chapter: golden age of something good, right & real

2.7K 364 136
                                    

Mulai hari ini jatah waktu santai Karina akan berkurang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulai hari ini jatah waktu santai Karina akan berkurang.

Tidak ada lagi pergi ke Gramedia di hari Jumat untuk membeli buku pengetahuan mengenai benda planet di luar angkasa, tidak ada lagi waktu untuk menonton serial Grey's Anatomy setiap sore bersama Wina sepulang sekolah di rumahnya. Mulai saat ini, ruang tamu tempat ia dan Wina menonton bersama akan dialihkan untuk keperluan tutornya dengan Hesa.

Keduanya baru saja sampai di rumah Karina lima belas menit yang lalu. Diantar oleh Pak Nolan, sopir pribadi Karina. Karina masih tahu diri. Ia tidak ingin ada rumor-rumor aneh yang tersebar apabila ia harus menuruti paksaan Hesa agar mau diantar dengan motornya.

"CEPETAAAAAAAAN!" Amarah sudah meliputi Karina bahkan sebelum tutornya dimulai. Lima belas menit yang lalu setelah mereka sampai, Hesa langsung menghampiri gerobak soto mie yang sedang menangkring di seberang rumah Karina.

Kini perempuan itu sedang berada di garasi menunggu Hesa yang masih dengan santai menikmati semangkok soto mienya. Hesa yang sedang duduk membelakangi Karina mengangkat telapak tangannya, mengisyaratkannya untuk menunggu sebentar lagi. Karina mengepalkan kedua tangannya kesal, waktunya sudah terbuang sejak tadi.

"Gue nambah semangkok lagi boleh, gak?" Hesa menoleh, menunjukkan isi mangkoknya yang sudah kosong pada Karina.

"GAK! LO NAMBAH LAGI GUE MASUK DULUAN. GAK BUKAIN LO PINTU!"

"Galak banget kan mas tuh cewek?" Hesa menaruh mangkok kosongnya kembali, "Kapan-kapan saya beli lagi ya, mas. Nih uangnya, makasih mas." Pedagang soto mie keliling yang sudah menjadi langganan Karina hanya mengangguk-ngangguk terkekeh.

Hesa beranjak masuk ke dalam pekarangan rumah dan segera menghampiri Karina. "Lama."

"Maaf, deh. Kan butuh asupan supaya gak ilang fokus kayak Juan." Karina memutar kedua bola matanya malas, "Alesan, cepet masuk."

-

"Bener semua," Karina baru saja selesai mengecek jawaban latihan soal yang ia berikan pada Hesa, mengejutkan, tidak ada jawaban yang salah. Semua rumus yang digunakkan juga sudah tepat. Kedua alis Karina mengerut, bingung mengapa selama ini nilai Hesa di sekolah tidak menunjukkan hasil yang bagus.

"Kenapa? Kok muka lo kayak meremehkan gue gitu?" Tanya Hesa.

"Lo tuh sebenernya bisa, tapi males. Makanya gak heran nilai lo telor busuk semua. Banyak-banyakin latihan ngerjain soal di rumah." Hesa memasang wajah bangganya, ternyata dia tidak sebodoh itu.

"Istirahat dulu dong, capek. Lanjut nanti aja." Kedua tungkai laki-laki itu beranjak mengambil remot TV, menyalakannya seolah-olah ia merupakan tuan rumah.

"Gak ada nonton TV, balik duduk sini. Masih ada lima belas soal lagi, kerjain dulu." Hesa tidak menghiraukan perkataan Karina. Dirinya masih sibuk mencari acara TV yang bagus untuk ditonton.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

takes two to tango | ddeungromiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang