika tidak ingin makan bilang sejak awal, kau hanya membuatnya terbuang."
Jiro berbalik, ekspresi bengis mengarah lurus pada Saburo. "Berhentilah menceramahiku dan bertingkah sok benar, aku muak mendengar mulut besarmu yang tidak pernah ada habisnya!!"
Perhatian Saburo tertuju penuh pada Jiro, ia menaruh peralatan makannya hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring, dan dengan bodohnya meladeni sikap Jiro yang lebih sensitif daripada biasanya.
"Aku mengatakannya karena tindakkanmu tidak ada yang benar."
Jiro berdecih, "Tidak ada yang benar? Benar menurut siapa? Jangan samakan standar hidupku dengan hidupmu yang tinggi dan selalu disanjung banyak orang itu."
"Hah?"
"Kau sudah berusaha sangat keras untuk mendapat pengakuan ya Saburo, untuk menjadi seorang Yamada bungsu yang menjadi kebanggan keluarga seperti sang kakak suling, wah kental sekali darah Yamada mu." Sambung Jiro yang membuat Saburo kian tersulit emosi merasa usahanya dicemoohkan.
"Apa yang salah dengan itu hah?!" Saburo mulai meninggikan suaranya. Sementara Jiro semakin gencar membalas cemohan Saburo selama ini.
"Tidak ada yang salah, namun bagaimana rasanya saat usahamu dicemooh? Itu yang sering kau lakukan padaku."
"Kauu. Begitukah kau balasan untuk orang yang mengkhawatirkanmu." Saburo bangkit dari tempat duduk, giginya bergemeletuk.
Jiro kembali kembali berkata dengan dingin. "Kau?khawatir padaku? Seperti itukah caramu mengkhawatirkanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen Wakaranai
FanfictionDengan sengaja kami mengabaikannya, dan kami tidak tau apa-apa tentang dirinya, seharusnya aku tidak merasakan apa-apa karena aku kira aku membencinya. Ya seharusnya begitu. Namun rupanya aku menyesal, menyesal karena tidak bisa mengatakan apa yang...