5.Dimana

163 38 0
                                    

Kuroo POV

Hari ini, genap satu minggu Kenma ada dirumahku. Aku merasa memiliki teman, sebelumnya aku hanya sendirian. Orang tua ku memilih untuk tinggal dirumah peninggalan nenekku.

Dan minggu lalu, saat Alisa datang kerumah, ternyata dia ingin membicarakan soal pernikahan.

Ya, aku berencana menikah dengan Alisa beberapa minggu lagi. Kami sudah merencanakan ini sejak lama.

Aku berharap Kenma bisa menghadirii pernikahan kami. Itulah impianku, sebuah pernikahan yang dikelilingi oleh kebahagian. Pernikahan, yang diisi oleh orang-orang terdekat dan yang kita sayangi. Ahh, membayangkannya saja sudah membuatku bahagia.

Malam ini, sepulang dari kantor aku mampir membeli beberapa makanan untuk Kenma termasuk apple pie kesukaaanya . Sesekali dia harus makan enak bukan?

Aku bukannya tidak mampu atau tidak punya uang, tapi aku malas untuk membeli makanan.

Aku menghentikan langkahku sesampainya di depan pintu rumah. Ku ketuk tiga kali pintu rumahku.

Beberapa saat kemudian, Kenma membukanya. Menampakkan dirinya dengan kaos kebesaran milikku serta sebuah ps ditangannya. Beberapa hari ini, menyambutku sepulang kerja sudah menjadi kebiasaannya.

Tanpa mereka sadari kebiasaan Kenma itulah yang menbawa petaka.

"Ah, Kuroo. Selamat datang." ucapnya.

"Aku pulang." jawabku.

"Oh ya gue beli beberapa makanan buat lo. Jadi malam ini gue gak perlu masak." ucapku seraya mengangkat kantung plastik ditanganku.

"Makasih, padahal masakan lo yang terenak Kuroo." ucapnya.

Aku hanya nyengir, apa benar masakanku seenak itu. Bahkan Alisa saja bilang kalo itu terlalu asin atau manis.

Kami berjalan beriringan menuju dapur, ku letakkan plastik itu diatas meja makan. Aku melepas jasku sehingga hanya tersisa sebuah kemeja. Aku menggulung lengan kemejaku sampai ke siku.

Kemudian aku mengambil piring untuk makanan itu.

Baru saja aku meletakkan piring itu di meja suara ketukan pintu mengejutkanku.

"Kenma, lo bukain makanannya biar gue yang bukain pintu." pintaku pada Kenma yang tengah sibuk bermain game. Dia hanya mengangguk sekilas.

Aku berjalan menuju pintu rumahku. Siapa yang berkunjung malam begini. Apa itu Alisa?

/ceklek

Tubuhku menegang melihat beberapa orang berjas hitam di depanku.

"Siapa kalian?" tanyaku penuh selidik.

"Dimana tuan Kozume?" tanya salah seorang dari mereka.

Dahiku mengernyit, Kozume? Bukankah itu nama Kenma.

"Tidak ada yang bernama Kozume disini." jawabku dingin.

Aku pikir mereka akan pergi setelah mendengar jawabanku tapi mereka malah memaksa menerobos masuk. Dengan sekuat tenaga aku berusaha menahan mereka untuk tidak masuk.

"KENMA LARI!" teriakku. Aku harap Kenma bisa mendengar nya dan paham akan situasi.

Author POV

Kenma yang mendengar teriakan Kuroo dari dapur pun mengintip sedikit apa yang terjadi pada Kuroo dari balik tembok.

Matanya membelalak, tanpa babibu dia segera naik ke lantai dua rumah Kuroo.

Para manusia berjas hitam yang melihat Kenma berlari pun langsung menerobos begitu saja. Kuroo yang hanya sendirian tak bisa menahan mereka lagi.

"Hei siapa kalian? Keluar dari rumahku!" perintah Kuroo.

Mereka menulikan telinganya. Dengan langkah cepat mereka naik untuk mencari Kenma.

Tanpa belas kasih, mereka mengobrak abrik seisi rumah Kuroo.

Kuroo hanya bisa berharap, semoga Kenma tidak keluar dari peesembunyiannya apapun yang terjadi.

"Katakan dimana dia?!" tanya salah seorang dari mereka.

Beberapa saat mencari mereka tak menemukan keberadaan Kenma jadi mereka berbalik bertanya pada Kuroo.

"Aku tidak tahu!" jawab Kuroo.

Mereka maju semakin mendekat sedangkan Kuroo semakin mundur hingga akhirnya punggungnya menabrak tembok.

Detak jantungnya tak karuan. Disini Kuroo hanya sendiri, walaupun dia bisa bela diri tapi dia tidak akan mampu melawan lima orang ini.

Salah seorang dari mereka mengangkat kerah kemeja Kuroo dan menatapnya nyalang.

"Katakan!" perintahnya dengan nada penuh penekanan.

"Aku tidak tahu!" elak Kuroo lagi.

Jujur dia benar-benar tidak tahu.

"Sebentar biar ku telepon bos dulu." ucap salah seorang dari mereka.

Dia menyingkir untuk menelpon beberapa saat.

"Baik bos." jawabnya kemudian panggilan itu terputus.

"Bawa dia!" perintahnya.

Mereka paham, salah satu dari mereka memukul tengkuk Kuroo hingga membuatnya ambruk tak sadarkan diri.

Kemudian mereka mengangkat Kuroo dan membawanya pergi.

Sedangkan Kenma dia hanya bisa terus bersembunyi dan berharap semoga tak terjadi apapun pada Kuroo.

Beberapa waktu kemudian Kenma sudah tak mendengar suara apapun lagi. Dia memberikan diri untuk keluar.

Pandangan pertama yang dia lihat adalah rumah Kuroo yang sudah berantakan.

"Apa-apaan ini?" ucap Kenma bingung.

"Kuroo, dimana dia?"

"Kuroo!" panggilnya.

Beberapa kali memanggil, Kenma tak kunjung mendapat jawaban. Dia sudah berkeliling ke setiap sudut rumah tapi dia tak menemukan keberadaan Kuroo.

"Sial, sial, sial! Jangan sampai terjadi apapun padanya." umpatnya kesal.

"Dimana lo, Kuroo." ucap Kenma pelan dengan nada sedih.

Sebuah pikiran terbesit diotaknya.

"Apa mungkin.." Kenma menggantungkan kalimatnya kemudian dia langsung keluar menuju suatu tempat.

Hatinya berkata bahwa Kuroo ada bersama dengan orang itu.

Tbc.

Eccedenttesiast [KuroKen] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang