CHAPTER 8

173 26 10
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading

••••••••
••••••
••••
•••
••


Pada akhirnya Saburo mengurungkan niat untuk menjenguk Jiro sore itu. Tak berselang sehari setelahnya Jiro sudah diperbolehkan pulang, itupun menurut pesan yang kakak tertuanya kirim padanya, dan hal tersebut sedikit dapat menenangkan Saburo, ia pikir  Jiro tidak mengidap sesuatu penyakit serius yang dapat menahan anak tengah Yamada tersebut menginap berhari-hari.

"Hm baguslah, " Gumam Saburo, tak sadar bahwa sejak tadi Ramuda memperhatikan nya.

Begitu bel pertanda berakhirnya seluruh rangkaian pelajaran hari ini, Saburo bergegas membawa langkah kaki meninggalkan sekolah. Melihat jam tangan yang melingkar lengan kiri, satu jam lagi ia harus mengikuti les bahasa, waktu yang ia miliki mepet untuk sekedar singgah ke rumah, dan masih lama untuk benar istirahat di rumah. Padahal, harus ia akui walau enggan, ia sangat ingin bertemu dengan Jiro, untuk menghujaninya dengan pertanyaan.

Otak cerdasnya kembali dipacu untuk berpikir untuk memilih beberapa pertanyaan dari puluhan pertanyaan lain yang ingin dia tanyakan.

Saburo menghela nafas kasar, mengambil ponsel dan mengecek inbox yang ternyata terdapat pesan dari Jiro kemarin. Saburo mendengus, sempat-sempatnya orang itu bertanya padanya apakah dirinya sudah sembuh apa belum, padahal dia sendiri lebih mengkhawatirkan.

Saburo menyimpan ponselnya, kembali menaruh perhatian pada jalan yang diramaikan oleh anak jenjang sekolah nya maupun jenjang sekolah Jiro.

"OI, kau tidak berpikir untuk kaburkan?"

"Kau harus temani kami seharian."

Saburo menggulir matanya, nada suara tersebut khas sekali, khas pembulian, lebih baik dia tidak terlihat.

"oh, apakabar dengan Jiro-chan? apa dia melarikan diri dan menyerah kali ini?"

Pemikiran itu langsung tersisih begitu mendengar nama yang begitu familiar. "Kenapa mereka membawa-bawa Jiro? "

"Oww aku penasaran sekali dengan hal itu, biasanya dia akan memasang tingkah sok kuat."

Saburo menghentikan langkah begitu, dan mendongak kala suara-suara saling bersahutan dari arah berlawanan. Sedikit terkejut kala ia berpapasan dengan teman-teman Jiro, bahkan mereka sendiri terlihat ikut terkejut melihat Saburo. Namun fokus Saburo jatuh pada sosok yang ia lihat kemarin di rumah sakit.

Saburo terpaku sejenak.

"Oh, Kau adiknya Jiro." pekik salah satunya dengan senyum lebar yang aneh bagi Saburo. "apa kaki kakakmu baik-baik saja?"

"Ja-jangan ganggu Yamada-san, Jiro -kun sudah bilang kemarin. A-ayo ki-kita pergi ke karaoke." Ujar pemuda yang ia lihat kemarin itu dengan gelisah secara berlebihan menurut Saburo.

"Yaampun, diamlah Jyushi, aku hanya ingin bicara sebentar dengan teman satu sekolah adikku. Oh, kata adikku kau anak jenius di SMP kalian ya."

"Sangat berbeda dengan Jiro-chan ya hahaha." Suara tawa itu terdengar mengolok dan menyebalkan. Jiro benar-benar bodoh dalam memilih pergaulan, mereka benar-benar menggambarkan berandalan sekolah yang brengsek.

"Su-sudah, ja-jangan ganggu Yamada-san! " Ujar laki-laki yang sebelumnya dipanggil Jyushi tersebut. Senyumnya terlihat sangat terpaksa, namun kian memudar kala rangkulan membungkus baju laki-laki tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gomen WakaranaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang