Sleeping Pills

194 5 0
                                    

Aku sangat beruntung. Akhirnya, Tuhan memberiku kesempatan untuk bahagia. Dia datang dan membawa cahaya baru untukku. Mark, senior di kelas musik yang kuambil telah berhasil mengubah duniaku. Dan sekarang, kebahagiaanku akan bertambah dengan diubahnya status kekasih menjadi Tuan Jung—

Dan kehadiran malaikat kecil kami.

"Tidurlah dulu, perjalanan kita masih sangat jauh." ujarnya dengan nada yang mengalun lembut ditelingaku. Aku tersenyum dengan kedua mata yang kian memberat. Kami berencana tinggal sendiri, dan sedang dalam perjalanan menuju rumah kami. Mark berjanji untuk menikahiku minggu depan, walau hubungan kami tidak disetujui orang tua, aku yakin mereka akan berubah pikiran setelah mengetahui mereka akan segera memiliki cucu.

Harapanku untuk menyatukan kembali daddy dan papa, serta menyambung hubungan dua buah keluarga besar. Ya, dengan kehadirannya, semua akan berubah.

"Bangunkan aku jika sudah sampai, Mark." ucapku sembari memandanginya dengan senyum hangat. Ia membalas dengan anggukan tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan sepi nan gelap di depan. Kami mengambil rute di pinggir hutan untuk menghindari lalu lintas yang cukup padat. Dan tak lama, setelah sejenak memandangi dan mengelus bulatan besar di tubuhku, mataku akhirnya mengatup sempurna.

°°°°°

Aku terbangun dengan hembusan dingin angin malam. Gelap dan sepi adalah hal yang bisa mendeskripsikan keadaan sekarang. Segera kurogoh ponsel yang tersimpan aman di saku cardigan rajut yang kupakai. Pukul 23.50, dan tak ada siapapun di sini.

Aku bingung dan mulai panik, takut jika terjadi sesuatu saat aku tertidur tadi. Segera kutelpon Mark, berharap ia segera mengangkat panggilanku. Namun, sebuah pesan singkat mampu membuatku ternganga.

/maafkan aku, aku tidak bisa melakukannya lebih jauh. Maaf, Haechan./

Pikiran dan hatiku berkecambuk menerima pesan tersebut. Jariku bergerak untuk kembali memanggilnya, namun balok sinyal itu seakan mendukung rasa pengecut Mark dengan tiba-tiba hilang. Aku tak bisa memanggil siapapun, aku tak bisa meminta pertolongan pada siapapun dengan kondisi jalanan yang sangat sepi.

Rasa kecewaku membuncah, Tuhan tidak benar-benar memberiku kebahagiaan. Aku kembali diberi luka yang dalam hingga ingatan masa laluku kembali terputar. Kala mendapati papa dan daddy yang berpisah, dikhianati oleh sahabat yang mengambil kekasihku dulu, ditipu oleh paman yang menggadaikan rumah hingga aku menjadi gelandangan, hingga dikeluarkan dari kampus karena tak mampu membiayai uang kuliah. Tidakkah sudah cukup miris? Dan sekarang, Tuhan kembali memberiku luka?

"AAAAARRRGGGGGHHH!" Aku berteriak sekencang mungkin. Batinku sudah sangat lelah, mentalku sudah cukup rusak, tubuhku bahkan tak mampu lagi untuk bangkit. Tangisku kian menjadi ketika kenanganku dengan Mark muncul.

"AKU MEMBENCIMU, MARK! SANGAT MEMBENCIMU!"

"DENGAN MUDAHNYA KAU MEMBUANGKU! SETELAH SEMUA YANG KAU LAKUKAN PADAKU!"

"MANA KALIMAT TANGGUNG JAWAB YANG KAU KATAKAN SAAT ITU?!"

"PENGECUT! KEPARAT KAU, MARK!"

"AARRRGGGHHHHHH KENAPA KAU SANGAT TIDAK ADIL, TUHAN!"

"APA DOSAKU SEBESAR ITU HINGGA KAU MENGHUKUMKU SEPERTI INI?!"

"TUHAN, AKU HANYA INGIN BAHAGIA. APAKAH SESULIT ITU?"

Aku larut dalam tangisan dan emosiku. Hingga sebuah tendangan pada perutku menyadarkanku. Seakan memberi isyarat padaku bahwa aku tidak sendiri. Aku mengelus perutku dengan kembali menangis.

"Bahkan kau tega meninggalkan bayi kita, Mark."

Emosiku masih memuncak, rasa kekecewaan itu tak kunjung hilang. Bodoh. Bukan malah mencari jalan keluar dari tempat ini, aku justru menangisi kemirisan hidupku. Segera ku seka air mata yang masih mengalir basahi pipiku. Aku masih punya satu alasan lagi untuk hidup, anakku. Dia tak salah, tak berdosa pula. Namun, langkah kedua ku terhenti setelah merasakan gejolak kuat dari perutku. Hal itu membuat kakiku lemas hingga harus bertumpu pada pohon di sampingku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Markhyuck's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang