#7

730 118 44
                                    

Chapter 7
Redemption

“Apa-apaan ini? Turunkan senjata kalian?!!” Adipati Onoki berteriak, tegang lantaran moncong senapan yang diarahkan tepat di kepala.

Dua jam lalu, dialah yang memerintah pasukan Torval masuk, bersitegang dengan pengawal Jenderal Yamato yang sama-sama mengacungkan senjata.

Dia tahu Yamato sengaja menahannya karena curiga. Yang tidak dia sangka adalah bagaimana orang-orang yang dia percaya malah berbalik mengacungkan senjata, bahkan sebelum rombongan Begonia pergi. Seperti Begonia adalah sasaran utama mereka, sementara dia hanyalah batu loncatan.

Dalam diam, Onoki mengutuk.

Beberapa tahun silam, tepatnya sebagai adipati yang menjabat saat pemulihan ekonomi Torval, dia memiliki banyak kekhawatiran. Terlepas dari situasi, terjadi pergolakan internal karena tidak ada bangsawan Torval yang bersedia menyumbangkan hartanya pada negara (yang belum merdeka).

Pada awal pemerintahannya, selain krisis ekonomi, Onoki dihadapkan dengan krisis keamanan, termasuk dirinya sendiri yang berada dalam situasi tidak menguntungkan. Tidak sedikit yang menolak Onoki menjabat, termasuk menolak segala kebijakannya. Sedangkan warga Torval tidak mungkin selamanya menerima bantuan dari Begonia. Jika ingin merdeka, mereka harus bangkit dari keterpurukan—yang mana—tidak kunjung menuai solusi.

Terjepit ke dalam situasi yang teramat sulit, Onoki pun mengambil langkah ekstrem. Dia mencoba berbagai cara agar sebagian tanah bangsawan dimiliki negara. Salah satunya adalah membalikkan meja parlemen dalam satu malam dengan beberapa bukti korupsi. Dia menyita harta mereka, yang membuat Torval setidaknya bisa melakukan produksi. Namun, pergolakan tidak hanya sampai sini. Perang sunyi di dalam kabinet Torval memaksa satu sama lain untuk saling menerkam.

Keselamatan Onoki terancam. Jika dia lengser sebelum negara pulih, kemerdekaan Torval hanya akan menjadi omong kosong di mata dunia.

Dan saat itulah dia bertemu pria itu—yang mengaku bernama Fritz. Fritz tak lain adalah Madara yang telah melakukan serangkaian operasi plastik guna mengubah fitur-fitur wajahnya. Saat itu, Fritz menawarkan jasa berupa pertolongan keamanan dan finansial. Onoki yang merasa keberuntungan berpihak padanya lantas membuat kesepakatan. Serikat Bulan Biru bergerak untuk membunuhi lawan politiknya, dalam berbagai macam sebab kematian yang kasusnya ditutup oleh pengadilan sebagai kecelakaan. Sebagai bayaran, Onoki memberikan izin pembelian saham pabrik Poppy. Hingga keadaan Torval berangsur-angsur membaik, dan kini menjadi cukup stabil.

Beberapa tahun silam, Fritz sempat membahas rekonstruksi pabrik Poppy. Onoki menerima cetakan birunya, dan menyerahkan segalanya pada pihak Fritz. Sebuah keputusan yang pada akhirnya dia sesali. Fritz membohonginya agar bisa menguasai Torval. Karena dalam kurun waktu tersebut, Fritz menanamkan orang-orangnya di Torval sehingga tanpa dia sadari kini kendali militer telah jatuh ke tangan Fritz, yang tak lain adalah Uchiha Madara. Pembelot Republik Begonia, dan orang yang sekali pernah membawa Torval dalam keterpurukan.

Singkatnya, Onoki telah menggadaikan tanah airnya demi keegoisan semata.

Menanggapi diamnya Onoki, Yamato menyimpulkan bahwa Akatsuki telah mengambil alih militer Torval. Dia harus memikirkan cara lain untuk keluar dari situasi. Karena saat ini pengawalnya tengah beradu moncong senjata dengan lawan, satu pergerakan saja darinya akan mengubah kesunyian menjadi keramaian hujan peluru, hanya tinggal menunggu waktu siapa yang paling cepat menarik pelatuk. Yang artinya, tidak mungkin dia memasuki saluran komunikasi. Dia hanya bisa bertaruh, rombongan Tim Olimpus sedang dalam perjalanan dan mampu menangkap sinyal yang dia kirimkan.

Yamato merapal doa dalam diam, menghitung waktu matahari tenggelam. Karena pada saat  itulah sorotnya akan menerpa ruang pertemuan. Dengan sentuhan halus, dia perlahan menggoyangkan jam tangannya. Menciptakan satu kilat yang luput ditangkap oleh mata.

Code: AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang