#4

795 154 74
                                    

Chapter 4
Bet

Kota Sunhill, Tahun 2021 Kalender Republik

Suara dentum musik mengalun seiring lampu disko yang berkedip-kedip. Sebagian orang turun untuk menggoyangkan tubuh. Mereka tidak peduli siapa yang menyenggol siapa. Karena di kepala mereka, kesenangan menjadi prioritas utama. Sedangkan sebagian, memilih duduk-duduk untuk berbincang atau menikmati minuman yang membakar kerongkongan.

Di lantai dua, tak kalah ramai. Berbagai macam permainan judi sedang digeluti banyak orang. Mulai dari Poker, Blackjack, Craps, hingga Rolet. Dan di antara semua itu, Poker yang paling populer.

Di meja besar berbentuk lingkaran, seorang wanita yang berada di usia pertengahan dua puluh, duduk sambil menyangga dagu. Membebankan bobot tubuhnya yang sintal di atas meja. Menunggu waktu untuk membuka kartu.

Wanita itu memiliki rambut indigo yang digerai. Jatuh di punggungnya secara sempurna. Membingkai wajah seputih boneka yang dihias lipstik merah merona. Mengenakan pakaian yang hanya menutupi sepertiga tubuhnya. Tank top selebar satu setengah jengkal, dan rok mini sepuluh senti dari atas lutut dengan belahan pinggir sepanjang tujuh senti. Tampak penuh dosa di mata kaum pria. Meski begitu, selama lima tahun terakhir, tidak pernah ada yang berani—tepatnya—bisa menyentuhnya.

Awalnya, banyak yang mengira bahwa wanita itu adalah salah satu pegawai Bar dan Kasino. Rupanya, wanita itu merupakan adik perempuan Yahiko. Sejak datangnya dia, belum ada orang yang mampu mengalahkannya.

“Hime, malam ini kau akan menjadi milikku,” seorang pria tambun berbicara. “Jangan terlalu sombong karena belum pernah ada yang menumbangkanmu.”

Hime atau pemilik nama asli Hyuuga Hinata itu acuh tak acuh. Tidak menggubris provokasi lawan.

Straight Flush.” Pria tambun membuka kartunya dengan sombong. Tertawa-tawa. Bersiap meraup keuntungan dan juga seorang Hinata yang mempertaruhkan dirinya sendiri.

“Siapa bilang kau boleh berdiri?” Hinata menggulirkan mata ametisnya. Tatapannya dingin, seolah bisa membekukan siapa pun hingga ke tulang. “Royal Flush.

Pria tambun itu menghitam. Lantas menggebrak meja. Tidak terima. “Kau curang, bukan?”

Hinata melemaskan leher, kemudian bersandar seraya menyilangkan kedua tangan. Anggun dan sombong pada saat bersamaan. “Tidak ada kata curang di atas mejaku. Jadi ... mau keluar secara hormat atau aku panggilkan orang untuk menyeretmu?”

Pria tambun hampir membalikkan meja, yang ditahan oleh Hinata menggunakan kedua tangan.

“Lakukan saja atau aku akan mematahkan lengan dan kakimu hingga kau tak tahu cara merangkak,” Hinata nengancam, tidak main-main. Dan pria tambun itu pun ketakutan. Sungguh, sudah banyak pria yang hampir menerjang Hinata setelah kalah judi. Namun mereka berakhir sama. Mengenaskan. Hinata akan meringkus kedua tangan mereka, menginjak punggung dan mendorong wajah mereka ke meja. Bentuk penghinaan yang paling hina.

Kalau bukan karena pemilik Bar dan Kasino; Yahiko menyelamatkan hidupnya lima tahun silam, Hinata pasti sudah menyiksa para pria itu lebih dari ini.

Beruntung, kekacauan tidak terjadi berkat seorang pegawai yang mendekati Hinata.
“Nona Hime, Tuan Yahiko memanggilmu.”

Code: AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang