10. Feelings

34 11 7
                                    

"Dia ngirim lagi?" Pemuda itu mengambil kantong plastik berisi surat kecil dengan susu dan roti sebagai hadiah kecilnya.

"Wassup bro Arga!" Jinandra Achiel, teman dari pemuda yang satunya. Lumayan berbakat dalam hal melelehkan hati wanita.

"EHH ANJIR- WOI NAN ASTAGA." Arga mengusap-usap dadanya, takut-takut jantungnya terlepas dari kediaman. "Kalo nyapa biasa aja dong, gue kaget."

"Abisnya lu keliatan serius ngeliatin kresek. Lo sekarang demen kah ama kresek? Kemarin lu malah demen ama lemari."

"Goblok lu Nan. Gua masih lurus pol.."

"Ya ya ya. Itu dari fans lu lagi yak?"

"Hooh kayaknya mah" Arga mengambil kresek tersebut lalu memasukannya kedalam tas hitamnya. Tipikal cowo-cowo sih tas hitam doang.

✹✹✹

"Oi Nara, lu masih ngasih sesuatu gitu di loker doi?"

"Iya.. kenapa Ra?"

"Gapapa sih..." Haura mengigit ujung kukunya.

"Kenapa?"

"Gue liat tadi, dia jalan gitu sama anak sebelah. Sek tak inget dulu namanya sopo yo tadi tuh.. ra.. rand.. Oh! Radina cuy."

"Oh, yaudah..." Haura dibuat frustasi karena jawaban Kinara. Haura cuman gamau nanti Kinara sakit kalau suka terlalu dalam sama Arga. "Duh manis, lu kan cantik kayak berbi. Mending cari yang lain aja ya? Gue takut lu tersakiti."

"I've tried, but I can't. I'll just let it be like this."

"Bertahan dalam embel-embel teman itu sakit loh. Lu coba nyatain perasaan aja."

"Ga gampang Haura." Kinara memalingkan pandangannya, ia berfokus pada buku yang sedang dibacanya.

"Have you tried?"

"Belum"

"Nah itu! Kalau belum coba mana tau hasilnya. Gaada yang tau, siapatau dia juga punya perasaan yang sama?"

"..."

✹✹✹

Bel pulang sekolah telah berdering, saatnya para murid pulang sekolah.

"So? Have you made your mind yet?" Haura bertanya, sambil menyodorkan permen kecil yang ia beli di warung mbok Sri.

"Gue ga akan langsung confess. Mungkin tanya-tanya dulu tipe dia bagaimana."

"Apapun itu oke kok. Asal lu ga terluka oke."

"Nar, mama gue udah dateng. See you tommorow? We'll talk about it, bye."
Setelah berpisah dari Haura, Kinara mengecek ponselnya. Jarinya memencet icon aplikasi ichat, mencari tajuk kontak Kak Dimas.

"Walah, kok aku chat ngga dibales-bales." Kinara bergumam kecil sambil menunggu balasan dari sang kakak.
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤ

"Nar? Kinar.."

"Eh? Kak Dimas lama banget sih?"  Kinara sampai-sampai tertidur karena menunggu sang kakak di dekat sekolah.

"Gue bukan Dimas." Kinara menggesek-gesek matanya berusaha melihat siapa pemuda yang ada di depannya.

"Arga? lu ngapain?"

"Lo tadi ketiduran disini. Masa iya gue biarin. Gue antarin aja ya? Udah sore. Gue juga bawa mobil" Ya ini tentu kesempatan banget buat mereka bisa ngobrol berdua. Kinara mengangguk pelan.

✹✹✹

"Nar, gue lagi naksir nih sama cewe." Bukan, bukan Kinara yang bertanya duluan. Malahan Arga yang membuka topik terlebih dahulu.

"Oh... siapa?"

"Aduh, lu cepu ga nih?"

"Ngga, kasitau aja."

"Gue suka sama temen lu yang sering bareng ama lu. Haura kan namanya? Cantik banget."

deg

"HAH?" Tanpa sadar, Kinara memekik kaget.

"Kenapa?"

"O-oh.. Haura ya.. i-iya dia temen gue."

"Nah lo mau kan bantu gue pdkt sama dia. Ayo dong kan lu temen gue"

Batin Kinara seolah menjawab, "Well, I wish we can be more than a friends." Tapi bibirnya tidak berani berucap seperti itu.

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
Fin.

Jinandra Achiel

Jinandra Achiel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUXURIES | 2HYUNJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang