4. Mencari Boboiboy

262 22 6
                                    

"Ying!!!.." Gopal berhenti beberapa langkah untuk bernafas sejenak.

"Susah sangat nak kejar Kau" Ucapnya.

"Sakit punggung Atok kejar kalian!!." Tok Aba menyusul seraya memijat punggungnya.

Kami memutuskan untuk mencari Boboiboy bersama. Kecuali silandak ungu yang sedang asik pacaran.

"Mari kelorong sana..kita belum coba cek bukan?." Baru saja aku hendak melangkah, ujung baju belakangku ditarik tiba-tiba oleh Gopal. Hampir saja aku terjengkang kebelakang karenanya.

"Heyy!! Kau nih tak kira-kira ke? Aku boleh terjatuh tadi!!" Omelku.

"Ying.. apesal kita harus kesana.. itu..itu kan lorong berhantuuu."

"Terus?" tanyaku bodo amat.

"Nanti kita diculik hantuu tak nakkkk!!!" Teriak Gopal heboh sendiri.

"Haishh dulu kau pun bilang rumah Fang rumah berhantu. Tak tahunya Fang hantunya. Aku tak nak percaya lah." omel Ying, lalu melanjutkan langkahnya. Begitupun dengan Tok Aba dan Ochobot. Gopal mengikutinya dengan ragu-ragu.

Beberapa langkah aku berjalan kedekat lorong, aku dikejutkan dengan pemandangan Yaya yang menangis dipelukan Kak Amar.

'heh? Ada apa ini?'

"Dey! Kami mencari kau tau! Kenapa kau malah ada kat lorong berhantu ni? Apesal kau menangis ha?! Ini.. apesal peluk-peluk ha!" Tanya Gopal. Aku hanya memutar bola mataku lalu menginjak kaki Gopal. Anak satu ini memang tak bisa lihat kondisi saat bicara Yaya yang tersadar masih berada dipelukan Amar langsung melepaskan pelukannya seraya mengucap kata maaf berulang kali.

"Yaya..apa jadi ni?" Tanya Tok Aba.

Yaya hanya menunjukan benda yang ia genggam beserta robekan kain yang ia temukan.

"Ini jam kuasa Boboiboy.. macam mana boleh ada kat kau Yaya?" Tanya Ochobot.

Yaya hanya diam. Ochobot mencoba mengamatinya lagi lebih dekat. "Darah..kain ini.."
Ochobot terkejut. "Cucu Atok.." Tok Aba ambruk untungnya langsung ditangkap oleh Gopal.

"Atoookkkkkk..."

Yaya hanya diam. Aku tak mengerti apa yang kini ia pikirkan.

"Korang tak pe?"

"Dey..tak liat kah kau..HEHHH...KAU..."-Gopal terkejut dengan kemunculan orang dihadapannya. Aku pun mengikuti arah pandangan Gopal.

"Ee...B-Boboiboy?"

Melihat kemunculan Boboiboy yang tiba-tiba, semua orang terkejut. Bahkan Gopal yang tak yakin bahwa yang muncul dihadapannya adalah Boboiboy langsung bersembunyi dibalik tubuh ku.

Boboiboy menghela nafas pelan. Lalu memerhatikan kami satu persatu.

"Ini aku..Boboiboy.." Ucapnya lembut.

Boboiboy memerhatikan kami yang ada dihadapannya beserta Tok Aba.

Boboiboy memerhatikan Atoknya yang pingsan. Ia terdiam.

"Ape sal kalian ada kat sini?" Tanyanya. Gopal yang mendengarnya sontak merasa kesal. Pasalnya kami sampai izin kesekolah demi mencari Boboiboy. Tok aba dan Ochobot sampai tutup kedai demi mencari Boboiboy.

"Dey! Kami ada kat sini sebab cari kau lah!!" Teriak Gopal kesal.

Yaya yang posisinya berada didekat Gopal, berusaha menahan emosinya lalu berdiri menghampir Boboiboy. Perlahan ia berjalan mendekati Boboiboy. Tepat dihadapan Boboiboy, Yaya mengangkat tangannya siap untuk menampar Boboiboy. Boboboy refleks menutup matanya bersiap menerima amukan Yaya.

Alih-alih menampar Boboiboy, Yaya malah menyentuh wajah Boboboy seraya memerhatikan wajahnya yang pucat pasi. Boboiboy mencoba membuka matanya perlahan. Melihat Yaya yang sedang memerhatikannya dengan ekspresi khawatir, Boboiboy mencoba tersenyum sembari meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.

"Dah lah..tuh aku Ok ok je.." Ucap Boboiboy.

"Pasti sakit kan.....kau nih.. " Yaya terdiam. Lelah rasanya Yaya menahan emosinya, pada akhirnya pecah juga. Boboiboy yang melihat Yaya menangis langsung kikuk, bingung harus melakukan apa.

"Kau ini..selalu saja.. se.. " Yaya mencoba menenangkan dadanya yang terasa sesak.

"Yaya.. Sory..jangan menangis ya.. aku ok ni" Ucap Boboiboy lembut seraya tersenyum lebar.

Tapi sayangnya hal tersebut malah membuat tangisan Yaya menjadi-jadi. Boboiboy yang melihatnya tambah bingung. Aku mengerti apa yang dikhawatirkan Yaya. Mungkin Ia tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi bila Boboiboy benar-benar pergi untuk selamanya. Aku sahabatnya, dan aku tahu bahwa perasaan Yaya telah berubah menjadi perasaan cinta. Setiap ada waktu untuk aku dan Yaya curhat, ia tak kan lupa menceritakan tentang Boboiboy.

(Di rumah)

Aku membantu yang lainnya membaringkan Atok di sofa. Berkali-kali handphoneku berdering menandakan seseorang menelphonku. Aku hanya membiarkannya dan fokus membantu yang lain. Aku sangat benci, diganggu telphon saat aku sedang sibuk. Handphoneku masih terus saja berbunyi.

"Maaf teman-teman.. aku izin angkat telphone sebentar."

Aku pergi kehalaman dan segera mengangkat telepon diponselku.

"Ying.. kau tak mau mengantar ibumu keterminal?"

"Maaf yah.. Ying sedang sibuk sekarang."

Ibuku pergi ke rumah nenek untuk berlibur. Sebenarnya aku juga diajak. tapi, sekolah lebih penting untukku daripada liburan. Toh, nanti juga ada waktu liburnya sendiri. Saat itulah aku dan Ayahku akan menyusul mereka.



























Kuharap juga begitu..

Tapi ...

Setelah beberapa Minggu.. ayah menemuiku seraya menangis.

Ia mengatakan, "Yang sabar ya Ying."

Saat itu aku hanya terdiam menatap Ayahku. Yang bisa kulakukan saat itu hanya pura-pura tak peduli dan tersenyum dihadapan Ayahku.








..

Aku memang lemah.. bagaimana bisa aku menangis? Jangan sedih dihadapan orang yang sedih. Salah satunya harus bisa menjadi tiang.

AKU HARUS MENJADI TIANG UNTUK AYAHKU

Aku bukan anak kecil (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang