CHAPTER 18

22 0 0
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow,vote dan coment✔


HAPPY READING!!!!
______________________________

Raka dan bela telah selesai menjalankan hukaman yg ke 1 setelah itu mereka berdua menjalankan hukuman ke 2 yaitu hormat di depan tiang bendera sambil mengangkat kali dan kedua tangannya menarik telinga sampai jam 11.

Tet...Tet..Tet..
Jam pelajaran telah berganti.

"Ya Allah,Bela gak kuat menjalankan hukuman ini.Bela kepanasaran,dan juga pusing bngt kepalanya." Ucap batin bela

Baru beberapa menit bela menjalankan hukumannya itu,tiba tiba bela pingsan dan terjatuh kebawah.

Bela pun terjatuh.

Kedebug....


aka kaget melihat bela yang terjatuh pingsan,raka berhenti melakukan hukumannya itu untuk menghampiri bela.

Raka berjongkok menyadarkan bela dari pingsannya.

"Bela,sadar bel." Ucap Raka Menepuk nepuk pipinya bela.

"Bela,bangun." Ucap Raka lagi.

Raka mengangkat bela sambil menggendongnya dan berlari menuju ke ruang uks.

Dalam perjalanan menuju UKS siswa Siswi yang lain bertanya tentang bela.

"Bela kenapa tuh?" Tanya siswa yang lain saat bela dibawa sama raka.

"Kasian ya bela,di hukum lari mungkin gak  kuat menjalani hukuman jadi jatuh pingsan." Ucap Siswi yg lain sambil memperhatikan wajah bela yg begitu pucat.

Raka pun tidak menggubris ucapan ucapan dari mereka semua.

Sesampainya di Uks,Raka membaringkan bela di brankar.

Tiba tiba Dokter pun bertanya kepada Raka.

"Ini,karena apa kok bisa sampai pingsan?"
Tanya Dokter Tiwi kepada Raka.

"Menjalankan hukuman karena kita telat masuk sekolah,Dok." Jawab Raka sambil mukanya ditekuk.

"Sebentar ya,Saya periksa terlebih dahulu." Ucap Dokter sambil mengeluarkan alat stetoskop dari dalam sakunya.

"Baik,Dok." Jawab Raka sambil tersenyum.

Raka pun bertanya mengenai kondisi yang di alami kekasihnya.

"Bagaimana kondisi bela,dok?" Tanya Raka dengan muka yang panik.

"Kondisi Bela baik baik saja,tidak ada yang di khawatirkan.cuma bela kelelahan saja menjalankan hukuman tersebut,dan perlu istirahat yang cukup." Jawab Dokter Tiwi dengan nada bicara yang lembut sesekali dokter tiwi melihat ke arah bela yang sedang berbaring di brankar dengan keadaan yang terlihat lemas.

"Syukur,Alkhamdulillah." Ucap Raka mengucap syukur.

"Terimakasih,dok." Ucap Raka lagi dengan berterimakasih kepada Dokter Tiwi.

"Sama Sama." Ucap Dokter Tiwi dengan tersenyum.

"Kamu,masuk ke kelas saja mengikuti pelajaran.urusan Bela biar saya yang jaga dan merawat." Pinta Dokter Tiwi mengusir secara halus kepada raka dengan nada yang lembut.

"Tapi,Dok..." Ucap Raka terhenti.

Belum selesai Raka berbicara namun perkataan Raka terhenti oleh ucapannya Dokter Tiwi yang menyela perkataannya.

"Sudah,Kamu jangan khawatir sama bela.Bela sama Saya aman." Ucap Dokter Tiwi  Meyakinkan Raka agar tidak khawatir terhadap Bela.

Raka terdiam diri dan berfikir.
Di satu sisi lain Raka ingin menemani kekasihnya,tetapi disisi lain juga raka harus pergi ke kelas untuk mengikuti pelajaran karena tugas seorang siswa adalah belajar.

RISTA & RASYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang