9

1.3K 157 7
                                    

Happy Reading!!

*

Jennie dan Lisa menatap kepergian Jisoo dan yang lainnya. Tzuyu sempat menoleh kebelakang sebelum motor yang dikendarai oleh Wendy melaju melewati pagar rumah Jennie.

"Dia siapanya Lisa sih?" tanya Tzuyu menghadap kedepan.

"Lu gak denger? Dia pacarnya Lisa." Tzuyu terkekeh pelan, ia mengejek.

"Sumpah? Gua gak percaya, palingan tuh orang jalangnya Lisa." Wendy mendengus kesal, ia tak suka dengan perkataan Tzuyu.

"Lu mending diem daripada gua turunin lu disini." Tzuyu seketika melihat kesekliling. Disamping kanan dan kirinya terdapat pohon pohon tinggi, jalanan sangat sepi dan gelap. Wajar, ini jam 20:36 PM.

Mungkin takut beneran diturunin kali yaa, jadinya Tzuyu beneran diem.

Wendy menghembuskan nafas leganya karna Tzuyu akhirnya diam. Sebenarnya ia muak dengan Tzuyu dan pengen banting tuh orang, tapi ya mau gimana lagi, perusahaan keluarganya si Tzuyu kerja sama dengan perusahaannya keluarganya, nanti yang ada dicabut lagi.

"Wen."

"Ape?" balas Wendy sedikit nyolot.

"Santai dong!" Tzuyu memukul pundak Wendy.

"Lisa sama tuh orang udah jalan berapa lama?"

"Sama siapa?" tanya Wendy pura pura gak tau.

"Tuh orang!"

"Iye gua tau, 'tuh orang' itu punya nama. Siapa namanya?!" tanya Wendy kesal.

"Jennie!" nada bicaranya sangat menyiratkan rasa tak suka...

"Dua mingguan mungkin atau lebih? Gua kurang tau, tapi pokoknya mah udah lama." jawab Wendy tak tentu.

"Dih."

"Ya gua emang gak tau! Terus kenapa lo nanya itu?! Mau lo hancurin hubungan mereka?!" ucap Wendy nyolot.

Tzuyu mendengus kesal mendengar ucapan Wendy yang sangat nyolot. Ia memilih diam.

Wendy melirik Tzuyu melalui spion motornya.

"Gak akan gua biarin lu ngehancurin hubungan Lisa sama Jennie." - batin Wendy.










































































Satu bulan kemudian..

Usaha donat yang Jennie jalani kini semakin ramai pesanan, setiap hari ia selalu sibuk membuat donat dibantu oleh teman teman Lisa dan Lisanya juga.

Saking ramenya pesanan, Jennie sampai sedikit kewalahan mencatat pesanan pesanan itu. Belum selesai mencatat pesanan satu, datang chat lagi yang mesan. Gitu aja terus sampai kucing bertelur.

Lisa yang melihat Jennie kewalahan, menghampirinya dengan membawa dua gelas teh hangat. Hari sudah malam, tapi Jennie masih mencatat pesanan untuk besok. Ia menyimpan satu cangkir dimeja, sedangkan satunya lagi masih berada ditangannya.

"Kamu istirahat gih! Biar aku yang lanjutin ini." Jennie mendongak menatap wajah Lisa.

"Nanggung."

Lisa menatap intens Jennie, membuat Jennie sedikit merinding melihat tatapan Lisa.

"Istirahat! Biar aku yang lanjutin." Jennie akhirnya menuruti perintah Lisa.

YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang