04. Stutter.

37 16 9
                                    

"Dari hasil pidato dan voting para siswa, untuk yang mencalonkan sebagai ketua osis tahun ini. Kami memutuskan untuk memilih Argantara Abiantara untuk menjadi ketua osis di sekolah kita. Ayo semuanya tepuk tangan untuk ketua baru kita!"

Tepukan apresiasi dari seluruh massa yang ada di sekolah terdengar sangat nyaring di setiap penjuru aula sekolah. Apalagi para kaum hawa, mereka bersorak-sorai melihat sosok Arga, yang memang sering di idam-idamkan oleh para puan.

"Oke, sekarang yang mewakilkan jadi wakil ketua osis, silahkan berikan pidato kepada seluruh teman-teman disini berisi alasan kenapa mereka dan kami para guru harus memilih kamu."

Satu-persatu siswa yang mengajukan dirinya, naik ke atas panggung aula. Sampai tiba saatnya untuk Kinara Amanda Raputri untuk memberikan pidatonya.

"Kinara Amanda Raputri, silahkan giliran kamu ya nak." Papar bu Nina, selaku kepala sekolah. Kinara memandang karibnya, Haura Adiratna.

"Come on! You can do this Kina. Slay it off girl." Haura menaruh senyum percaya diri pada Kinara, karena Haura yakin Kinara bisa melakukannya.

"Silahkan, Kinara." Bu Nina menyerahkan microphone nya.

"H-h-halo saya Ki-n-n-nara, s-saya mau kalian memilih s-s-s-"

"Maksud lo itu 'saya'?! Pfttt hahaha..." Radina, gadis itu berbicara dengan keras sehingga membuat semua orang tertawa.

"Radina! Tidak sopan kamu! Teman kamu sedang berbicara tau gak?"

"Maaf ya Kina, kamu bisa lanjutkan pidato kamu nak."

"T-t-terimakasih bu N-n-nin-"

"Tuh kan bu? Bilang terimakasih aja dia lama banget, udah mau 2 menit tau gak? Waktu pidato setiap orang kan cuman 3 menit bu.."

"Radina! Sekali lagi kamu ngomong, kamu saya kirim ke kantor kepala se-"

Kringgggg...

"Uhm... maaf Kinara, waktu kamu jadi terpotong. Akan dilanjut setelah bel setelah istirahat berbunyi."

Semua orang mulai meninggalkan ruang aula, dan dapat sayup-sayup Kinara dengar banyak orang yang ngeghibah tentang dirinya. Oh jangan tanya Haura.. daritadi dia sudah ingin mencincang Radina.

"Hey.. Kina? Gapapa. Kita makan dulu ajak yuk! Biar nanti kamu pidato lagi bisa lebih semangat."

"Uhm... g-g-gausah.. gue m-m-mau sendiri dulu." Haura dapat melihat jelas kesedihan sang karib.

"Well, gaada pilihan lain selain gue sendiri yang seret lo ke kantin."

"T-t-tapi.."

"Gaada tapi-tapian ya Kinara Ra-"

"Woi, liat.. si Kinara yang anak gagap itu.. udah tau gagap kok masih bisa-bisanya mau jadi wakil ketua osis."

"Iya, masa iya dampingin si Arga dia hahaha.."

"Cih! Should we call her by 'Stutter Kinara' from now on? Pftt.. hahaha"

Saat berjalan di koridor, ternyata hari ini bukanlah hari yang menyenangkan untuk Kinara. Ekspresi Haura? Ah dia ingin mengaum sekencang-kencangnya.

"HEH! Urusin urusan lo aja bisa ga?! Lo juga belum tentu sempurna! Kina mungkin punya kekurangan, tapi dia punya kelebihan yang lebih bagus!" Mata Haura seolah ingin keluar dari habitatnya.

"H-h-aura.. u-udah ayo..."

✹✹✹

"Permisi?"

LUXURIES | 2HYUNJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang