4.
Ada masa ketika Xie Lian merasa mengantuk sepanjang hari, mudah lelah ketika berkerja sedikit, mengeluh sakit dipinggang dan perutnya.
Dia menghabiskan hari-harinya hampir ditempat tidur, sementara dokter berkata bahwa dia harus lebih banyak bergerak.
Keadaan Xie Lian yang lesu dan kurang bersemangat membuat Hua Cheng sedikit khawatir. Untung saja itu hanya sampai 7 bulan kehamilannya. Memasuki bulan kedelapan Xie Lian menjadi bersemangat lagi, dan bahkan bisa memasak didapur, meski Hua Cheng tidak mengizinkannya.
5
Sejauh ini Hua Cheng telah membaca 10 jenis buku yang menerangkan tentang ibu hamil.
Perhatiannya pada Xie Lian tidak pernah berkurang, dia mengambil alih semua pekerjaan rumah yang seharusnya dilakukan Xie Lian. Mereka hanya mempekerjakan juru masak, dan selebihnya Hua Cheng lakukan sendiri.
Dia berkata bahwa ketika dia memiliki anaknya nanti, dia sudah layak menjadi seorang Ayah. Tidak ingin pekerjaannya diambil alih oleh orang lain. Bekerja dan mengurus rumah pasti sangat berat dan melelahkan tapi menyenangkan untuk melakukannya. Xie Lian yang tidak dibiarkan melakukan apa apa merasa sedikit kasihan padanya. Dia menyarankan pada Hua Cheng untuk membawa pelayan dirumah, tapi Hua Cheng menolak.
Dia ingin menjaga Xie Lian sendiri, merawatnya untuk merasakan bagaimana menjadi suami dan ayah, maksud Hua Cheng adalah membentuk ikatan dengan keluarganya.
6
Hua Cheng selalu mengambil gambar setiap hari, dan setiap gambar akan dipilih untuk dipajang di dinding kamar dan ruang tamu.
Dinding dikamar hampir dihiasi foto Xie Lian, sejak mereka menikah hingga kehamilannya yang kedelapan bulan, masih akan berlanjut kedepannya. Hua Cheng menggantung foto-foto itu selama dua hari.
Xie Lian malu melihat foto ketika dia berenang dipantai di pajang juga, dia menurunkannya dan menyimpannya kebelakang lemari. Tetapi esok paginya ketika dia bangun gambar yang tidak layak itu tergantung lagi dengan nyaman. Xie Lian hanya bisa menghela napas.
7.
Hua Cheng mengusap perut Xie Lian dan merasakan gerakan dari sana, lalu karena dia pikir anaknya bangun dia menceritakan sebuah kisah untuk dibagi dengan sang anak. Cerita itu benar-benar menghibur bagi Xie Lian. Membuatnya tertawa dan nyengir tidak jelas, hal lucu yang paling menghibur adalah ekspresi Hua Cheng.
Dia memuji Hua Cheng sebagai Ayah yang baik, lalu menghadiahi nya dengan satu ciuman, "Ini hadiah terimakasih dari anakmu." Lalu menambahkan satu ciuman lagi. "Ini spesial dariku." Ciuman lembut itu seringan bulu diawal, lama kelamaan menjadi ciuman panas yang dalam.
8
Dua minggu sebelum tanggal prediksi Xie Lian melahirkan Ibu dan Ayahnya datang ke apartemen mereka. Ibu Xie Lian ingin menemani anaknya dan akan tinggal disana sampai cucunya lahir.
Sementara pekerjaan diperusahaan tidak mungkin ditinggal Ayah Xie Hanya bisa mengalah dan pulang ketika hari menjelang malam.
Hua Cheng membeli pangsit diluar untuk cemilan tengah malam, karena Xie Lian ingin memakannya, walaupun Hua Cheng tidak setuju dia tetap harus menuruti keinginan istrinya.
9.
Ketika waktu yang ditentukan hampir dekat, takut sesuatu terjadi nantinya, Hua Cheng membawa Xie Lian untuk tinggal dirumah sakit.
Xie Lian protes, "Masih seminggu lagi, kenapa kita kerumah sakit sekarang, aku masih ingin dirumah.
Hua Cheng tidak mendengar keluhannya, malam itu mereka datang kerumah sakit, dia telah memastikan semua yang dibutuhkan Xie Lian.
Malam pertama mereka dirumah sakit Hua Cheng mengambil gambar, mengatakan bahwa ketika anaknya besar nanti dia akan menceritakan ini pada sang anak.
Hua Cheng tinggal dirumah sakit dan meminta semua pekerjaannya diurus oleh Ayahnya. Sementara Ibu Hua Cheng juga bersama mereka. Ibu Hua Cheng dan Ibu Xie Lian sangat menantikan kehadiran cucu mereka. Ibu Hua Cheng bahkan sudah membeli sebuah Vila untuk tempat bermain cucunya.
10
Xie Lian hampir tidak merasakan takut pasca melahirkan karena keluarganya selalu menghiburnya, Hua Cheng bertanya karena melihat dia sangat nyaman dengan dirinya sendiri, "Apakah kau tidak merasakan perasaan gugup sedikitpun?"
Xie Lian menjawab tidak, tapi pertanyaan itu tiba-tiba mengingatkannya pada kehidupan masalalu. Ketika dia kehilangan anaknya, dia sangat takut Hua Cheng akan membencinya. Saat menghadapi kematiannya sendiri, merasakan dengan jelas betapa putus asanya dia tidak dapat membalas dendam, ada banyak rasa takut.
Sekarang? Setelah mengetahui Jun Wu divonis hukuman penjara seumur hidup tanpa jaminan, Xie Lian telah kehilangan rasa takutnya.
Xie Lian tersenyum, bersandar dipelukan Hua Cheng, "Jika sesuatu terjadi saat persalinan nanti, kau diberi pilihan antara Ibu atau anak, maka kau harus memilih anak, oke?" Aku berhutang satu nyawa untuk anakku. Aku ingin dia memilikinya. Hua Cheng menggelengkan kepalanya, dia tidak pernah membayangkan diberi dua pilihan seperti ini."Tidak ada jika. Aku telah mengundang dokter nomor satu, aku akan mencabut gelarnya jika dia tidak berhasil dengan pekerjaannya."
Xie Lian, "Bukankah You XiaoMo saja sudah cukup? dia juga dokter nomor satu."
Hua Cheng mengangkat bahu, "Aku akan lebih percaya ketika ada banyak dokter yang ahli untuk menjagamu." Dia mencuri satu kecupan yang membuat Xie Lian geli.
Dibawah belaian tangannya, Xie Lian merasa sangat nyaman, setengah mengantuk saat dia bertanya lagi, "Bukankah kau akan menghabiskan begitu banyak uang?"
Hua Cheng tidak peduli, "Jika uang bisa menggantikan keselamatanmu, tidak apa-apa aku jatuh miskin."
Xie Lian tidak berbicara lagi, karena tidak bisa menahan kelopak matanya, dia langsung tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Redemption
FanfictionKarakter dipinjam dari novel karya mo xiang tong xiu. Fanfiction Hua Cheng x Xie Lian #87-mistery 26/11/21 "Aku putuskan menyerah karena tidak lagi ada yang harus dipertahankan. dengan penyesalan yang setiap menit memberiku sayatan yang lebih pedih...