DISCLAIMER
Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono
•
•
Happy reading••••••••
••••••
••••
•••
••
•Jiro membuka pintu kamar tergesa, dia tidak dapat lagi menahannya, matanya terlalu berkunang sehingga tak dapat berjalan dengan benar, dunia yang ia lihat dan pijak terasa bergoyang, belum lagi dia hanya memiliki satu kaki yang dapat menopang tubuhnya dengan benar, nafas terasa berat dan memburu, sakit di kepala itu kembali lagi, rasa sakit yang tidak main-main dan selalu dapat membuat otot-otot tubuh nya melemas, bahkan mati rasa kecuali apa yang ia rasa di kepala.
Anak tengah Yamada itu berpegangan pada tembok atau apapun yang dapat menopang agar tubuhnya, agar tidak oleng dan jatuh menghantam lantai dingin di awal bulan September, dimana pancaroba terjadi berkat peralihan musim panas ke musim gugur.
"Ughh.. Obat. " Tangan yang menggapai rupanya lebih dulu kehilangan tenaga.
Bruk
Rupanya dia tidak sekuat itu, padahal hanya tinggal beberapa langkah lagi dia bisa mencapai tempat penyimpanan obat, namun rupanya tubuh dan otak tidak sejalan.
Jiro meringkuk, memegangi kepala yang berdenyut keras, rasanya seperti ingin meledak, seperti diremas dari dalam, dihantam sesuatu namun itu belum cukup untuk membuat kesadarannya hilang. Dunia seakan berputar dan membuatnya mual, Jiro memukul kepala dengan keras, namun itu tidak membantu.
"Ugh.. to-tolong."
Apakah suaranya terdengar? Adakah yang mendengarnya? Jiro bahkan tidak dapat mendengar suaranya sendiri. Lagipula tidak akan ada yang menolongnya, dan Jiro tidak berharap ditolong untuk masalah satu ini.
Ya sepertinya.
'Sakit.. Sekali.'
Sakit tidak sebanding dengan luka fisik lain, namun sebanding dengan nyeri di dada yang ia rasakan setiap saat walau tidak terluka secara nyata.
Ia menarik kedua kaki hingga menempel ke dada, semakin meringkuk, air mata kembali keluar tanpa ia tahan, Jiro menangis keras dalam diam.
Sakit, lelah.
Sebenarnya apa yang harus dia lakukan agar semua rasa sakit ini menghilang. Semua, ia ingin menghilangkan semua rasa sakit ini, bukan hanya rasa sakit fisik, namun juga rasa sakit di hati selama bertahun-tahun menyiksanya, namun dia sadar dia harus tetap menjalaninya sebagai hukuman atas dosa atas kebodohannya.
Benar, Saburo benar, Jiro baru sadar, dia memiliki dosa yang harus dihadapi sebagai tanggung jawab, dia tidak bisa pergi kemanapun, tidak dapat kabur dari takdir sebagai figur bersalah untuk keluarganya.
Sepertinya, sebuah mimpi yang ia katakan pada Ichiro adalah sebuah omong kosong di saat ia lupa diri.
Lagipula untuk saat ini.. Jiro rasa dia masih kuat, semua ini akan lewat, selama ini dia akan baik-baik sama, dia bisa melewatinya, melewati hal berat dari dalam bahkan luar yang ikut mengiring nasib buruknya, benar begitu, Jiro masih kuat untuk terus hidup. Dia harus menebus kesalahan nya dengan menjadi pelampiasan sampai keluarga dan orang-orang itu puas.
Jiro masih kuat, dia hanya lelah.
Dan dia tetap harus menebus nya... Namun.. Apakah cara seperti ini sudah benar? apa ini memang benar bahwa dia salah? Apa harus dia tetap bertahan dalam jangka waktu yang entah selesai kapan. Apa benar dia harus dibenci sampai seperti ini oleh orang-orang yang ia cintai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen Wakaranai
FanfictionDengan sengaja kami mengabaikannya, dan kami tidak tau apa-apa tentang dirinya, seharusnya aku tidak merasakan apa-apa karena aku kira aku membencinya. Ya seharusnya begitu. Namun rupanya aku menyesal, menyesal karena tidak bisa mengatakan apa yang...