"Orang-orang mengatakan kepadaku bahwa cinta akan menemukan diriku ketika aku tidak menduganya."
-Hitam
🪐🪐🪐
Byurrr
Bagaikan badai yang menerpa lautan kering, aku merasakan siraman rohani yang membanjiri dunia mimpi indah ku.
Mataku terbuka lebar, tanpa ada pergerakan perenggangan otot, aku terperanjat ketika air dingin itu tepat mengenai wajahku.
Segera ku usap wajah cantik ku dengan kasar, pandangan ku jatuh pada kasur serta selimut yang sudah basah karna siraman rohani tadi.
Aku melirik kepada pelaku yang membuat pagi ku ini sangat buruk. Benar saja, ada sosok menjengkelkan yang tega menguyur ku dengan air dingin, menggunakan gayung yang biasa ku pakai untuk mandi. Aku memandangnya dengan jengkel, sedangkan laki laki itu malah tertawa terbahak-bahak.
"Lo apa-apa sih!!!"
Tidak ada respon apapun dari dia, laki-laki itu malah tersungkur ke lantai karna tak kuasa tertawa sejak tadi.
"Lucu, lo pikir?"
Laki-laki itu berdiri sambil memegang perutnya dan sesekali mengusap air matanya yang jatuh sangking terpingkal nya.
"Muka lo," ujarnya sembari tertawa lagi. "Kek dugong. Anjirr lah, ngakak gue."
Menatap laki laki ini membuat ku kesal, tangan ku mengepal erat sudah siap-siap untuk memberikan bogeman spesial untuknya.
"Eh, tunggu-tunggu. Lu mau ngapain?" tanya laki-laki itu, was was.
Dengan mata yang membara, dan otak yang sudah ingin meledak membuat ku benar-benar akan menghabisi laki-laki ini. Namun naas, tubuh ku tersungkur ke lantai. Aku memeluk tubuh ku yang menggigil dan cairan bening yang tidak bisa aku sembunyikan lagi.
Aku menangis.
"Hiks, hiks."
Laki-laki itu lantas panik, ia membuang gayung yang tadi di pegang nya ke sembarang tempat kemudian mendekat lalu ia memeluk ku.
"Eh, sorry. Jangan nangis gitu dong, gue tuh cuma mau bangunin lo. Lo ga sadar ini udah jam berapa?" ucapnya.
Aku menatap jam dinding di sisi sebelah kanan meja belajar ku. Mata ku terbuka lebar saat jarum panjang itu berada di angka sembilan, dan jarum yang kecil berada di angka enam.
Sial, aku telat hari ini.
🪐
Satu persatu anak tangga ku lewati sambil berlari sekencang mungkin. Bahkan aku tidak memperdulikan jika aku akan jatuh dari tangga yang cukup tinggi ini.
Langkah ku memelan saat melihat mereka asik bersiap untuk sarapan pagi. Wajah ku yang tadinya kusut akibat kesal di guyur air dingin, langsung berubah menjadi senyum hangat. Bahkan langkah ku yang tadinya terburu-buru kini kian memelan.
"Selamat pagi cantik," sapa mama ku.
"Pagi mama," jawab ku sembari memeluk mama dengan hangat.
"Sarapan dulu yuk," ajak papa ku.
Aku menggeleng cepat. Tidak bisa, aku sudah sangat telat saat ini.
"Maaf pa, Aira udah telat banget."
"Tuh kan. Lo sih, tidur kayak mau mati aja."
Aku melirik laki-laki yang sibuk menyantap sarapannya tanpa melihat ke arah ku.
![](https://img.wattpad.com/cover/292514597-288-k654384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Memories
Teen FictionDalam hidup memang memiliki beberapa kisah yang pahit, namun kepahitan dan kemanisan itu sudah menjadi satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kehidupan. Dimana semua itu adalah takdir