52

385 35 6
                                    

"Minju pulang"

Suho yang sedang duduk didepan TV memangku laptopnya langsung menoleh ke arah Minju.

"Minju" panggil Suho,membuat Minju menghentikan langkah kakinya.

"Darimana?"

"Latian" jawab Minju seadanya,lalu jalan menaiki tangga.

Suho langsung melepaskan kacamata yang bertengger di hidungnya lalu berlari mengejar anaknya.

"Minju Minju" Suho mencekal lengan Minju.

"Kenapa Pa?"

"Kemarin dia datang lagi"

Minju memutar bola matanya malas.

"Minju,Papa mohon"

Minju tiba tiba merasa bersalah melihat mata Suho seperti memohon menatapnya.

"Pa,Minju ga bisa" ujar Minju lalu melepas cengkeraman tangan Suho dilengannya.

"Minju,Papa mohon demi Mami"

Minju berusaha menuliskan pendengerannya. Ia lelah setiap kali Suho membahas wanita itu.

"Mami sakit" tangan Minju yang sudah memegang knop pintu kamarnya langsung terlepas.

"Sakit?"

Suho mengangguk.

Cklek

Minju membuka pintu kamar orang tuanya. Setelah diberitahu oleh Suho tadi,Minju langsung berlari ke kamar orang tuanya untuk melihat keadaan Irene.

Minju masuk dan meletakkan tasnya di sofa dekat ranjang dimana Irene terbaring disitu.

"Mami" panggil Minju pelan bahkan hampir berbisik.

Minju duduk dilantai lalu menggenggam tangan Irene yang pucat dan keliatan kurus akhir akhir ini.

"Mami maafin Minju" ujar Minju sedikit bergetar.

Irene jarang sakit setau Minju. Walaupun hubungan mereka juga tidak terlalu dekat,karena Irene juga orang yang cukup sibuk bekerja. Tapi sejak Suho berubah menjadi temperamental dan sering memukuli Minju, Irene lah orang yang selalu melindungi dia.

Minju memegang dahi dan leher Irene yang terasa sedikit panas. Mungkin, Maminya terkena demam.

Matanya tertuju ke tangan Irene di genggamannya. Tangan kurus putih pucat membuat Minju semakin sedih.

Semenjak munculnya wanita itu, pola hidup Maminya menjadi  sedikit berantakan. Bahkan, Minju tidak tau Irene makan atau tidak. Setiap kali dia mengajak Maminya, selalu ditolak dan mau tak mau Minju harus makan sendiri.

Apalagi wanita itu dengan lancangnya berani menemui Irene. Entah disengaja atau tak disengaja, pasti wanita sialan itu selalu mengatakan hal hal membuat Irene sedikit banyak pikiran.

"Minju"

"Mami?!"

"Mami,udah tiduran aja" Minju menahan badan Irene untuk beranjak duduk.

"Kamu kapan pulang?" tanya Irene dengan suaranya yang masih lemas. Tangannya yang mengusap wajah Minju juga sedikit gemetar langsung Minju genggam.

"Baru aja, maaf ya Mi. Minju kemaren pergi ga ijin sama Mami"

Irene tersenyum lembut balas menggengam tangan hangat Minju,"gapapa, sama Nana kan?" Minju ngangguk "kalo sama Nana,Mami ga khawatir kok"

Minju ikute tersenyum tapi sedetik kemudian senyuman itu hilang. Tiba tiba ia teringat dengan syarat yang diajukan oleh Ibu Heejin atau mantan istri Papanya.

MY LOVELY ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang