TIGA

621 89 17
                                    

Canggung.

Menggambarkan bagaimana suasana yang terjadi antara Haechan dan Mark yang tengah duduk berdua di kursi tunggu.

Alasannya karena Lucas menyuruh mereka untuk keluar dan ingin bermesraan dengan kekasihnya itu. Membuat Haechan ingin menjambak rambut pria itu rasanya.

Tanpa Haechan ketahui itu adalah adlah rencana Lucas untuk membiarkan sepasang pemuda itu duduk berdua. Sesuai amanat sahabat Haechan untuk membantunya agar bisa dekat dengan Mark.

Ini tanpa sepengetahuan Haechan tentunya.

Tidak ada yang berniat mencairkan kecanggungan diantara mereka. Mark memainkan game diponselnya. Berbeda dengan Haechan yang hanya menggeser-geser layar menu.

Merutuki dirinya sendiri yang tidak mengisi kuota diponselnya. Pasalnya, selama ini ia menggunakan wifi dirumah jadi akan sia-sia jika diisi kuota, toh tidak akan dipakai.

Berulang-ulang kali Haechan mencuri pandang ke arah Mark. Sesekali ia menggigiti kuku jari tangannya untuk sekedar melampiaskan rasa gugupnya.

"Selaper itu kah sampe kuku jari lo makan juga?" Haechan yang terkesiap sontak langsung menarik tangannya dari mulutnya.

Ia menoleh dan mendapati Mark sedang melihat jari milik Haechan yang baru saja ia gigit. Lalu Mark menarik tangan itu dan memperhatikan bahwa ada beberapa luka yang sudah kering di ujung jari Haechan yang dipastikan itu bekas gigitan.

"Sampe luka gini, sakit?" Tanya Mark.

Haechan menggeleng pelan, "ng--ngga sakit kok kak. Kebiasaan gigitin kuku jadi suka gak sadar hehe." Haechan tertawa canggung, mengontrol detak jantungnya yang tak karuan.

Disini posisinya Mark masih memegang tangan Haechan.

"Jangan dibiasain, lo juga bisa sakit. Lo gak tau benda apa yang lo pegang bisa aja ada bakteri, terus bakterinya nempel dikuku terus lo gigit jadinya bakterinya bakal masuk ke pencernaan." Jelas Mark panjang lebar.

Haechan mengerjapkan matanya, mengetahui fakta bahwa Mark bisa cerewet juga. Selama ini ia berpikir Mark adalah pribadi yang dingin dan susah diajak berbicara.

"Denger gak apa yang gue omongin?" Haechan tersadar dari lamunannya.

"Eh i--iya kak, maaf." Cicitnya.

Mark menghembuskan napas dan melepaskan genggamannya perlahan dari lengan Haechan; "Jangan digigitin lagi."

Haechan mengalihkan pandangannya dengan gelagapan kesegala arah ketika Mark menatapnya. Ia merasakan wajahnya memanas, semoga saja Mark tidak melihat wajahnya yang Haechan yakin kini yang tengah memerah.

"Um... kak, pelaku begalnya udah ketangkep?" Tanya Haechan membuka topik ketika menyadari kecanggungan mulai melanda mereka lagi.

Mark menggeleng pelan. "Belum, lagi dicari polisi."

"Ih jahat banget sih yang begal, gak punya hati atau gimana ya?! Udah mencuri dan parahnya nyakitin korbannya." Dengus Haechan kesal bahkan ia sampe mengepalkan tangannya sembari memukul-mukul pahanya melampiaskan rasa kesal terhadap begal itu.

"Kalo udah urusan ekonomi, orang rela ngelakuin apa pun biar bisa makan Chan." Haechan menoleh begitu juga Mark sehingga terjalin kontak mata diantara mereka.

Yang Mark ucapkan ini benar kan? Ia bukan bermaksud membela si begal.

"Doain aja semoga pelakunya bisa ketangkap."

☆☆☆

"Waduh Chan sorry nih gue gak bisa nganter lo balik." Ujar Lucas merasa tidak enak.

SECOND ACCOUNT || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang