Chapter 2

558 81 8
                                    

Setelah jungwon meminum obat yang diberikan oleh sunoo, mereka memutuskan untuk pergi ke taman.

“terimakasih sunoo, kalau tidak ada kamu mungkin entah apa yang terjadi padaku”

“tidak apa-apa kan itu gunanya teman” sunoo menjawab sambil tersenyum.

“aku senang punya teman yang seorang omega juga. Kau pasti menyembunyikanya karna takut di pandang lemah juga ya ?”

“ya begitulah” sebenarnya sunoo ingin mengatakan bahwa dia menyembunyikannya karna takut dibully seperti dulu, namun dia menahan dirinya. Mungkin saja jungwon tidak mau berteman lagi dengannya setelah tau apa saja yang telah di alaminya. Jungwon walaupun seorang omega , ia tidak pernah mengalami hal yang sama sepertinya karna telah menyembunyikannya sejak awal. Dia belum mengetahui dengan benar betapa besarnya dampak yang akan dialami jika orang-orang tau statusnya sebagai omega.

.

.

.

Aktivis perlindungan hak omega kembali mengkampanyekan untuk kesetaraan hak bagi omega pria-

Sunoo menatap layar televisi yang sedang menayangkan para aktivis yang sedang berpidato. Sesungguhnya dia tidak mengerti. Yang sunoo tau menjadi seorang omega atau alpha adalah sesuatu yang tidak dapat mereka tentukan. Namun kenapa banyak sekali yang mengatakan menjadi omega pria itu salah ? bahkan orang tuanya juga mengatakan padanya jangan sampai dia adalah seorang omega.

“sunoo, sunghoon datang” panggilan ibunya membawa sunoo  kembali dari lamunannya. Dia segera berlari keluar rumah untuk menemui sahabatnya. Mereka sudah mengenal dari kecil, namun sejak sunghoon menekuni ice skeeting tiga tahun yang lalu, waktu bermain mereka menjadi sangat berkurang. Sunoo sebenarnya punya banyak teman lain tetapi tetap saja tak ada yang bisa menggantikan sunghoon.

Sunoo hampir terjatuh ketika dia sampai di depan sunghoon. “hey kamu tidak perlu berlari seperti itu, nanti jatuh”

“hehe maaf, hoonie pulang kapan ? bagaimana lombanya ? menangkan?”

“aku pulang kemarin, dan tentu saja aku menang” sunghoon berucap dengan dagu terangkat bangga. “ayo aku traktir es krim mint choco”

.

.

.

“aku takut tentang hasil tes besok” sunoo bercerita sambil mengaduk es krimnya. Rasa senang bertemu sunghoon tetap tidak bisa menghilangkan rasa khwatirnya.
Setiap anak yang berusia 12 tahun akan menjalani pemeriksaan untuk mengetahui status mereka adalah omega/alpha ataupun beta.

“takut kenapa ?”

Sunoo menghela nafasnya. “ya bagaimana kalau aku jadi omega ? papa dan mama pasti membeciku”

“mereka tak kan membencimu, orang tua mana yang akan membenci anaknya cuma karna hal seperti itu”

“kalau hoonie gimana ? apa akan membenciku kalau aku jadi omega ?” sunoo mengangkat kepalanya dan menatap sunghoon.

“aku tidak akan peduli kamu mau omega atau alpha atau beta, kamu bakal tetap jadi sahabatku” sunghoon tersenyum sambil mengelus kepala sunoo.

.

.

.

Pagi ini sunoo terbangun dengan mimpi tentang masa kecilnya. Mimpi itu membawa ingatannya melayang pada sunghoon, satu-satunya orang yang tetap berada di sisinya setelah status omeganya dan juga merupakan orang yang membuat masa smp sunoo menjadi neraka. Sunoo membencinya. Membenci bagaimana sunghoon menghancurkannya kemudian memberinya harapan hanya untuk di hancurkan kembali.

omegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang