5

348 61 12
                                    

Jangan lupa kasih vote nya ya klik ikon bintang dibawah🥰



"Maaf, anda siapa ya?"

"Maaf aku belum memperkenalkan diri, perkenalkan aku Floch forster panggil saja floch. Aku dua tingkat diatasmu." Pria itu terus memperkenalkan dirinya tanpa peduli akan kebingungan yang tergambar jelas diwajah gadis dihadapannya.

"Ahh begitu.. ada yang bisa saya bantu kak?" [Name] akhirnya mulai bertanya.

Apa senior nya ini butuh bantuan hingga dia menghadang jalannya. Floch yang mendengar pertanyaan [name] hanya tertawa geli. Ahh betapa lucunya gadis ini, batinnya.

"Tidak ada [name]. Sebenarnya aku hanya ingin berbicara berdua denganmu."

"Kalau begitu ada apa kak?" [Name] mulai
menyamankan dirinya, bersiap mendengar perkataan pria di depannya itu.

"Aku menyukaimu. Sudah lama aku memperhatikanmu dan aku semakin menyukaimu setiap harinya. Maukah kau menjadi kekasih ku [name]?" Floch mencoba meraih tangan [name] dan menggenggamnya. Menatap mata [name] dengan pandangan harap-harap cemas. Sementara [name] sendiri hanya membatu. la bingung harus berkata dan
bereaksi seperti apa. la hanya bisa mengerjapkan matanya karna shock.

"A--aku.."


-----


"Eren!" Eren menolehkan kepalanya, mencari sumber suara.
Ternyata hitch bersama dengan marlo menghampiri eren yang sedang menatap mereka berdua dengan tatapan bertanya.

"[name] berpesan agar kau menunggunya. la sedang di toilet sekarang" Hitch menjelaskan setelah mereka tiba dihadapan eren yang dijawab anggukan kecil pria itu.

"Ahh ya sudah. Aku hanya ingin menyampaikan itu. Kami duluan eren, selamat tinggal." Hitch mendesis sebentar sebelum berpamitan kepada eren. Sebal sekali rasanya penjelasannya hanya di respon dengan anggukan kepala.
Eren menundukan kepalanya saat melihat marlo
tersenyum dan menundukan kepala sebagai salam perpisahan.

"Erehh"
Yang punya nama pun mengalihkan pandangannya yang tadi berfokus kearah perginya hitch dan marlo. la memutar tubuhnya kebelakang. Menghadapkan tubuh tegapnya di depan gadis cantik yang sedang tersenyum kecil padanya.

"Sudah selesai?" Eren mengusap lembut puncak
kepala [name] yang bergerak naik turun untuk menjawab pertanyaannya.
"Ayoo" menarik tangan [name] kearah parkiran tempat mobilnya terparkir. Eren membukakan pintu penumpang untuk [name] dan menggiring gadis itu untuk masuk kedalamnya. Setelahnya ia sedikit berlari dan masuk ke mobil, menempati kursi pengemudi. Tidak lama mobil sport itu pergi meninggalkan parkiran kampus.

"[name] kita sudah sampai." Eren menepuk pundak gadis disampingnya. la heran kenapa [name] hari ini jadi banyak diam, bukan seperti dirinya saja. [name] terkejut saat merasakan tepukan dibahunya. la mengedarkan pandangan kesekeliling, benar saja sekarang mereka sudah berada di depan rumahnya.

"Apa kau sakit?" Eren meletakan telapak tangannya di dahi [name], mencoba mengukur suhu tubuhnya.

"Tidak apa-apa eren. Aku hanya lelah." [name] menarik tangan eren yang berada didahinya. Memberikan senyumannya agar eren tidak mengkhawatirkannya.

"Kau mau mampir?"

"Tidak terimakasih, sebaiknya kau segera beristirahat." [name] tersenyum. Eren memang selalu begini, pria itu terlalu mengkhawatirkannya.

"Baiklah. Sampai bertemu besok. Hati-hatilah saat menyetir" [name] melepas seltbetnya lalu membuka pintu mobil dan beranjak keluar.

