Chapter 3

3.2K 256 6
                                    

Itachi muncul dari balik pintu dengan wajah ramahnya, senyuman kecil hadir di wajahnya saat dia bertanya,
"bolehkah aku masuk?"

"Ah? iy-iya tentu," jawab Naruto mempersilahkan. Dengan cepat memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih sopan dan enak di lihat.

"Ini dimana?" Naruto bertanya saat melihat Itachi yang kini sudah duduk di sebuah sofa tidak jauh dari ranjangnya. Mata Naruto tidak bisa diam, gadis itu kembali memperhatikan arsitektur kamar yang kini tengah dia tempati. Sangat nyaman, jika boleh Naruto ingin tinggal di sini saja.

Bercanda.

"Ini di kediaman Uchiha," Itachi menjawab kalem. "Apa kau baik baik saja?" tanya itachi dengan suara dan raut wajah yang sedikit memperlihatkan bahwa dia sedang cemas.

Naruto mengangguk, "Iya."

"Syukurlah kalau begitu," ungkap Itachi seraya bangkit dari duduknya dan berjalan tegap menuju pintu. Memang Kedatangannya hanya untuk mengecek keadaan gadis pirang yang di bawanya saja, jadi Itachi sama sekali tidak ada niatan untuk mengobrol panjang lebar.

Naruto curiga, terlalu sering di perlakukan buruk membuat Naruto mudah curiga saat ada seseorang yang tiba-tiba memperlakukannya dengan baik.

Naruto menggeleng, sekarang bukan saatnya untuk menjadi tidak tahu diri.

"Tunggu dulu," panggil naruto yang langsung membuat Itachi menghentikan langkah kakinya dan berbalik menghadap Naruto.

"Terima kasih, tuan Itachi sudah mau repot-repot menolongku." Naruto berujar tulus seraya turun dari ranjangnya dan membungkuk sopan.

"Bukan masalah," jawab Itachi dengan senyum tipisnya dan membuat Naruto sedikit merona.

"Turun dan makanlah sesuatu aku yakin kau lapar." sambung itachi sambil membuka pintu keluar kamar naruto dan menutupnya.

"Sebaiknya aku mandi dulu," ucap naruto pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju kearah sebuah pintu ukiran yang dia yakin bahwa itu adalah pintu kamar mandi dan memasukinya.

Lima menit setelah itu, Naruto keluar dari kamar mandi dengan asap yang masih menguap dari dalam kamar mandi akibat air panas yang dia gunakan. Rambut panjangnya terurai basah, Naruto membenarkan baju seragam sekolahnya yang sedikit kusut.

Sepertinya Naruto harus meminjam salah satu baju nanti.

Dengan perlahan Naruto membuka pintu kamarnya dan terdiam saat melihat koridor yang sangat luas dengan banyak sekali pintu di tiap celahnya.

"Astaga. Ternyata Itachi itu sangat kaya, " gumam naruto pada dirinya sendiri.

Seperti biasa masalah lain muncul, Naruto tengah dalam dilema. Bagaimana bisa dia menemukan di mana dapurnya, sedangkan tempat ini seperti labirin.

Naruto berjalan lurus sambil menengok kesana kemari. Bagai menemukan oasis di tengah padang pasir Naruto merasa bahagia ketika melihat seorang wanita berpakaian pelayan lewat di depannya.

"Maaf ... permisi apakah anda tau di manakah letak ruang makan?" tanya Naruto dengan gugup.

"Ah, anda lihat patung itu?" Tanya pelayan wanita itu yang di balas Naruto dengan anggukan. "Di sana anda hanya perlu belok ke kanan, turun melalui tangga yang ada di sebelah kirinya lalu berbelok ke kiri."

My Boy Friends Is a VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang