"Oit, masih nontonin Hesa, lo?" Wina baru aja menyelesaikan piket kelas hari ini. Ia tau bahwa Karina akan tetap menemaninya sampai selesai tanpa memintanya menemaninya terlebih dulu. Mengingat hari ini hari Selasa, hari ekstrakurikuler basket dilaksanakan.
Dari lantai enam, Karina bisa melihat Hesa bergerak kesana-kemari di bawah sana, menghadang musuh, atau tidak jarang memasukkan bola ke ring tanpa cacat.
"Woi biasa aja ngeliatinnya. Tar kemasukkan baru tau rasa,"
"Bangsat lu, Win. Kok ada orang ganteng banget ya, Win. Gak heran dia dipuja cewe-cewe lain ya," Karina menumpukkan kedua telapak tangannya di pipi sambil matanya mengikuti pergerakkan Hesa.
"Ada lah, kalo versi gue mah Ojak, Hesa kalah jauh," Kepala Wina langsung ditoyor oleh Karina.
"Rin,"
"Apa?" Sahut Karina masih sambil terfokus pada permainan Hesa.
"Lo ga takut apa kegep sama Hesa tiap ekskul ngeliatin dia mulu? Entar lo dikira orang freak,"
"Wina Tamara, gue mah cuma satu diantara beribu ikan yang sekarang lagi liatin Hesa. Lo liat tuh dibawah, semua cewe-cewe pada ngumpul di pinggir lapangan udah kayak mau demo. Lebih freak-an mana? Ada alesan juga gue ngeliatin dia dari atas, biar engga ketara banget," Jawab Karina sambil menunjuk segerombolan cewek-cewek yang bersorak-sorai. Ada yang membawakan Hesa handuk, ada juga yang menawarkan Hesa minuman. Namu semuanya ditolak Hesa dengan isyarat tangan kanannya.
"Idih sok kegantengan anjir si Hesa," Umpat Karina setelah Hesa menolak minuman yang diberikan oleh Sasa. Sasa adalah teman sekelas Hesa, seingat Karina. Karina dan Wina merupakan siswa IPA sedangkan Hesa dan Ojak merupakan siswa IPS.
"Lo gimana sih, tadi katanya Hesa ganteng, sekarang dibilang kegantengan. Aneh lo,"
"Ganteng kalo lagi good-manner, kalo kayak tadi jatohnya jadi kegantengan dih,"
"Ah udalah. Rin, gue duluan ya. Ojak udah selesai piket. Lo jangan sore-sore pulangnya,"
"Iyaaaaa. Udah sana ngebucin,"
"Diemm,"
Sepuluh menit setelah Wina pulang, Karina kembali ke kelas dan mengambil tas nya untuk segera pulang. Setelah menuruni beberapa tangga, Karina sampai di lapangan bawah. Segerombolan siswa perempuan masih setia berada di sana mengamati kegiatan ekskul basket pria. Karina berjalan melewati koridor sambil matanya sesekali melihat ke arah Hesa.
Di mata Karina, sebenarnya Hesa itu laki-laki idaman, meskipun ada beberapa sikap Hesa yang memang tidak Karina sukai. Seperti telat masuk kelas, suka menyontek, dan tidak selalu ramah. Namun, semua itu terbantahkan oleh kejadian jaket hitam. Entah kenapa, perilaku Hesa yang itu tidak bisa Karina lupakan begitu saja. Menurutnya, Hesa gentle, sangat gentle.
Lagi-lagi halusinasi Karina kambuh. Ia yakin bahwa saat memperhatikan Hesa tadi, Hesa juga sedang memperhatikannya sambil masih bermain basket, menyambungkan kontak mata di antara mereka berdua cukup lama. Karina langsung menggelengkan kepalanya dan memutus "kontak", ia segera berjalan cepat dan keluar dari gerbang sekolah dan masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh supir pribadinya.
"Ini halusinasi kenapa berasa nyata banget, dah? Sesuka itu gue ama Hesa jadi halu mulu kali, ya?"
SUPPORTING CAST
KAMU SEDANG MEMBACA
takes two to tango | ddeungromi
FanficKarina sangat mengagumi Hesa Artha Angkasa dari kepala hingga ujung kakinya. Berlebihan, ya? Namun faktanya memang begitu. Hesa yang dicap sebagai berandalan di sekolahnya menarik perhatian siswi anti-sosial bernama Karina Livia Awantara. Aneh, sang...