Chapter 3

470 71 12
                                    

Sunoo menatap amplop yang berada di hadapannya. Di dalam amplop itu terdapat surat yang akan memberitahunya tentang statusnya. Dengan tangan bergetar dia membuka amplop itu, dan hal yang di takutkannya menjadi kenyataan. Dia adalah seorang omega. Sunoo hanya bisa berharap orang tuanya tidak akan membencinya dengan hasil ini.

“sunoo, ayo makan” suara ibunya membawa sunoo kembali pada kenyataan.

“a-ah iya ma” sunoo dengan gugup pergi ke dapur untuk makan malam.

Di meja makan sudah ada kedua orang tuanya dan kakaknya heeseung. Sunoo terlalu fokus pada hasil pemeriksaan hingga dia lupa bahwa kakaknya pulang hari ini. Sunoo selalu merasa canggung dengan heeseung karena jarak umur mereka yang terlalu jauh serta heeseung yang selalu bersekolah di luar kota. Apalagi dengan sikap kedua orang tuanya yang selalu lebih menyayangi heeseung di banding dirinya yang menambah buruk hubungan mereka.

“jadi bagaimana hasil pemeriksaanmu hari ini sunoo ?” tangan sunoo yang sedang memegang sumpit berhenti di udara ketika mendengar ucapan ayahnya.

“aku-“

“pasti beta kan ? sudah mama duga kamu tidak akan bisa jadi alpha seperti heeseung, ya tapi jauh lebih baik daripada jadi omega pria yang menjijikan itu” ibunya memotong ucapan sunoo. Sunoo tau, sudah terlambat kalau dia ingin mengaku. Jadi yang bisa sunoo lakukan adalah mengiyakan ucapan mamanya. Sunoo pikir saat itu dia sudah bisa bernafas lega, namun ia tidak menyadari tatapan papanya yang curiga padanya.

.

.

.

Keesokan harinya ketika sunoo pulang sekolah, ia sangat terkejut ketika membuka pintu rumahnya. Di ruang tamu sudah ada kedua orang tuanya, dengan surat pemeriksaan sunoo yang terbuka di atas meja. Padahal sunoo kira dia sudah menyembunyikannya dengan baik.

“pa-pa mama maaf” sunoo memegang ujung seragam sekolahnya dan menundukkan kepala.

Ayahnya tanpa mengatakan apapun berjalan mendekat ke arahnya kemudian memegang dagunya sunoo agar menatapnya. Ketika sunoo menatap mata ayah dan ibunya, ia segera sadar bahwa mulai hari ini tidak akan ada yang sama lagi. Orang tuanya membencinya. Tiba-tiba tubuhnya terjatuh dan rasa panas menghampiri pipinya. Seorang ayah yang dia sayangi dan kagumi, baru saja menamparnya hanya karena statusnya. Air mata mulai berjatuhan dari kedua matanya, ketika mereka berdua mencacinya. Mengatakan bahwa betapa menjijikan dirinya dan betapa mereka menyesal membesarkan seorang omega pria.

.

.

.

Sunoo menghapus air matanya ketika ingatan hari itu kembali datang padanya. Padahal itu sudah terjadi empat tahun yang lalu, tetapi rasa sakitnya tidak pernah berkurang. sunoo mengusap foto keluarga yang saat ini berada di tanganya. Foto yang diambil ketika mereka masih menjadi keluarga yang bahagia. Sunoo rindu, saat-saat ayahnya terkadang memujinya, atau saat ibunya membuatkan makanan kesukaannya pada hari ulang tahunnya.  Sekarang jangankan memujinya, untuk menatapnya saja orang tuanya tidak sudi. Hidupnya bagai hantu di rumah itu, tidak di lihat ataupun di dengar.

.

.

.

Hari ini jungwon mengajak sunoo ke mall untuk menemaninya membeli sepatu baru. Bagi jungwon mungkin ini biasa saja tetapi bagi sunoo ini adalah salah satu hari yang di nantikannya. Sudah sangat lama sejak ada seorang teman mengajaknya pergi bersama.

“ayo cepat, nanti kita tertinggal bus” sunoo menarik tangan jungwon agar berjalan lebih cepat.

“tenang saja, kita tidak akan naik bus. aku punya sopir pribadi hari ini”

“ sopir pribadi ?”

“ah itu dia, jay hyung” jungwon melambai pada seorang yang berdiri sambil bersandar pada pintu mobilnya di depan gerbang sekolah sunoo dan jungwon. Sekali lihat saja sunoo tau bahwa seorang bernama jay itu adalah alpha. Sunoo segera menghentikan langkahnya, dia takut. Walaupun ada jungwon di antara mereka, tetap saja traumanya menghambatnya. Padahal sunoo kira dia sudah bisa sedikit mengatasi traumanya setelah beberapa kali berbincang bersama jake.

Jungwon yang menyadari sunoo tak mengikutinya segera berbalik melihat sunoo yang menunduk dan menggenggam tali selempang tasnya dengan kuat. Jungwon sebenarnya sadar akan sunoo yang selalu gugup berada di dekat alpha, tetapi dia memilih untuk berpura-pura tidak tau. Dia akan menunggu hingga sunoo menceritakannya sendiri. yang bisa jungwon lakukan sekarang adalah membantu sunoo agar terbiasa bersama alpha.

Kali ini jungwon yang menarik tangan sunoo dan mengatakan, “ tidak apa-apa, jay hyung itu orang baik”.

.

.

.

Awalnya sunoo gugup berada di sekitar mereka, tapi dengan pembawaan jay yang santai serta sering melucu akhirnya membut sunoo sedikit rileks. Jay adalah anak dari salah satu teman orang tua jungwon. Namun ketika jungwon meninggalkannya berdua dengan jay, rasa takut kembali menyerang.

“hey sunoo, terimakasih udah bantuin jungwon di perpustakaan” ucapan santai jay langsung membawa berbagai kenangan buruk yang sunoo miliki. Melihat sunoo yang langsung ketakutan jay segera menyesali ucapannya. Dia hanya ingin mencoba akrab dengan sunoo karena merupakan teman jungwon. “maaf, jungwon menceritakannya padaku. Tenang saja aku tidak akan memberitahu siapapun”

“a-apa hyung tidak membenci omega pria ?” sunoo memberanikan diri menatap alpha di depannya.

“membenci ya..” jay menaikkan sikunya ke atas meja dan menopang dagunya dengan tangannya. “ya memang banyak yang membenci omega pria, tapi itu bukan aku. Bodoh sekali membenci seseorang hanya karena status yang tidak bisa di kendalikannya”

Sunoo terdiam mendengar ucapan jay. jay adalah alpha kedua yang sunoo tau mengatakan tidak membenci omega pria. setelah pembicaraan itu jungwon datang dan mereka kembali mengobrol seperti biasa. Sunoo dapat melihat betapa perhatiaannya jay pada jungwon. Ketika mereka berjalan, jungwon menyamakan langkahnya dengan sunoo yang berada di belakang dirinya dan jay. “bagaimana ? jay hyung baikkan ?” tanyanya pada sunoo.

“ya dia baik, kamu beruntung punya jay hyung di sisimu” jawab sunoo dengan senyum sedih. Melihat jungwon dan jay, membuatnya mengingat sunghoon. andai saja sunghoon tidak meninggalkannya.

.

.

.

Saat ini sunoo dan jungwon sedang berada di toko pakaian. Mereka mengisi waktu untuk menunggu jay yang sedang mengantri pizza, pesanan ibunya. Sunoo tanpa minat membolak balik pakaian yang ada di rak. Namun gerakannya berhenti ketika melihat seseorang yang berdiri di hadapanya.

“wah kau terlihat lebih bahagia ya sekarang”

Tubuh sunoo langsung membeku. Dia bahkan secara tidak sadar menahan nafasnya karena ketakutan. “aa-ampun” kata itu bahkan secara otomatis langsung terucap dari bibirnya. Pikirannya langsung berpacu memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Melihat sunoo yang ketakutan, malah membuat senyum muncul di wajah tampannya. “ampun ? aku bahkan belum melakukan apa-apa padamu. Atau itu yang kau harapkan ? agar aku melakukan hal itu lagi padamu omega sialan ?”

.

.

.

tbc

omegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang