Sunoo kembali mencoba memfokuskan diri kepada gurunya yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Harusnya hari ini dia izin saja sekolah karena sejujurnya dia masih cukup terguncang karena pertemuannya dengan orang itu, belum lagi di tambah mimpi tadi malam. Tapi sayangnya dia tidak bisa, beasiswanya bisa dicabut kalau dia sering absen. Jungwon sendiri tak banyak bicara, seolah mengerti bahwa sunoo sedang tidak ingin mengobrol.
Segera setelah bel yang menandakan waktu pulang berbunyi, sunoo segera berlari keluar kelas. Ketika dia berjalan menunduk berjalan keluar gerbang, seseorang memegang lengannya. Reflek sunoo langsung berteriak, namun ketika melihat siapa yang memegangnya teriakannya terhenti “jin hyung ? apa yang hyung lakukan disini”
Jin tersenyum seolah sunoo tak baru saja berteriak “menjemputmu tentu saja, aku khawatir setelah telfonmu tadi malam. Ayo aku traktir es krim”
.
.
.
Seokjin mengetuk-ngetuk jarinya pada setir mobil, menunggu lampu lalu lintas berubah hijau. Sesekali ia melirik sunoo yang berada di sampingnya. Ingatan seokjin melayang pada waktu pertama kali dia bertemu dengan sunoo.
Seokjin memeriksa pasien gawat darurat yang baru saja diselamatkannya. Berdasarkan info yang didapatnya sang pasien ini adalah remaja berusia empat belas tahun yang melompat dari lantai empat sekolahnya. kisah yang menyedihkan, apalagi melihat reaksi keluarganya yang datang satu jam yang lalu. Mereka malah marah dan terkesan malu dengan apa yang telah dilakukan anak mereka, sungguh tidak punya hati.
Tak lama kemudian, sunoo sang pasien akhirnya sadar dari efek obat biusnya. seokjin segera mendekat dan mulai memeriksa keadaan sunoo.
“i-ini dimana ?”
Dengan tenang seokjin menjawab “ini di rumah sakit, apa kamu mengingat namamu ?”
Sunoo mengangguk sebagai jawaban “aku kim sunoo”
“dan apakah kamu mengingat kenapa kamu di sini ?”
Sunoo mencoba mengingatnya, namun sekeras apapun dia mencoba sunoo tidak bisa. Malah kepala nya terasa sakit. Ingatannya layaknya di rampas secara acak. Dia ingat usia, sekolah,bahkan orang tuanya yang membencinya. Tapi dia tidak ingat bagaimana kehidupan sekolah ataupun kehidupan sehari-harinya. Tidak, lebih tepatnya dia ingat tapi sangat samar.
“hyung ? lampunya sudah hijau”ucap sunoo menyadarkan seokjin dari lamunannya.
“ah iya” seokjin segera menjalankan mobilnya lagi. “ngomong-ngomong apa kamu sudah memikirkan tawaranku kemaren ?”Sunoo terdiam tidak tau harus menjawab bagaimana. Tadi malam ketika sunoo sudah mulai agak tenang, seokjin menawarkan agar sunoo tinggal saja bersamanya. tentu saja itu merupakan hal yang sangat dia inginkan. Bisa merasakan kehangatan sebuah rumah lagi. Tapi yang menahannya adalah sunoo tidak mau merepotkan seokjin. Walaupun seokjin tulus dan peduli padanya tapi seokjin tetaplah orang asing. Sunoo tidak ingin merepotkan siapapun, terutama orang yang peduli padanya. Terlebih sunoo juga takut akan menjadi semakin bergantung pada seokjin. Semakin dia bergantung, maka akan semakin sakit kalau dia ditinggalkan lagi. “aku...aku tidak bisa hyung” ya inilah pilihan yang sunoo punya.
“dan alasannya ?”
“a-aku tidak ingin merepotkan hyung”
Tiba-tiba seokjin menepikan kendaraannya dan berbicara serius kepada sunoo. “kamu sudah seperti adikku sendiri jadi tidak mungkin merepotkan. Kita berbagi nasib yang sama noo, dan aku benar-benar tulus ingin membantumu” seokjin adalah seorang omega pria seperti sunoo namun dia berhasil melewati masa-masa sulitnya. Ketika melihat sunoo yang mencoba bunuh diri karena statusnya membuatnya mengingat pada masa remajanya.
“kalau alasannya kamu tidak suka tinggal denganku maka aku tidak akan memaksamu tapi kalau alasanmu hanya takut merepotkanku , aku tidak bisa menerimanya”
Sunoo tau dia tidak akan bisa menolak permintaan seokjin, karena jauh di dalam hatinya dia sangat menginginkannya. Tapi dia takut. Dia takut akan merepotkan seokjin. Dan dia juga takut akan kecewa lagi. Sunoo takut, kalau dia menjadi sangat bergantung pada seokjin dan seokjin meninggalkannya. Luka yang diberikan sunghoon saja belum sembuh, bagaimana bisa dia akan bertahan jika seokjin juga meninggalkannya.
“baiklah, aku akan coba memikirkannya kembali” jawab sunoo pada akhirnya..
.
.
“kau gila park sunghoon”
Sunghoon melirik beomgyu yang baru saja berbicara padanya. “ya-ya terserah” balasnya.
Dia dan beomgyu baru kenal ketika mereka menjadi teman sekamar tahun ini. wajar dia kaget melihat rencana sunghoon yang akan melarikan diri dari sekolah asramanya hanya untuk bertemu sunoo. Tapi dia tidak peduli, tujuan utamanya adalah kembali pada sunoo. kembali pada janjinya dan kepada orang yang di cintainya. Sunghoon sedikit sedih meninggalkan adiknya tapi adiknya pasti akan baik-baik saja tanpanya. Sedangkan sunoo nya tidak.
Untunglah kedua orang tuanya sudah memindahkan sekolahnya ke busan, tidak di jeju seperti sebelumnya. Dia sudah tidak sabar untuk melihat kembali melihat wajah yang sangat dirindukannya. Wajah yang dia pikir sudah tak kan pernah untuk dilihatnya lagi.
.
.
.
Tak terasa sudah dua hari terlewati dan ternyata kekhawatiran sunoo tak terbukti. Sunoo pikir orang itu akan mencarinya tapi ternyata sunoo salah. Dan ketakutannya juga sudah berkurang hingga akhirnya dia bisa bersikap biasa kembali. Ya walaupun itu tidak bertahan lama. Karena rasa takutnya kembali ketika jake mengatakan mereka harus benar-benar memulai praktek tugas mereka dirumahnya. Ugh selama ini dia berhasil menghindar karena masih dalam tahap perencanaan tapi sekarang tidak bisa lagi.
“hei, kau kenapa ?” tanya jungwon pada sunoo. padahal tadi pagi sunoo sudah terlihat lebih baik sejak kejadian di mall dua hari yang lalu. Namun sejak jake mengajak sunoo berbicara, pemuda rubah itu jadi kembali terlihat seperti memiliki awan mendung di atas kepalanya
“jake memintaku kerumahnya besok untuk mulai mengerjakan tugas biologi itu” jawab sunoo sambil meletakkan kepalanya di atas mejanya.“kau tidak ingin mengerjakan tugasnya ?”
Sunoo mengangkat kepalanya dan menatap jungwon, “bukan, aku tidak masalah dengan tugasnya”
“lalu ?”
“masalahnya kan jake itu alpha” ucap sunoo ragu-ragu.
Butuh beberapa detik untuk jungwon memahami keenggannan sunoo. dia lupa bahwa sahabatnya itu memiliki ketakutan pada alpha. “kalau begitu, bagaimana kalau aku menemanimu ?”
.
.
.
“aku kira hanya sunoo yang datang” jake sambil meletakkan teh yang baru dibuatnya untuk sunoo dan jungwon.
“maaf, jungwon bilang dia bosan dirumah sendiri jadi aku bawa ikut kesini.” Ucap sunoo.
“tidak perlu minta maaf, toh lebih seru kalau makin ramai” balas jake. “ oh iya sunoo, sebelum kita mulai ada yang ingin ku tunjukan padamu.” Sambungnya.
“tunjukan apa ?”
“kau buka saja ruangan yang ada di depan tangga dan masuk ke dalam, aku akan menunggu di sini bersama jungwon”
.
.
.
Sunghoon mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdebar cepat. Jake menyuruhnya untuk menunggu di ruangan ini dan nanti ia akan menyuruh sunoo ke sini. Sejujurnya ini semua masih terasa seperti mimpi bagi sunghoon untuk bisa kembali bertemu dengan sunoo. walaupun sudah sering melihat foto sunoo dari jake, rasanya masih sulit percaya kalau sunoo masih hidup. Untuk itulah dia harus memastikan dengan mata kepalanya sendiri, bahwa yang di foto itu benar-benar sunoo yang selama ini dicarinya.
Bunyi pintu terbuka menyadarkan sunghoon dari lamunannya. Di hadapannya berdiri sunoo dengan wajah terkejut memandangnya. Namun belum sempat sunghoon berbicara padanya, sunoo jatuh tak sadarkan diri.
.
.
.
tbc
btw chapter depan full flashback~
KAMU SEDANG MEMBACA
omega
RomanceMenjadi seorang omega pria adalah mimpi buruk bagi sunoo. Berbagai hal kejam telah ia rasakan hanya karna statusnya. Namun ketika dia mulai mendapatkan kembali kehidupan yang dia inginkan, sang masa lalu kembali menghampirinya. Haruskah dia memaafka...