"Em, itu, apa anda tidak ingin bertemu dengan adik kesayangan anda itu?" tanya Naruto heran, melihat reaksi Mikoto yang langsung berlari khawatir Naruto kira Itachi juga akan memberikan respon serupa namun nyatanya Itachi malah duduk santai seolah tidak ada apa-apa.
Naruto kecewa, padahal dia sedang mencari-cari alasan untuk sendirian selagi mereka melakukan reuni keluarga.
"Tidak." Itachi melirik singkat ke arah Naruto, "Dan panggil aku seperti biasanya saja. Bahasa formal sama sekali tidak cocok untuk mu, tuh."
Naruto hanya bisa membuka mulutnya dan menutupnya lagi seolah ingin memprotes. Sia-sia saja rasa khawatir sekilas Naruto untuk pemuda itu, karena nyatanya Itachi sama sekali tidak bisa diberi hati.
Melupakan kekesalannya beberapa menit lalu Naruto dengan cepat kembali teringat alasannya kemari.
"Oh iya, bisakah tolong antarkan aku pulang?" Naruto berujar ragu, "Aku merasa tidak enak terus berlama-lama di sini." Dengan cepat Naruto melanjutkan kalimatnya setelah menyadari Itachi yang menatapnya diam.
"Tidak bisa," jawab Itachi enteng sambil bangkit berdiri dan menyebabkan kursi yang dia duduki sedikit berderit, terdorong ke belakang.
Naruto tanpa sadar ikut berdiri mengikuti Itachi, "A-apa maksudmu?"
Bukannya menjawab, itachi malah mengabaikan Naruto dan ingin beranjak pergi yang mana tingkahnya ini begitu aneh sekali di mata Naruto.
"Hei mau kemana kau?" Naruto yang panik pun lantas berlari kecil mengikuti lagkah kaki Itachi.
Itachi masih setia bergeming, fokus berjalan.
"Jawab dulu pertanyaanku!" Kesal, Naruto menarik tangan Itachi kuat-kuat dan menggoyangkannya dengan cara yang tidak manis.
Tanpa di duga berhasil. Itachi berhenti Setelah mereka sampai di suatu tempat yang diyakini naruto sebagai tempat berlatih karna disebabkan oleh banyaknya senjata senjata tajam yang berserakan.
"Dengar! Kau tidak bisa kembali sekarang." Itachi menatap tajam mata naruto seolah memberikan kesan serius.
"Kenapa?"
"karna kau datang pada saat bulan purnama dan kau juga hanya bisa pulang saat purnama berikutnya ... dan itu terjadi satu tahun lagi dari sekarang."
Naruto terdiam memproses kata kata Itachi.
"Eeh, lalu bagaimana jika nanti aku malah bertemu vampire yang mau menggigitku? Disini!" Naruto mengangkat tangannya memegang tengkuk lehernya dengan ekspresi horor.
"Memang siapa yang akan melakukan itu?" Itachi memiringkan kepalanya, bingung.
"Adikmu!" tekan Naruto dengan di sertai tatapan tajam. Apa Itachi ini lupa apa yang tengah terjadi kemarin?
"Dia tak akan melakukannya lagi."
"Bagaimana kau tau?"
"Sasuke, maksudku adikku, dia dulu tidak seperti itu. Yah anggap saja dia melakukan itu karena memiliki dendam kesumat dengan bangsa werewolf karena itu dia melakukan segala cara untuk membalaskan dendamnya, meskipun harus melakukan dosa meminum darah manusia di bulan purnama."
Mata sewarna darah menatap Naruto serius, "Karena sekarang sudah bukan purnama maka kau aman."
Naruto dengan polos menghela nafas lega namun saat gadis itu memikirkan ulang dengan gerakan horor dia menoleh ke arah Itachi.
"Jadi ... tahun depan?"
Itachi tersenyum, tangannya terulur menepuk dua kali bahu Naruto.
Naruto balas tersenyum, haha, sisa hidupnya hanya setahun, haha.
"Oh lalu, apa mereka yang di gigit akan menjadi vampire?"
"tidak. Mereka semua kebanyakan mati," Jawab itachi dengan nada datar dan santai seolah tanpa beban.
" ... "
Naruto ingin menangis tapi air matanya tidak keluar.
"Sudah selesai bicaranya ?"
Naruto dan Itachi menoleh secara bersamaan menuju asal suara. Di sana, wajah familiar laki laki yang tengah bersender di tembok sambil bersedekap tangan di depan dada dengan Sebelah kakinya yang ditekuk menumpu pada tembok.
Ya, dia adalah Uchiha Sasuke, adik kesayangan itachi, dan orang aneh yang hampir menghilangkan nyawa Naruto.
"Halo nona," sapanya datar namun dengan sebuah seringgai menghias apik. Bulu matanya yang panjang bergetar saat bertemu pandang dengan Naruto, tidak tahu kenapa tapi adegan saat dirinya di hantam kepala Naruto kembali terlintas di otaknya.
Tanpa repot-repot membalas sapaan sok akrab Sasuke Naruto membuang wajahnya, kesal. Pura-pura tidak melihat.
"Ikut aku,"
Sensasi dingin menyentuh pergelangan tangan Naruto. Menoleh, mendapati Sasuke yang tengah menggenggam pergelangan tangannya.
Belum sempat Naruto mengeluarkan kalimat protes seseorang kembali menggenggam sebelah tangan Naruto yang bebas.
Naruto terkejut, lantas menoleh, mendapati Itachi yang menahan tangannya.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
Merasakan tangan yang hendak di tariknya terasa berat, Sasuke menoleh. Mata sekelam malam menatap datar.
"Bukan urusanmu,"
Sasuke sengaja menarik tangan Naruto sedikit lebih kencang, berusaha membuat Itachi iba dan secara sukarela melepaskan tangan Naruto agar sang gadis pirang tidak kesakitan.
Begitulah rencananya.
Tapi siapa sangka Itachi ternyata tidak berpikiran ke sana, masih tetap kekeuh menahan tangan Naruto.
"Lepaskan bodoh! Dia kesakitan!"
Menyadari sesuatu, Itachi secara spontan melepaskan tangan Naruto tanpa aba-aba. Akibatnya Sasuke yang belum siap dan Naruto yang belum memahami situasi saling bertabrakan.
Sasuke menunduk, Naruto mengangkat sedikit kepalanya. Mata sejernih lautan bertemu mata sehitam tinta.
Tersadar, secara bersamaan mereka saling mendorong secara kasar.
"Kalian sedang apa?"
•
•
•
•
•
TBC
Maaf ya terlalu pendek T..T
Serius, komen kalian yang buat aku semangat huhuTT
BUUBAAYY
♥[Revisi 4 sep]
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Friends Is a Vampire
FanfictionNaruto yang baru saja di selingkuhi oleh kekasihnya tanpa di sengaja malah tersesat dan dengan sialnya bertemu dengan seorang Vampire yang hendak menggigitnya. "Kau manis nona." Akankah takdir menuntun ke arah kebahagiaan ataukah penderitaan? Warn...