"Masuklah." Eren sedikit menurunkan kaca mobilnya untuk menatap [name]. la ingin melihat gadis itu masuk terlebih dahulu.

"Baiklah, selamat tinggal" [name] melambaikan tangannya sebentar lalu bergegas membuka pintu pagar dan masuk ke dalam. Setelah eren memastikan bahwa [name] telah benar-benar masuk ke dalam rumahnya, eren segera menancap gasnya untuk pulang kerumahnya sendiri.

Ceklek..

Suara pintu yang baru saja ditutup. [name] merebahkan dirinya diatas ranjang setelah sebelumnya meletakan tasnya diatas meja belajar. la masih memikirkan kejadian hari ini. Dimana tiba-tiba saja seorang senior datang dan menyatakan cinta kepadanya.

"Aku harus gimana? Apa seharusnya aku memberitahu eren saja? lagi pula kenapa senior itu tiba-tiba mengatakan kalau ia menyukaiku? Ahh aku harus gimana?" [name] mengacak-acak rambutnya frustasi. Tidak tau harus bersikap seperti apa. Seharusnya ia menceritakan hal ini pada eren. Setiap masalah yang dihadapinya pasti diceritakan kepada eren dan pria itu akan membantunya menyelesaikan semua masalah nya.

"Ahh bodo amat. Lebih baik aku mandi dulu." [name] berjalan ke kamar mandi setelah meraih handuk yang terlampir di kursi meja
belajarnya. Mungkin dengan mandi pikiran nya bisa lebih jernih. Sepertinya besok dia akan memberitahukan eren tentang apa yang telah dialaminya hari ini.

Flashback on

"Maaf, anda siapa ya?"

"Maaf aku belum memperkenalkan diri, perkenalkan aku Floch forster panggil saja floch. Aku dua tingkat diatasmu." Pria itu terus memperkenalkan dirinya tanpa peduli akan kebingungan yang tergambar jelas diwajah gadis dihadapannya.
"Ahh begitu.. ada yang bisa saya bantu kak?" [Name] akhirnya mulai bertanya.

Apa senior nya ini butuh bantuan hingga dia menghadang jalannya. Floch yang mendengar pertanyaan [name] hanya tertawa geli. Ahh betapa lucunya gadis ini, batinnya.

"Tidak ada [name]. Sebenarnya aku hanya ingin berbicara berdua denganmu."

"Kalau begitu ada apa kak?" [Name] mulai
menyamankan dirinya, bersiap mendengar perkataan pria di depannya itu.

"Aku menyukaimu. Sudah lama aku memperhatikanmu dan aku semakin menyukaimu setiap harinya. Maukah kau menjadi kekasih ku [name]?" Floch mencoba meraih tangan [name] dan menggenggamnya. Menatap mata [name] dengan pandangan harap-harap cemas. Sementara [name] sendiri hanya membatu. la bingung harus berkata dan bereaksi seperti apa. la hanya bisa mengerjapkan matanya karna shock.

Floch masih menatap [name] dengan pandangan
penuh harap. [name] menarik nafas panjang lalu
menghembuskannya. la menatap mata floch.

"Maafkan aku. Aku bahkan tidak mengenalmu jadi bagaimana mungkin aku menjadi kekasihmu?" [name] menggaruk tengkuknya merasa canggung dengan keadaan ini.

"Hmm baiklah. Aku rasa ini memang terlalu cepat. Bagaimana kalau kita melakukan pdkt dulu, agar kau bisa lebih mengenalku." Floch menghela nafasnya kemudian kembali menatap [name]. Mencoba meyakinkan gadis itu lewat pandangan matanya.

"Aku tidak tahu. Aku akan coba fikirkan ini terlebih dahulu."
Ahhh suasana macam apa ini, batinnya.

"Aku harap kau menyetujui usulan ku. Aku duluan [name]." Floch berbalik meninggalkan [name] setelah memberikan senyuman manis untuk gadis itu.

Flashback end






























To be continue...

Jangan lupa vote nya biar author semangat lanjutin cerita nya🥰

Destiny (Eren x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang