Karina sangat mengagumi Hesa Artha Angkasa dari kepala hingga ujung kakinya. Berlebihan, ya? Namun faktanya memang begitu. Hesa yang dicap sebagai berandalan di sekolahnya menarik perhatian siswi anti-sosial bernama Karina Livia Awantara. Aneh, sang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau boleh jujur, di mata Hesa, Karina adalah perempuan yang sangat cantik, mungkin tercantik dari siswa SMA Rajawali lainnya. Bola matanya berkilau berwarna hitam kecoklatan, hidungnya mancung dan bibirnya yang plum membuat wajahnya sangat mempesona. Rambut gelombangnya dikuncir menjadi satu serta tubuhnya sangat proposional bagi anak seusia dirinya.
Ia sendiri juga tidak mengerti mengapa ia sangat tertarik untuk mencari tahu mengenai Karina. Menurutnya Karina sedikit misterius, tidak suka menjadi pusat perhatian dan sangat menutup diri kecuali jika Karina sudah menjalin hubungan yang benar-benar dekat dengan orang-orang tertentu, contohnya seperti Wina.
Sepertinya Karina merupakan siswa perempuan pertama yang tidak ingin terlihat sedang menonton dirinya. Ia tidak mau berada di tengah kerumunan siswa perempuan lainnya yang berteriak seperti orang kesetanan, Ia memilih untuk menyimpannya sendiri.
-
"Rin, hari ini gue gak piket, tar gue duluan ya," Wina memasukan buku paketnya yang terakhir ke dalam tas, bersiap untuk pulang setelah mata pelajaran Pak Dono selesai.
"Lo gak ngomong juga gue bakal tetep pulang telat hari ini," Sahut Karina sambil memejamkan matanya di atas kedua tangan yang terlipat di meja.
"Bener juga. Anyway, bulan depan UTS, lo kurang-kurangin pulang telat, nyet. Belajar di rumah. Ngeliatin Hesa mulu yang ada nanti otak lo jadi kosong,"
"Amit-amit, amit-amit. Lo kalo ngomong jangan gitu anjing, kalo kejadian beneran gimana dih. Amit-amiiit," Karina langsung bangun dari mejanya dan mengetuk-ngetuk meja dengan tangannya beberapa kali, tidak mengaminkan pernyataan Wina yang tadi.
"Lagian lo mau sampe kapan sih ngeliatin kaya orang freak gitu? Kata gue gak lama Hesa juga bakalan nyadar, terus entar lo dicap cewek ter-freak sepanjang hidupnya. HAHAHAHA." Wina terbahak kencang dengan kalimat yang barusan dia ucapkan sendiri.
"Lo tuh harus coba ngerasain tiap pulang sekolah, abis stres-stress-an belajar langsung di sambut cowo ganteng lagi main basket macem Hesa Artha Angkasa. Aduhhh. Lo sih udah ada pawangnya, jadi gak bisa leluasa kayak gue nikmatin ciptaan Tuhan."
"Iya-iya suka suka lo aja ya, nanti kalo kegep beneran terus dia nginget elo siapa, gue orang pertama yang ketawa paling kenceng. Entar gue bawa banner tulisannya "Karina yang dulu paling ngehindarin Hesa, sekarang jadi cewe yang suka nguntitin Hesa" Mampus."
"BERISIKKK WINAA. Udah sono pulang, tuh Ojak udah di depan," Karina mengusir Wina cepat-cepat dari bangkunya.
Setelah Wina pulang lebih dulu, kini gantian Karina yang beranjak dari bangkunya. Saat di rasa sudah tidak ada siswa lagi di koridor lantai enam, ia kemudian mengambil posisi seperti biasanya, sambil menunggu ekstrakurikuler basket dimulai. Ekstrakurikuler basket langsung dimulai ketika bel pulang sekolah berbunyi.
Sepuluh menit lewat dari jam biasanya, Karina sama sekali belum mendapati sosok Hesa berada di lapangan bawah sana. Ia hanya melihat beberapa siswa pria lain yang sepertinya sudah memulai ekskul sedari tadi.
"Mana, sih? Apa dia gak masuk ya hari ini?" Karina mulai lelah menunggu, jari-jemarinya bergerak kesana kemari melampiaskan kebosanannya. Matanya mencari-cari orang yang akhir-akhir ini sering diperhatikannya, sebelum akhirnya suatu suara hampir membuat Karina kaget setengah mati.
"Siapa yang gak masuk hari ini, Karina?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.