chapter: now i'm all about you

2.5K 403 11
                                    

Karina mengagumi Hesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karina mengagumi Hesa.

Ralat, Karina sangat mengagumi Hesa Artha Angkasa dari kepala hingga ujung kakinya. Berlebihan, ya? Namun faktanya memang begitu. Hesa yang dicap sebagai berandalan kelas kakap di sekolahnya menarik perhatian siswi anti-sosial bernama Karina Livia Awantara. Aneh, sangat aneh. Tapi semua itu di dasari karena Karina punya alasan tersendiri.

Satu setengah tahun yang lalu, saat masih duduk di kelas sepuluh, Hesa pernah memberikan jaket kepada Karina secara tidak langsung untuk menutupi rok sekolahnya yang memiliki noda darah, salahkan menstruasi sialan yang datang secara tiba-tiba. Ia menyesal menyuruh adiknya pulang lebih dulu dengan alasan ia ingin mengerjakan piket kelas.

Sampai pukul enam sore, Karina hanya bisa terduduk di dalam ruang kelas dan menunggu semua siswa pulang agar ia bisa kembali ke rumah dengan aman tanpa tatapan-tatapan mengejek dan mengerikan bila ia keluar dengan bercak merah di belakang roknya.

Saat suasana sudah sepi, Karina bergegas keluar menuju gerbang sekolah. Namun sepertinya hari itu Tuhan sedang tidak berpihak kepadanya.

Karina sudah berjalan sangat jauh dari ruang kelasnya ketika ia melihat segerombolan siswa laki-laki yang berjalan ke arahnya dengan keringat serta rambut basah yang Karina asumsikan baru saja menyelesaikan ekskul basket. Ia buru-buru memutar arah dan berlari terbirit ke dalam toilet perempuan terdekat dengan tangan kiri yang mencoba menutupi rok bagian belakangnya.


"Shit,"


Karina merutuki kesialannya hari ini. Ia menunggu di dalam toilet selama lima belas menit, memastikan para laki-laki itu sudah benar-benar tidak ada lagi di sekolah. Saat ia keluar, ia menemukan sebuah jaket hitam terlipat dengan robekan kertas di atasnya yang bertuliskan,


Buat nutupin rok lo, lain kali selalu sedia bawa pembalut. Gausah dibalikin, simpen aja buat lo.


Ketika Karina melihat sekelilingnya, sudah tidak ada orang sama sekali kecuali seorang laki-laki yang baru saja keluar ke gerbang sekolah dengan mengendarai motor hitam sambil menengok ke arah Karina. Seakan memberi kode bahwa jaket itu diberi olehnya. Karina tidak bisa melihat jelas wajahnya, namun ia yakin laki-laki yang memberikannya jaket tersebut adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler basket. Ia hanya mengingat plat motornya yang bernomor 1510.

Keesokkan paginya, Karina membiarkan mulutnya ternganga ketika melihat bahwa pengendara motor hitam berplat 1510 yang sama ketika meninggalkan gerbang sekolah kemarin sore adalah Hesa Artha Angkasa. Porsi wajah dan tubuhnya persis seperti apa yang Karina lihat kemarin dibalik masker hitam dan seragam yang terpasang secara acak-acakan untuk menutupi jersey basketnya.


Sejak saat itu, stereotip "berandalan kelas kakap" yang diberikan kepada Hesa oleh satu sekolah, telah Karina hapus dari otaknya. Menurutnya, Hesa adalah seorang gentleman.




 Menurutnya, Hesa adalah seorang gentleman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
takes two to tango | ddeungromiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang