CHAPTER 6

142 22 0
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

"Ichi-nii, kapan kau kembali?"

Ichiro memasang dasi walau masih ia biarkan longgar. "Sekitar jam 5 pagi, kami ikut penerbangan malam karena hari ini Oyaji ada meeting pagi."

Saburo mengangguk paham, dan ikut bergabung dalam meja makan yang baru diisi mereka bedua.

"Apa kemarin kau terjebak badai?"

"Iya Ichi-nii."

"Jadi kau tidak memanggil supir untuk menjemputmu?"

"Tidak Ichi-nii, akan lama jika menunggu supir berangkat dari rumah, jadi pada akhirnya kami pulang dengan kereta." Jelas Saburo ikut sembari menengak segelas jus jeruk.

Namun kalimat itu membuat Ichiro kembali melontarkan tanda tanya. "Kami?"

"A-aa itu, aku dan Jiro tidak sengaja bertemu,"

Ichiro mengulum senyum mendengar kata sengaja yang keluar dari mulut Saburo. Pasti Jiro sengaja tidak memberi tahu kalau Ichiro pertemuan itu memang sengaja. Di sengaja oleh Ichiro lebih tepatnya.

"Katanya dia baru pulang dari dokter."

Senyum Ichiro luntur, "Dokter? Lalu apa katanya?"

Si bungsu menggulir bola mata, ragu untuk menatap Ichiro dengan jawaban yang akan dia berikan. "Maaf Ichi-nii, aku tidak bertanya, namun pasti mengenai sakit kepalanya."

Sudah Ichiro duga pasti tentang itu, namun mengapa Jiro tidak bilang padanya bahwa dia akan ke dokter lebih dulu sebelum menjemput Saburo di tempat lesnya.

Ichiro mengacak rambut Saburo kala anak itu terlihat memikirkan sesuatu. "Tidak perlu meminta maaf Saburo, namun terimakasih ya."

Hijau-biru melebar dengan pancaran berbagai macam arti. "Untuk?"

Ichiro tak menjawab, hanya tersenyum padanya. Saburo tidak mengerti apa yang dipikirkan laki-laki itu. Namun Saburo merasa, Ichiro salah dalam memberi nilai.

"Daripada itu, Saburo, kau sehabis bergadang? "

Yang ditanya mengerjap kembali pada kenyataan, Ichiro kembali menatapnya dengan penuh tanda tanya. Manik hijau-biru bersembunyi dibalik kelopak mata, memberi sebuah anggukan kecil sebagai respon, dia tiba-tiba lelah untuk sekedar mengucapkan sebuah kalimat yang sudah terjawab walau sekali lihat.

"Sepertinya aku terlalu banyak berpikir kemarin, dalam mimpipun aku belajar." Sedikit berbohong Saburo rasa tidak apa agar dapat menutupi rasa malu tentang bahasan sebelum ini, padahal yang memenuhi otak dan membuatnya tak bisa memejamkan mata dengan benar adalah tentang percakapannya dengan Jiro.

Telapak tangan besar Ichiro masih menangkup kepala sang anak bungsu, memberinya belaian pelan. "Jangan terlalu keras belajar, semua ada takaran dan batas waktunya. Jadi, lebih bersantailah Saburo, yang kau kejar pasti tidak akan pergi jauh."

Ichiro menarik lengannya, sementara Saburo semakin menunduk, dia senang mendengar hal itu dari Ichiro. Itu berarti Ichiro tidak akan pergi jauh darinya.

"Ano.. Ichi-nii?"

"Ada apa Saburo?"

"Aku tidak melihat Jiro?" Tanya sang kepala keluarga mengalihkan perhatian mereka, kehadirannya sedikit menghembuskan wangi dupa dibalik menyengat nya parfum dengan aroma kuat.

Gomen WakaranaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang