#9

706 98 24
                                    

Chapter 9
Conclusion

“Hentikan penyerangan! Kami dari Angkatan Udara Begonia mendapat yurisdiksi untuk mengamankan Torval.” suara yang ditransmisikan melalui gelombang udara terdengar oleh pasukan Shikamaru yang tengah tiarap di balik tembok.

Melihat seberapa banyak jet tempur dan helikopter di atas sana dengan lambang Begonia, Presiden pasti telah berjuang keras mendapat persetujuan internasional untuk membawa seluruh angkatan militernya ke Torval.

Hal ini melebihi ekspektasinya. Tidak ada perwira di belahan bumi ini yang bisa menentang otoritas dari Serikat Internasional, terlebih Torval dan Begonia memiliki perjanjian ekstradisi di mana salah satu pasalnya berisi: jikalau militer Torval tidak mampu menangani tindak kejahatan nasional, maka Begonia memiliki otoritas dalam menyelesaikan tingkat kejahatan tersebut secara penuh.

“Turunkan helikopter!”

Baling-baling helikopter milik militer Torval yang berada di bawah kendali Madara; perlahan-lahan mendarat. Disusul oleh pasukan Begonia yang juga turut mendarat dan segera melakukan pengepungan.

“Letakkan senjata!” seorang berpangkat Sersan Mayor memerintah perwiranya untuk menangkap para perwira Torval yang terdiri dari satu orang berpangkat Kapten, empat Bintara dan tiga Tamtama.

Kedelapan orang berhasil diringkus, bersamaan dengan tertangkapnya tiga perwira lain yang mencoba melarikan diri setelah mendapat serangan dari tim Shikamaru.

“Laporkan keadaan. Bagaimana dengan Tim Olimpus?”

Shikamaru yang merasakan kondisi telah aman, muncul dari balik puing-puing.

“Izin menghadap, Sersan Mayor Asuma. Hermes dan tim baik-baik saja.” Ujarnya sambil membuat sikap hormat dengan senjata di lain sisi.

“Di mana Jenderal Yamato?”

“Lapor, Sersan Mayor. Jenderal Yamato dan Adipati Onoki berada di bawah kediaman ini.”
Asuma menyebar anak buahnya, membongkar puing-puing untuk menemukan jalan keluar dari jalur rahasia rumah adipati.

“Biarkan aku membantu.” Shikamaru yang bisa memperkirakan posisi terakhir Jenderal Yamato, lebih dulu menemukan sebuah pintu di bawah tanah. Dia bersama dua Bintara lain berhasil membuka pintu tersebut meski dengan cara sedikit memaksa.

“Jenderal, Anda baik-baik saja?” Shikamaru mengulurkan tangan, membawa Jenderal, ajudan dan adipati Onoki keluar satu per satu.

“Sepertinya Jenderal Besar datang tepat waktu.” Yamato menengadah, menyesuaikan pandangannya. Tersenyum pada Sersan Mayor Asuma yang memberinya salam hormat.

Dari tempatnya, Yamato bisa melihat bendera Begonia yang berkibar dari kejauhan di antara langit gelap dan cahaya bulan yang menyorot. Malam telah tiba sebelum dia menyadari. Jika saja Kolonel Naruto tidak bertindak cepat untuk meminta bantuan, semua orang pasti telah mati.

“—tunggu. Bagaimana dengan Kolonel Naruto?”

Asuma menjawab, “Jenderal Besar Minato bersiaga di laut Norden bersama dengan kapal tempur dan lima buah jet. Sementara kapal selam Begonia tengah melaju ke sana. Diperkirakan akan sampai kurang dari lima belas menit.”

Jawaban Asuma tidak serta merta membuat Yamato tenang. Pasalnya, sejak hitungan mundur yang dilakukan Athena, sambungan mereka terputus.

“Siapa yang dikirim Jenderal Besar ke pabrik Poppy?”

“Jenderal mengirim Zelos, Kratos dan Hephaestus melalui helikopter.”

Setelah mendengar ini, barulah Yamato bisa bernapas lega. Semoga saja, baik Kolonel Naruto atau Athena dalam keadaan baik, sehingga mereka bisa segera memproses perkara ini ke tingkat yang lebih tinggi.

Code: AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang