Hyesung berjalan menuju tempat tidurnya. Perlahan ia duduk di tepi tempat tidur. Pandangannya nampak tak focus. Ia nampak sedikit linglung. Selama lima menit ia pun berada dalam posisi yang sama. Sebelum kemudian matanya menatap pada benda kecil yang ia pegang sejak ia keluar dari kamar mandi.
Pikirannya lalu kembali mengingat pertengkaran besar antara ia dengan Minhyuk. Skandal antara ia dan Junho yang terjadi beberapa minggu yang lalu membuat hubungan ia dengan tunangannya menjadi semakin buruk hingga dua malam yang lalu Minhyuk memutuskan untuk membatalkan pertunangan mereka.
Kala itu, Hyesung tidak peduli jika pertunangan mereka dibatalkan. Karena ia menyadari bahwa ia masih mencintai Junho dan merasa bahwa Junholah lelaki terbaik untuknya. Hyesung pun merasa bersyukur karena dengan batalnya pertunangannya dengan Minhyuk, ia bisa memulai semuanya dari awal untuk memperbaiki hubungannya dengan Junho.
Ia sudah bertekad untuk kembali mendekati Junho. Ia berkeyakinan bahwa meski saat ini Junho mengaku mencintai wanita selain dirinya, tapi CEO The Lee Empire itu pasti akan kembali padanya. Seperti ia yang akhirnya memutuskan untuk kembali pada Junho, ia yakin Junho juga pasti akan kembali padanya.
Dengan keyakinan itu, Hyesung pun mendatangi perusahaan Junho, berharap bisa makan siang bersama mantan kekasihnya itu. Namun, sungguh saying, asisten Junho, Jihyun tak membiarkan ia menemui Junho bahkan mengancam akan memanggil petugas keamanan jika Hyesung terus bersikeras memaksa untuk menemui Junho.
Gagal bertemu dengan Junho tak membuat Hyesung putus asa. Ia sudah bertekad untuk kembali mendapatkan Junho. Semua ada yang dibenaknya adalah mendapatkan Junho kembali. Namun, tiba-tiba pikirannya mendadak menjadi kacau. Dan ia hanya terdiam duduk di pinggir tempat tidurnya.
Helaan nafas keluar dari bibir merah muda Hyesung. Matanya masih menatap lekat pada benda kecil yang ia pegang,
Perlahan kecemasan mulai menyelimutinya.
'Ini pasti akan mengacaukan rencanaku untuk kembali mendapatkan Junho' pikir Hyesung.
Hyesung mengigit bibir bawahnya.
'Apa yang harus aku lakukan? Pertunangan ku dengan Minhyuk oppa sudah batal'
Perlahan jemari Hyesung melepas benda kecil yang sedari tadi ia pegang. Tangannya pun beralih menyentuh perutnya yang masih datar.
'Apa yang harus aku lakukan? Aku tak siap untuk hamil......' pikir Hyesung.
*********************************
Chansung menatap pada pintu yang ada di hadapannya. Matanya lalu melirik pada arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
'Sudah pukul 3 dini hari dan ia masih bekerja. Apa yang pria itu pikirkan?' keluh Chansung dalam hati.
Chansung kembali menatap pintu di hadapannya. Ia pun teringat percakapan telepon antara ia dan Soeun dua malam yang lalu.
Flashback
"Aku tidak tahu, Changsung-ah. Aku selalu bersikeras untuk tidak menyerah, tapi selama di New York aku mulai berpikir mungkin sudah waktu bagiku untuk tidak memaksa diriku. Aku merasa sudah saatnya bagiku membiarkan takdir yang menentukan"
"Aku mengerti semua yang kau alami, Soeun. Aku pun jengkel pada Junho karena skandal itu. Tapi, Soeun... Apa kau benar-benar serius menerima perjodohan mu?"
Hening. Chansung tak mendengar suara dari sebrang telepon untuk beberapa detik.
"Aku hanya memberi kesempatan pada pria pilihan ayah. Jika memang hubunganku dengan Junho tidak berhasil, mungkin pria inilah yang terbaik untuk ku. Kita tidak pernah tahu dengan pasti apa yang akan terjadi selanjutnya. Sama halnya dengan cinta Junho untuk ku. Aku sangat bahagia ia mencintaiku, tapi aku bodoh jika berpikir kebahagiaan itu akan bertahan selamanya"
YOU ARE READING
The Promise (On Going)
RomanceWho's ever thinks that pinky promise long time ago will lead him to chose between two girls. Betrayel teachs him to know true face of people around him. Moreover, it helps him to chose his bride. Addition, it opens his eyes that heart is not always...