Disisi lain...
Fang menarik nafasnya lelah.. Kaizo diam sejenak memerhatikan adiknya itu..
"Kau kan tak suka bermain bola.. kenapa tiba-tiba mau susah-susah begini?."
Fang menyeka peluhnya sejenak.
"Aku tak mau kalah! Bagaimana Aku dapat menunjukkan wajahku dihadapannya bila kalah..
"He.. Siapa?.."
Fang refleks menutup mulutnya sendiri..
"Bukan siapa-siapa!.."
'hm.. menarik.. Aku harus lihat sendiri siapa orangnya' batin Kaizo
3 Hari kemudian... Setelah pengorbanan Fang latihan 3 hari 3 Malam.. Fang sudah merasa sedikit PD dengan kemampuannya.
Ying berdecak kesal. Ruam dilehernya bekas preman bajingan itu masih meninggalkan bekas. Dengan hati kesal Ia berjalan keruang kelasnya. Tepat dilorong, Ia melihat Nana sedang mengembalikan jaketnya ke Fang. Ada sedikit rasa cemburu dihatinya meski Ia tak menyadari itu. Tanpa ba,bi,bu Ying langsung berbalik arah menghindari dua orang didepannya.
POV Fang
Hari ini, Aku merasa ada yang mengganjal dari perilaku Ying. Ia selalu melamun bahkan disaat pelajaran berlangsung. Tak seperti Ying yang kukenal.
Ku lihat Ying melihat jam tangannya sekilas lalu beranjak keluar kelas. Aku langsung mengikutinya dengan niatan menjahilinya.
"Bocil mau kemana nih.." godaku.
"Pergilah! Aku malas ribut denganmu!" Ying semakin laju meninggalkan ku, dibelakang nya.
Aku berniat menarik ikat rambut Ying. Tapi, niatku langsung terhenti kala melihat ruam merah dileher Ying . Mirip kissmark.
"Ying..." panggilku pelan
Ying lansung menutupi ruam tersebut lalu pergi meninggalkan ku.
Jujur ada sedikit pikiran negatif dikepalaku. Namun disisi lain Aku khawatir suatu hal buruk terjadi padanya. Atau justru itu semua kesengajaan Ying.
"Siapa pria brengsek itu?!" desisku.
Ying tersentak kaget. Ia langsung menghentikan langkahnya.
"Maksudmu?" tanya Ying pelan.
"Berhenti pura-pura tak tahu Ying!.. Siapa pria itu!!"
Ying hanya menunduk diam.. sungguh Aku benar-benar tak menyangka Ying dapat berubah sejauh ini.
"Aku gak ngerti.. Kamu semurah itukah Ying?."
Ying langsung menatapku seolah-olah kecewa.
"Mentang-mentang Ayah dan Ibumu tak ada.. Kau jadi jual dirikah?."
"Udah?" sela Ying.
"Hah?." jawabku bingung.
"Udah puaskah mengata-ngatai ku? Aku pergi permisi.."
Setelah mengatakan itu semua, Ying langsung pergi dari hadapanku. Kulihat raut sedih diwajahnya.
Apakah Aku salah? Apakah emosiku ini menyakitinya? Tapi Aku tak rela Ying disentuh oleh siapapun itu..
POV author
Ying mengunci dirinya ditoilet. Tak lupa Ia nyalakan keran air untuk menyembunyikan isak tangisnya. Ia genggam erat gelang tangan milik Almarhum Ayahnya yang terakhir kali Ayahnya kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku bukan anak kecil (HIATUS)
FanficYANG BELUM BACA FANFICT INI DISARANKAN JANGAN DIBACA DAHULU. TUNGGU AUTHOR SELESAI HIATUS. TAKUTNYA, SANGKING LAMANYA AUTHOR HIATUS, KALIAN CAPEK NUNGGUNYA. Sequel dari Fanfict Friend Become Love. Cerita akan berfokus pada Ying dan Fang setelah kon...