1.Hujan

462 63 0
                                    

"Kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya."

|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Kuroo Pov

Tepat setelah aku keluar dari gedung tempatku bekerja, setetes air membasahi pipiku. Aku menatap keatas, semakin banyak butiran-butiran air dari langit yang jatuh ke bumi. Ahh, hujan. Aku mengambil payung didalam tas dan membukanya.

Dengan langkah perlahan, aku melanjutkan tujuanku. Yaitu untuk pulang.

Orang-orang disekitarku berlarian untuk mencari tempat teduh. Banyak juga yang berlalu lalang dengan payung sepertiku.

Aku benci hujan. Sepatuku pasti akan kotor karena hujan.

Aku berjalan menyusuri trotoar yang sudah basah karena air hujan. Suasana hujan dimalam hari sangat indah. Tapi entah mengapa aku tidak menyukainya.

Pandangan mataku berhenti pada deretan poster disampingku. Poster dengan gambar orang yang sangat ku kenal.

Aku merindukannya, tapi aku tidak bisa menemuinya. Mungkin hanya
0,1% kesempatanku untuk bisa menemuinya.

Ya, dia adalah Kenma. Orang yang sangat dekat denganku sejak kecil.

Aku terus berjalan, mataku tak berhenti memandangi deretan poster itu.

Kenma adalah seorang publik figure. Aku hanyalah sebutir debu diantara 30 juta orang lebih.

5 tahun yang lalu, itulah terakhir kali aku bertemu dengannya. Setelah lulus SMA kami tak pernah bertemu lagi. Dalam 5 tahun itu pula Kenma bisa mendapatkan 30 juta penggemar lebih.

Wajahnya sering berlalu lalang di layar kaca. Dia juga memiliki beberapa perusahan besar.

Aku hanya bisa melihatnya diposter atau dibalik layar kaca. Biasanya aku juga menonton channel youtubenya.

Aku pernah mencoba menemuinya tapi aku kalah dengan jutaan orang itu.

Aku mencoba dm instragamnya hingga twitter nya tapi tentu saja pesanku akan tenggelam ditimpa pesan dari ribuan orang.

Dia sangat sukses sekarang. Wajahnya sudah tampak dewasa dan berwibawa tidak seperti dulu. Dia juga lebih sering tersenyum.

Aku mengalihkan pandanganku ke sebuah gedung disisi jalan yang menayangkan salah satu video Kenma. Bibir ku terangkat melihat itu.

Saat sedang fokus melihat video itu tiba-tiba seseorang dengan hoodie hitam dengan topi serta masker menabrakku.

"Ah maaf." ucapku.

Orang itu terjatuh, aku hendak membantunya tapi dia segera bergegas pergi.

"Hei, tunggu!"

Orang itu sudah menjauh dari ku dan menghilang dikeramaian. Aku menganggkat bahuku.

Orang aneh! Pikirku.

Aku melihat sebuah ponsel di samping sepatuku, sepertinya ini milik orang itu. Aku mengambilnya dan berbalik arah dimana orang itu pergi. Semoga saja dia belum jauh.

Mata tajamku memandangi satu persatu orang yang berlalu lalang. Sepertinya akan sulit menemukannya dalam keadaan ramai seperti ini.

Saat melewati sebuah gang sempit, ekor mataku menangkap seseorang. Aku menghentikan langkahku tepat di depan gang sempit itu.

Benar, itu adalah dia. Orang itu berjongkok dipinggir tembok dan memeluk lututnya.

Aku berjalan menghampirinya. Dia terlihat sangat terkejut saat melihat sepatuku. Perlahan matanya naik keatas dan bertemu dengan mataku.

Iris emasnya bertemu dengan iris coklatku. Pupilku melebar ketika melihat matanya.

"K-kuroo?" ucapnya pelan. Matanya tak lepas dari diriku.

Aku bisa melihat wajah terkejut dibalik maskernya.

Suaranya terasa familiar di telingaku.

"Kenma?" tanyaku balik dengan sedikit ragu.

Tidak mungkin bukan seorang Kenma Kozume ada digang sempit seperti ini dan berkeliaran sendiri dimalam hari.

Dia membuka maskernya. Dan langsung memelukku. Pelukannya sangat erat. Tapi aku bisa merasakan ketakutan dalam dirinya.

"Apa ini benar-benar Kenma?" tanya ku lagi.

Dia melepas pelukannya dan menatapku dengan pandangan sayu. Wajah yang biasa ku lihat di balik layar kaca kini dia ada didepanku.

"Iya Kuroo, ini gue." jawabnya dengan senyuman lembut.

Aku menjatuhkan payungku. Tanganku terulur untuk melepas topinya.

Rambutnya masih halus seperti dulu.

Kemudian tanganku turun untuk meraba wajahnya. Wajah yang terlihat sangat lelah.

Tanpa keraguan lagi aku balik memeluknya. Menyalurkan kerinduan selama lima tahun ini.

"Gue pikir gue mimpi," ucapku.

Aku sungguh ingin menangis saat ini. Kerinduanku terbayarkan dengan tidak sengaja.

"Lo gak mimpi Kuroo. Gue yang beruntung bisa ketemu sama lo." suaranya sangat terdengar lembut ditelingaku.

Aku bisa merasakan tangannya mengusap punggung lebarku.

Aku menjauhkan dirinya dari tubuhku. Tanganku memegang kedua bahunya.

"Ken, lo ngapain disini, gimana kalo ada yang liat lo?" tanyaku menatap serius mata Kenma. Kemudian menoleh kekanan dan kekiri memastikan bahwa tidak ada orang yang melihat kita.

Pandangan Kenma turun kebawah, dia tampak sulit untuk menjawab pertanyaan ku.

"Dimana manager lo? biar gue panggilin." tawarku.

Dia menggeleng, "Boleh gue ikut kerumah lo?" tanyanya.

Dahiku mengernyit, untuk apa Kenma ingin kerumahku. Bukankah dia orang sibuk sekarang.

Tapi aku tak mau memikirkan apapun lagi. Aku mengangguk menyetujui permintaan Kenma. Ini kesempatan langka dalam hidupku.

"Ya udah ayo!" ucapku setuju.

Dia langsung menegakkan kepalanya dengan semangat.

"Tapi pake lagi masker sama topi lo, biar gak ada yang liat."

Dia mengangguk dan segera memakai masker serta topinya.

"Oh ya, ini hp lo kan?" ucapku seraya menyodorkan ponsel yang ku temukan tadi. Dia menerimanya dan kembali menyimpannya.

Aku kembali mengambil payungku yang jatuh tadi. Saat ini masih hujan, dan aku hanya memiliki satu payung. Ini tidak akan cukup untuk kita berdua.

Sebuah ide terlintas di otakku. Aku menyerahkan payungku pada Kenma dan berjongkok membelakanginya. Dia tampak kebingungan.

"Ayo," ucapku seraya menepuk-nepuk punggungku.

"Lo mau gendong gue?" tanyanya.

Aku menoleh kebelakang dan tersenyum.

"Iya, kaya dulu."

Kenma tampak tersenyum, kemudian dia naik ke gendonganku. Satu tangan Kenma memegang payung dan satu tangan yang lain merangkul leherku.

Aku perlahan berdiri, berjalan menyusuri jalanan yang basah karena hujan.

Hujan menjadi saksi pertemuan kita malam ini.

Tbc.

Hanya sekedar cerita pendek yang ada di haluanku.

Jangan lupa komen, vote and follow.

Buat yang nunggu Gojoxreader sabar ya, masih proses. Ntar up nya langsung tamat kaya ini.

Eccedenttesiast [KuroKen] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang