7

299 47 3
                                    

Jangan lupa vote ya biar author semangat🥰








Tidak terasa akhir pekan sudah datang. Artinya hari ini [name] dan floch akan pergi berkencan. Semenjak kejadian dikantin tempo hari, hubungan eren dan [name] sedikit merenggang. Mereka sudah jarang bicara dan terlihat bersama. Mulai saat itu juga floch yang mengantar jemput [name] setiap hari. [name] merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, tapi ia juga tidak tau apa itu. [name] sudah siap dengan dress selutut berwarna biru yang telah melekat ditubuhnya. la hanya tinggal menunggu floch menjemputnya. Pria itu bilang dia akan segera sampai. [name] menggenggam ponselnya sambil menimbang-nimbang apakah ia akan menghubungi eren atau tidak. Akhrinya ia memutuskan untuk mengetikan sesuatu di ponselnya dan mengirimnya kepada eren. la segera keluar dari kamar saat mendengar suara bel berbunyi. Sepertinya floch sudah sampai.

-----

Drtt drtt

Ponsel berwarna hitam di atas nakas samping ranjang berbunyi. Bertanda ada pesan masuk yang telah sampai dan menunggu untuk di buka. sebuah tangan meraih ponsel itu dan membuka pesan yang masuk tadi.

'Aku pergi jalan dulu eren'

Eren sang pemilik ponsel, mendesah keras.
Melemparkan ponsel keatas nakas samping ranjang. la mengacak rambutnya frustasi kemudian menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Tanpa perlu melihat siapa sang pengirim pesan ia sudah tau bahwa itu [name].

Tok tok tok
Cklek

"Eren" suara ketukan pintu yang disusul dengan
munculnya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Wanita paruh baya itu berjalan memasuki kamar eren dan beranjak duduk di tempat tidur anaknya yang tampan itu.
Carla wanita paruh baya tadi, menepuk tubuh anaknya pelan.

"Ada apa sayang?" Eren membuka selimut yang
menutupi wajahnya. Menatap sang ibu dengan pandangan lesuh.

"Aku tidak tau ibu. Aku hanya merasa kesal saja." Pria tampan itu memanyunkan bibirnya lucu.

"Kesal karena apa? Apa karena [name]?" Tebak Carla dengan senyum lembut diwajah cantiknya.

"Darimana ibu tau?" Eren nampak terkejut dengan tebakan ibunya yang memang tepat. la menududukan tubuhnya diatas ranjang.

"Ibu sangat tau dirimu sayang. Jadi ada apa?"  Carla mengulang pertanyaanya yang belum terjawab.

"Hari ini [name] dan seorang senior di kampus akan pergi berkencan." Jelas eren dengan wajah lesuhnya. Ahh dia sangat tidak menyukai perasaan ini. Hanya melihat [name] pergi kencan dengan pria lain saja ia sudah sekacau ini. Apalagi jika [name] menjadi kekaih pria lain. Eren menggelengkan kepalanya, mengusir fikiran anehnya. Carla menggeleng kan kepalanya sambil tersenyum tipis. Lucu juga melihat putra tampannya yang sedang galau.

"Kenapa kau tidak menyusulnya saja? Kau tau mereka akan pergi kemana?"

"Taman hiburan, mereka akan kesana. Tapi ibu, apa aku harus menyusul mereka? Aku hanya sahabatnya, apa hak ku?" Eren mengacak rambut nya frustasi. Jadi ia harus bagaimana.

"Apa kau tidak ingin menyatakan perasaanmu pada [name]? Apa kau ingin selamanya hanya menjadi sahabatnya?"
Eren terdiam mendengar apa yang dikatakan ibunya. Apa ia akan rela jika selamanya hanya menjadi sahabat?

"Dengarkan ibu eren. Lebih baik kau meyatakan
perasaanmu padanya dari pada terus memendam nya. Diterima atau ditolak bukan masalah. Ibu hanya tidak ingin kau menyesal" Carla mengelus kepala putranya penuh sayang. Membuat eren merasa nyaman.

"Aku hanya takut akan merusak persahabatan kami." Eren bergumam lirih. la merasa seperti seorang pengecut yang tidak bisa menyatakan perasaannya kepada orang yang ia sukai.

Destiny (Eren x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang