9

280 42 5
                                    


Brakk

[name] menutup pintu kamarnya dengan sedikit kencang. Gadis itu bersandar pada daun pintu dengan wajah merah dan tangan kanan yang berada di depan jantungnya.

Tadi itu apa, ada apa dengan jantungku?" Gadis cantik itu bertanya-tanya akan apa yang dirasakannya sekarang. Kedua kakinya terasa lemas dan wajahnya terasa panas, jangan lupakan jantungnya yang berdetak cepat. [name] kembali mengingat apa yang beberapa waktu lalu ia alami. Saat ia dan eren masih berada di dalam mobil dan kejadian di depan rumahnya tadi.

Flashback on

Eren menghentikan mobilnya tepat di depan rumah [name]. Ia menoleh kesamping memastikan keadaan gadisnya yang masih tertidur. [name] sudah berhenti menangis saat mereka dalam perjalanan pulang tadi. Tangan nya terulur untuk menyentuh wajah ayu gadis
disampingnya itu. Mengusap pipi [name] dengan perlahan agar tidak mengganggu tidur sang gadis. Perlahan eren mendekatkan wajahnya ke wajah [name]. Mengikis jarak yang terbentang di antara mereka berdua.

Cup

Bibir tipis itu mendarat mulus di bibir merah milik [name]. Eren menutup kedua matanya masih dengan bibir kedua nya yang menempel. Menggerakan bibirnya perlahan dan penuh kehati-hatian. [name] yang merasakan sesuatu yang aneh pada bibirnya membuka kedua matanya perlahan. Ia terbelalak kaget saat melihat wajah eren yang berada tepat di depan
wajahnya. Matanya menuju ke bawah, ke arah bibirnyaa dan eren yang bersatu. Jantungnya seketika berdetak dengan keras dan rasa panas mulai menjalar di kedua pipinya. Bingung harus melakukan apa, akhirnya [name] memutuskan
untuk menutup kedua matanya dan berpura- pura masih tertidur.

Eren melepaskan ciumannya pada [name]. Mata
tajamnya kembali terbuka.
"Maafkan aku" eren berbisik lirih di depan [name]. Wajah nya masih berada dengan jarak yang sangat dekat dengan wajah [name] sehingga gadis itu dapat mendengar lirihannya

Eren mengelus kepala [name] perlahan, mencoba
membangunkan gadis yang sebenarnya sudah terbangun itu.

"[name] kita sudah sampai." [name] membuka matanya perlahan, mengerjap sebentar lalu merenggagkan tangannya. Ia berusaha terlihat seperti orang yang baru saja bangun tidur.

"Cepat masuk kedalam dan istirahat!" Eren
melepaskan safetybelt yang terpasang ditubuh [name] juga merapikan letak selimut yang membalut tubuh mungil gadisnya.

"Kau ingin mampir?" [name] menatap eren
memperhatikan pria di depannya yang nampak pucat dengan rambut dan baju yang masih sedikit basah.

"Tidak terima kasih."

"Tapi eren, kau akan sakit jika tidak mengganti
pakaian muyang basah. Ayo masuk, aku akan
meminjamkan baju ayah padamu. " [name] meraih tangan eren.  Mencoba membujuk pria tampan didepannya untuk ikut masuk ke dalam rumah bersamanya.

"Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kau segera masuk
dan mandi dengan air hangat." Eren tersenyum
menenangkan sambil mengacak rambut di puncak kepala [name].

[name] tertegun. Lagi. Ia merasakanya lagi. Detak jantung yang tiba-tiba melaju dengan cepat. Serta rasa panas yang menjalar naik ke kedua pipinya. Ia menundukan wajah nya mencoba menyembunyikan wajah yang menurutnya memalukan dari hadapan eren.
Bagaimana jika eren menertawakan wajah nya yang tiba-tiba memerah. [name] rasa itu akan menjadi hal yang sangat tidak menyenangkan.

"[name]" panggil eren dan [name] pun mengangkat kembali wajahnya, menatap eren yang berada di kursi kemudi. Ia bergumam untuk menjawab panggilan eren tadi.

"Cepat masuk dan istirahat" ingat eren sekali
lagi. Kali ini pria itu menunjukan ekspresi yang tidak ingin di bantah. [name] yang mengerti arti dari ekspresi yang eren tunjukan hanya bisa menghela nafas. Ia tidak mungkin bisa membantah kata-kata yang pria itu lontarkan.

Destiny (Eren x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang