Jihyun menghela nafasnya sembari sekali-kali melirik pria yang berjalan di sampingnya. Keduanya baru saja dari sebuah restoran cukup mewah yang berada di dekat perusahaan The Lee Empire dan keduanya sedang berjalan kaki kembali menuju perusahaan tersebut. Semenjak skandal yang melibatkan bosnya, Jihyun mulai menyadari ia dan Haneul kembali dekat. Ia semakin sering bertemu dengan Haneul.
Sebelumnya Jihyun bersikeras berpura-pura bahwa pekerjaan adalah alasan mereka lagi dan lagi bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Meski, hatinya menyadari itu bukan alasan sesungguhnya. Namun, Jihyun memilih untuk berpegang teguh pada alasan tersebut.
Namun, dua hari ini Jihyun menyadari alasan tersebut tak lagi valid. Pasalnya, bosnya saat ini sedang berada di New York. Itu berarti ia tak lagi punya alasan untuk bertemu langsung dengan Haneul karena tak harus menemani Junho rapat dengan Haneul.
"Kau tak harus selalu menemuiku" celutuk Jihyun.
Pria yang berjalan di samping Jihyun pun melirik Jihyun.
"Apa kau tak nyaman?"
Jihyun mengerutkan dahinya mendapati Haneul menanyakan hal tersebut padanya. Sejujurnya ia merasa tak nyaman. Bukan karena Haneul yang membuatnya tak nyaman namun ia merasa tak nyaman karena dirinya merasa nyaman dengan keberadaan Haneul di dekatnya.
Jauh di lubuk hatinya, ia masih memendam rasa untuk mantan kekasihnya itu, Tapi, Jihyun takut kembali terluka.
"... Jika kau tak nyaman karena kita selalu bertemu, aku bisa mencarikan alasan" lanjut Hanuel.
"... Tapi itu berarti aku hanya membohongi diriku sendiri"
Langkah kaki Jihyun terhenti mendengar pengakuan Haneul. Ia lalu menatap pada Haneul yang juga ikut berhenti berjalan.
"... aku tahu kau pasti menyadari apa yang tengah terjadi di antara kita"
Jihyun masih diam. Ia masih tak siap dengan semua yang terjadi meski hatinya tak keberatan dengan semua yang terjadi.
"Uhm... Apa yang terjadi dengan pertunangan Soeun. Ku harap bos ku tak terlambat" oceh Jihyun berusaha mengalihkan pembicaraan.
Terdengar helaan nafas dari Haneul. Pria itu hanya tersenyum tipis mendapati mantan kekasihnya lagi-lagi menghindar obrolan mengenai hubungan mereka.
"Mereka baik-baik saja"
"Benarkah?"
Haneul diam untuk sesaat sebelum kemudian kembali membuka mulutnya.
"... Tak bisakah kau fokus pada kita? Aku sangat senang dengan perkembangan hubungan kita" lanjut Haneul.
"Uhm... aku...aku.." respon Jihyun terbata-bata.
Haneul pun lalu menyelipkan helai rambut Jihyun ke balik telinga. Ia menatap wanita yang mendadak kikuk itu dengan tatapan lembut.
".... Hari ini adalah hari ulang tahunku"
Jihyun menghela nafasnya.
"Aku tahu.... " ucap Jihyun lirih.
Haneul terkekeh.
"Aku senang kau tak lupa..."
Perlahan Haneul membelai lembut pipi Jihyun.
"... ku harap malam ini aku tak sendirian merayakannya di apartemenku"
Bibir Jihyun bergetar mendapatkan sikap manis dan tatapan lembut yang diarahkan Haneul padanya.
"... Aku mungkin akan pulang sedikit terlambat tapi password apartemenku masih sama.... Hari jadian kita" aku Haneul.
YOU ARE READING
The Promise (On Going)
RomanceWho's ever thinks that pinky promise long time ago will lead him to chose between two girls. Betrayel teachs him to know true face of people around him. Moreover, it helps him to chose his bride. Addition, it opens his eyes that heart is not always...