LIMA

642 78 6
                                        

"Mark, lo udah mikir anak ekskul musik bakal nampilin apa untuk pensi?"

"Belum gue pikirin sih, masih lama juga kan?" Terdengar suara dengusan diseberang sana.

"Justru itu bego! Numpung masih lama harus dipersiapin, biar gak mepet."

Mark menjauhkan ponselnya dari telinga kala Park Jae; teman satu ekskulnya itu mengumpat. Emang salahnya apa?

Menarik napas, Mark mendekatkan kembali ponselnya.

"Terus gimana?" Mark bertanya sekenanya.

"Ketua ekskul macam apa ini?"

"Lo kalo cuma mau maki-maki gue doang, gue tutup nih ya."

"Janganlah anjing."

"Ya udah gue tut---"

"Eh hehe Mark ganteng jangan ditutup dong~ hoekk!"

"Lanjut."

"Gue udah mikirin sih ntar kita mau nyanyiin lagu apa."

"Lagu apa emang?"

"Almost never enough nya Ariana, lo tau kan aura anak ekskul musik tuh sad vibes semua, jadi gue pilih lagu itu haha." Jae tertawa mengejek, padahal dia sendiri termasuk anggota ekskul musik.

"Kecuali gue, by the way lagunya gimana tuh?"

"Lo denger aja nanti diyutup atau gak ntar gue kirim linknya."

"Ya udah oke dah."

"Um... tapi Mark, ekskul kita butuh vokal. Harusnya Wendy sama Renjun. Tapi lo tau kan, Wendy milih nari terus Renjun ngelukis untuk pensi nanti."

Mark memijit pelipisnya pusing. Benar, ekskul mereka kekurangan vokal. Awalnya sih banyak, namun lama kelamaan peserta ekskul musik bagian vokal yang aktif hanya tersisa Renjun dan Wendy sisanya lenyap bagai ditilep setan.

Namun kali ini Wendy dan Renjun tidak bisa berpartisipasi mewakili ekskul mereka pada pensi nanti. Karena Wendy awalnya memang memilih ekskul musik dan tari, namun ia memilih  untuk menari dalam pensi.

Sedangkan Renjun masuk kedalam ekskul musik dan Eureka (sejenis ekskul seni; namun terdiri dari 3 bagian yaitu photography, Jurnalistik, dan Desain grafis) Renjun masuk desain. Dan ia lebih memilih mural (melukis diatas permukaan luas yang bersifat permanen) mewakili ekskulnya untuk ditampilkan nantinya di pentas seni sekolah mereka.

Fyi, sekolah mereka membebaskan memilih lebih dari satu ekskul asal sanggup dan jadwalnya tidak saling bertabrakan.

"Ya udah lo urus lagunya, gue yang cari orang untuk vokal."

"Tumben mau bagi-bagi tugas. Biasanya mau santainya doang." Cibir Jae diseberang sana.

"Berisik! Gue sumpel mulut lo pake kaos kaki." Mark langsung memutuskan panggilan sepihak dengan wajah kesal.

Pentas seni sekolah akan dilaksanakan 2 bulan lagi. Seperti pentas seni pada tahun-tahun sebelumnya, setiap ekskul wajib berpartisipasi dalam pentas seni---setidaknya memberikan satu persembahan untuk ditampilkan nantinya.

Sekarang Mark pusing, siapa yang akan bersedia menjadi vokal untuk pentas seni nanti. Mark itu tipikal orang yang tidak mudah bergaul, bahkan teman-temannya itu-itu saja. Jadi Mark sedikit kelimpungan mencari orang yang bisa bernyanyi.

SECOND ACCOUNT || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang