Skip jauh aja ya.. cerita lanjutan chapter kemarin, bisa dilihat di FRIEND BECOME LOVE.
Festival sudah selesai... Ini ceritanya, dah lulus.
Hah... Aku sangat bahagia memiliki teman-teman yang baik selama ini.
Tapi, saat ini kami perlu mengambil jalan kami masing-masing.
Hahaha! Lucu sih.. tapi, saat ini Aku tak punya jalan lain. Semuanya buntu.
Disini, saat ini...Angin malam menerpa rambutku.
Aliran sungai dari bawah jempatan terdengar begitu deras. Aku harus segera bergegas..
Harus lompat sekarang juga!
Saat Aku mulai melompat, dan kurasakan tak ada lagi sandaran dikakiku. Hanya angin yang serasa menerpa kakiku. Saat ini juga Aku telah memantapkan diri
"Maaf.." hanya itu yang dapat ku ucapkan saat ini.
Aku menutup mataku. Samar-samar Aku mendengar suara umpatan dari atas sana. Sesuai dugaanku.. Aku tergantungkan kuasa bayangan milik Fang.
"Aaahh.. sudah kuduga.. bocil bodoh ini!." ucap si songong yang sudah jelas identitasnya.
Sebelumnya.....
Kelulusan
Padahal Aku merasa baru kemarin Aku mengikuti festival. Tiba-tiba sudah lulus saja.
"Ying.. kita lulus.." ucap Yaya tersenyum.
Aku balik tersenyum menanggapinya.
"Aku dapat bucket lebih banyak darimu." Pamerku seraya mengibaskan rambutku.
"Heleh.. tak masalahpun.. Cukup satu bucket yang terpenting. Yaitu dari kedua orang tuaku."
'Deg'
entah mengapa hatiku terasa sakit mendengar jawaban Yaya. Yah.. mau bagaimana lagi. Tiada keluargaku yang dapat mendatangi kelulusanku. Dapat dibilang Aku sebatang kara.. tapi tak bisa dibilang begitu juga sih.. Aku masih punya teman-teman.. Toh dirumahku masih Ada 1 kucing dan angin lewat wkwk..
"AAAAAAAAAAA!!!!!"Teriak ku frustasi. Yaya yang berada di sampingku otomatis langsung tersentak kaget.
"Kenapa ?"
Aku nyengir menanggapi Yaya.
"Aku lega Yaya." Jawabku. Meski alasan ini dapat dibilang iya, iya tidak.
"Woyyy landak ungu! Gembrot! Ayo kita foto dengan calon pengantin.. eghm.. Boboiboy dan Yaya." Teriakku.
Muka Yaya memerah. Ia memukulku dengan toganya.
Kalau diingat-ingat.. ini indah ya.. kami berfoto dan bercanda ria...
"Siapa yang kau panggil landak ungu Bocil cebol!" Teriak Fang tak terima.
Indahnya.. tapi.. anehnya ada yang kurang...
Rasanya ada kehampaan.. eh.. tunggu..
Aku tak pernah menunjukkan ekspresi lain ke mereka selain tersenyum..
Tak apa kan?
Bukankah itu lebih baik?
Tak perlu membuat mereka khawatir kan? Aku cukup tertawa seperti biasanya.
"Setelah ini mari kepantai!!" Aku mengangkat tanganku tinggi-tinggi. Semua mengikuti dengan senyum bahagia.
Tik.. tik.. jressssssss
Hujan tiba-tiba menerpa kami.
BRUUKKKKK
Eh..?
Kakiku mendadak lemas, dan tubuhku ambruk seketika.
"YING!!!"
Ah.. teriakan mereka...
Kenapa Aku malah tiduran..
ck.. kalian berlebihan.. kenapa menguncang-guncangkan tubuhku segala macam. Aku masih sadar loh!
Mm.. huaaammm.. tiba-tiba Aku mengantuk. Tidur dulu tak masalahkan?
Oh ya.. Aku lupa tadi pagi belum sarapan, tapi malah sudah menenggak kopi hitam. Yah.. setidaknya kucingku sudah kuberi makan whiskas.
Aku tak mengerti, namun Setelah itu hanya warna hitam yang dapat kurasakan.
Siapa disana? Eh.. Ayah?
Aku mendekati seseorang yang kuduga adalah Ayahku.
Ia hanya terdiam menatapku. Sudah lama sejak terakhir kali Ayah mengusap kepalaku.
"Ayahhh...
"Ayahh, usap lembut kepalaku yah.. Aku pusing. Aku lelah... Bawa Aku bersamamu.." Aku meluapkan semua emosiku dihapadan arwah Ayahku. Tak sanggup lagi tangisku bendung.
Ayah tak langsung menjawab. Beliau hanya tersenyum memperhatikan putri kecilnya yang kini beranjak dewasa.
Arwah Ayah mendekati Ku, lalu mengusap lembut kepalaku.
"Ayah menyayangimu sayang.. tapi, Ayah tak dapat mengajakmu. Adik-adik kecilmu membutuhkanmu...hiduplah dengan sehat ya sayang.. Ayah tak pergi.. Ayah selalu mengawasi kalian.." sang Ayah mengecup kening Ying lalu menghilang bak dibawa angin.
"AYAHH.. Aku belum siap.. tukar sajaaa.. biar saja aku menggantikan mu yah. Biar saja Aku yang mati menggantikan mu!" teriak Ying
Aku baru ingat, Aku memiliki dua adik. Satu dengan Ibu kandungku, dan satunya lagi dengan Ibu tiriku. Tapi Aku yakin dengan sangat. Mereka bisa hidup tanpa Aku. Tapi mengapa Ayah enggan membawaku??
Tiba-tiba Aku merasakan sesuatu dikepalaku..
Rasanya, seperti ada yang mengusap lembut kepalaku...
Ayah? Sepertinya bukan.
Uh.. Aku merasa tiba-tiba ada air di pipiku.. Apa ini air hujan yang tadi.
'BANGUNLAH YING'
He? Apa maksudnya?
Aku merasakan, sesuatu yang kenyal menempel dikeningku. Aku teringat, bahwa Aku sedang tertidur.
Tepat diujung jalan, ada sesuatu yang terang mencuat keluar. Aku segera bergegas lari kearah sana.
Saat itu juga, mataku terbuka. Aku terkejut melihat Fang mencium lembut keningku dengan ekspresi menyedihkan.
Hey.. Apa-apaan ini???
Yang sebenarnya terjadi
Fang langsung bergegas menghampiri Ying, saat hendak menggendongnya, terlihat sayatan pisau di pergelangan tangannya. Fang menggigit bibirnya kesal.
"Ada apa Fang?" Tanya Boboiboy.
Fang menarik lengan Ying hingga menutupi lukanya.
"Tak da apa-apa.."
Fang membawa Ying kerumah sakit, dan menyuruh teman-temannya untuk mempercayakan Ying kepadanya.
Sedikit cerita, mengapa Author gak lanjut-lanjut.
Author tiba-tiba jenuh sama ceritanya. Jadi jangan heran, tiba-tiba alurnya dipercepat. Karena Author menghindari sebuah cerita yang membosankan bagi Author.
Jadi.. yang bingung.. boleh tanya aja.
Tenang aja.. kali ini, ceritanya Author buat yang sekiranya pentingnya aja. Biar gak bertele-tele. See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku bukan anak kecil (HIATUS)
FanfictieYANG BELUM BACA FANFICT INI DISARANKAN JANGAN DIBACA DAHULU. TUNGGU AUTHOR SELESAI HIATUS. TAKUTNYA, SANGKING LAMANYA AUTHOR HIATUS, KALIAN CAPEK NUNGGUNYA. Sequel dari Fanfict Friend Become Love. Cerita akan berfokus pada Ying dan Fang setelah kon...