Part 38 - Pada Suatu Malam

100K 12.9K 3.6K
                                    

Haiiiii aku balik lagi. Ada yang kangen?

Tes semangat dulu. Spam lalala yeyeye 👉

Udah pada mandi belum?

Spam nama Jihan 👉

Spam nama Niken 👉

Spam nama Haikal 👉

Spam nama Dirga 👉

Spam PEMERAN UTAMA

Happy reading ❤

Jangan lupa baca doa sebelum baca 😘

Di suatu malam, hatiku menangis.
_______


"Lo gila, ya? Apa sih yang ada di otak lo itu? Dangkal banget ambil tindakan!" amuk Jihan begitu mereka keluar dari rumah Haikal.

Haikal tidak banyak bicara. Justru dia mengenggam tangan Jihan semakin erat. Seperti orang takut kehilangan.

"Gue nggak mau ikut sama lo!" Berontak Jihan yang sukses melepaskan jemarinya dari genggaman Haikal.

"Jihan, tolong kerja samanya," bujuk Haikal.

"Gue nggak mau!" Jihan memekik marah.

Jihan berniat kembali masuk ke dalam rumah keluarga Haikal. Namun gerakan laki-laki itu terlampau cepat, Haikal menangkap tubuh Jihan lalu mengangkatnya seperti orang memanggul beras di bahu.

"Ya Tuhan! Laki-laki itu benar-bener gila!" jerit Jihan histeris. Panik juga. Kepala Jihan mengarah ke bawa, otomatis rambut yang sudah Jihan tata sebelum berangkat jadi berantakan.

"Tatanan rambut gue berantakan." Dan bisa-bisanya Jihan memikirgan gaya rambutnya di saat seperti ini.

Haikal membawa Jihan ke arah mobilnya. Memasukkan perempuan itu ke mobil dengan gerakan bar-bar.

"Aduh! Kepala gue kejedot!" teriak Jihan.

"Pelan-pelan woi! Ini kepala orang!" Jihan mengomel heboh.

"Jihan, berisik."

"Anjir, tangan gue kejepit." Tangan Jihan hampir saja terjepit saat Haikal akan menutup pintu mobil. Beruntung tidak benar-benar terjadi.

Haikal geleng-gelang kepala melihat kehebohan Jihan. Penculikan yang tidak ada anggun-anggunnya sama sekali karena tingkah Jihan. Haikal heran kenapa dia bisa menggilai gadis seperti Jihan?

Hal yang pertama kali Haikal dapati begitu duduk di balik kemudi adalah wajah sebal Jihan. Mata Jihan menatap Haikal setajam ujung pedang.

"Sekarang rencana lo apa?" tanya Jihan jutek.

Haikal menggaruk tengkuknya dengan bingung. Sebenarnya dia tidak punya rencana apapun. Tindakan penculikan ini tanpa skenario.

Dari wajah Haikal yang bingung Jihan sudah membaca segalanya.

"Ku kira suhu, ternyata cupu." Wajah Jihan semakin sepat.

"Semua ini tidak ada dalam rencana saya." Haikal membela diri.

"Ya sudah cepat jalankan mobilnya. Biar rencana lo yang tidak terencana ini sukses," ketus Jihan. Mungkin hanya Jihan satu-satunya orang yang santai saat akan diculik.

"Kita mau ke mana?" tanya Haikal polos.

Bagaimana bisa takut jika penculiknya seamatir Haikal?

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang