Chapter 7 - Kunjungan

2.4K 206 12
                                    

Siapa yang menyangka bahwa sebenarnya kunjungan Itachi dan Sasuke hampir saja di tolak mentah-mentah. Jika saja bukan karena Itachi yang secara terang-terangan menggemparkan seluruh isi istana dengan seseorang yang dibawanya, mungkin saat ini pembicaraan mereka terkait warewolf nyaris gagal.

Pelaku yang hampir menggagalkan kunjungan mereka siapa lagi jika bukan Kurama. Yang bahkan berani menolak seorang Uchiha secara tidak jelas tanpa memberitahukan kedatangannya pada Raja terlebih dahulu.

"Jadi sebenarnya apa niatmu kemari, Tuan Uchiha?"

Pria dengan surai orange itu menatap tajam seraya bersedekap dada, memberikan kesan angkuh secara samar.

Mereka sekarang sudah berada di daerah kekuasaan istana pureblood, atau lebih tepatnya ruang perjamuan yang dimejanya sudah tersaji banyak jenis hidangan makanan mewah dan berkualitas.

Aroma menggoda daging yang menguar seolah tidak lagi mampu menarik minat kedua pria yang tengah sibuk dengan celotehannya, serta seorang pria paling muda di antara keduanya yang dengan santai menyesap cairan merah dalam cangkir silinder bertungkai tipis.

"Astaga Kyu, apakah aku tidak boleh hanya sekedar berkunjung ke istana temanku sendiri? Lagipula, mana ucapan terima kasih mu, aku sudah mengantarkan adikmu loh."

Itachi tanpa tau malu memandang Kurama dengan sorot pura-pura tersiksa.

Melirik ke arah Itachi sekilas, Sasuke hanya mampu menghela nafas.

Itachi memang selalu seperti itu, setiap kali pemuda itu bertemu Kurama maka semua image yang melekat di belakang namanya seolah terhempas lenyap begitu saja.

Tidak menampik fakta mengenai Itachi yang membawa kembali adiknya, Kurama jelas marah untuk alasan lain.

Urat seolah-olah akan keluar dari sudut kening Kurama, wajahnya memerah marah. "Berhenti memanggilku dengan nama Kyubi! Namaku Kurama! K.U.R.A.M.A!"

Dengan cepat Kurama berdiri, gerakannya menciptakan bunyi berderit kursi kayu yang cukup keras. Tangannya hampir saja menggebrak meja sebelum sebuah suara menghentikan gerakannya.

"Buka pintunya!"

Sayup-sayup sebuah suara feminim terdengar dari luar ruangan.

Tidak asing dengan suara yang didengarnya Kurama kembali duduk dan mulai memijat dahinya, lelah. "Anak itu."

Seorang gadis bersurai kuning pucat dengan tidak sopannya mendobrak pintu. Matanya mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan sampai akhirnya tatapannya terkunci pada seseorang, disertai dengan ekspresi wajahnya yang lansung ceria.

"Sasuke, apa kau merindukanku? Sampai datang jauh-jauh ke sini?"

Gadis itu secepat kilat langsung mengambil tempat duduk di dekat sasuke, menatap penuh damba.

"Ino!" tegur kurama menggunakan nada datar, menatap penuh intimidasi pada pemilik manik aquamarine.

Ino sangat sadar bahwa Kurama sedang menatapnya tajam namun gadis itu memilih abai seolah tidak terjadi apapun. Setitik rasa cemburu hadir di hatinya, saat pertama kali melihat Kurama yang memperlakukan Naruto dengan hangat meskipun baru bertemu. Sedangkan dengan Ino, Kurama sama sekali tidak memperdulikannya.

"Aku merindukanmu," ucap Ino sembari memeluk lengan Sasuke erat.

Sasuke yang merasa risih akan sentuhan Ino tanpa banyak berpikir memilih untuk menyudahi acara makan malamnya dan meninggalkan Ino yang kini menatapnya dengan kecewa.

My Boy Friends Is a VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang