Dalam keheningan Itachi berdehem singkat, mencoba memilah kata-kata yang sekiranya tepat untuk disampaikan kepada Naruto. Jujur saja, Itachi sendiri merasa bingung harus menjelaskan dari mana agar Naruto mengerti.
Orang yang seharusnya menjelaskan kepada Naruto memilih tetap diam, secara semena-mena menunjuk Itachi menjelaskan perihal yang Itachi sendiri tidak mengerti.
Sasuke menghindari tatapan Itachi, pria itu berpura-pura memperhatikan vas bunga di atas nakas seolah-olah benda paling menarik yang pernah dia lihat dalam hidupnya.
"Naruto," kata Itachi. "Sebenarnya bukan aku yang mengetahui ini."
Walaupun sudah menebaknya Naruto tetap merasa sedikit terkejut, Lantas manik birunya menatap bergantian ke arah Itachi, Sasuke dan akhirnya kembali ke Itachi.
"Lalu siapa?"
"Sasuke melihat kalung di lehermu saat dia hampir menggigit mu saat itu," jelas Itachi dengan hati-hati.
Secara alami Naruto menolehkan kepalanya ke arah Sasuke, meminta penjelasan.
Sasuke menghela nafas dalam, tidak mengira Itachi akan kembali membawa namanya. Dengan enggan dia berkata, "Kurama yang menceritakan tentang kalung itu padaku."
"Kurama menceritakannya padamu tapi tidak denganku?"
Sasuke mengabaikan Itachi, matanya kembali fokus pada Naruto. Matanya yang tajam menatap manik bulat yang sewarna dengan lautan, mencoba memberikan pengertian walau tahu Naruto tidak mengerti maksudnya.
"Kau sebaiknya bertanya langsung kepada Kurama," saran Sasuke.
Mendengar hal itu Naruto menjatuhkan bahunya, merasa lelah karena terus di oper kesana kemari layaknya bola. Apa setelah nanti bertemu Kurama dia kembali akan di oper ke seseorang?
Kalau iya, Naruto memilih melupakannya saja deh.
Lagipula, kenapa harus Kurama? Kenapa bukan ibu atau ayahnya saja?
"Biar aku antar."
Naruto dan Itachi menoleh serempak.
Bahkan Itachi sempat meragukan pendengarannya sendiri, menahan keinginan batin untuk mengorek telinganya, Itachi memandang Sasuke layaknya orang asing. Benarkah Sasuke yang itu menawarkan inisiatif terlebih dahulu pada seseorang?
"Kau habis makan jamur ya?"
"Diam!"
***
Sesuai ajakan Sasuke, kini mereka berdua tengah berjalan bersama mengunjungi istana di mana Kurama tinggal. Keheningan meliputi keduanya, di tengah dinginnya udara malam tawa pelan keluar dari bibir Naruto.
Gadis itu melirik ke arah Sasuke dengan wajah jahil.
"Kalian akur ya," Naruto tertawa pelan.
"Tidak sama sekali."
Oh, Apa ini? Naruto berani menjamin berdasarkan Pengalamannya bertahun-tahun membaca lebih dari 30 jenis manga dan seseorang dengan kepribadian seperti Sasuke biasa disebut, tsundere.
Naruto tersenyum geli dalam hati, menyadari Sasuke tidaklah seburuk anggapannya pertama kali.
Mungkin, sebenarnya dia baik.
Manik seindah batu safir memandang dinginnya pualam, mencoba mengalihkan perhatian dari debaran rasa malunya. "Sebenarnya aku merasa berterima kasih bertemu denganmu yang akan menggigitku saat itu." Naruto berujar pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Friends Is a Vampire
FanfictionNaruto yang baru saja di selingkuhi oleh kekasihnya tanpa di sengaja malah tersesat dan dengan sialnya bertemu dengan seorang Vampire yang hendak menggigitnya. "Kau manis nona." Akankah takdir menuntun ke arah kebahagiaan ataukah penderitaan? Warn...