Mama echan

985 112 22
                                    

Beberapa minggu persiapan pernikahan Wendy dan Andra, tentu saja menguras tenaga bagi keduanya. Sedangkan dua bocil yang saat itu banyak ujian semester akhir jadi sering ditinggal bersama tante sayur. Duo bocil jadinya belajar bareng tante sayur, sampai hari terakhir mereka ujian dan libur besok. "Pernikahan lo sama Andra seminggu lagi, gimana persiapannya wen? Udah seberapa?" Tanya Elga. Wendy memijat pangkal hidungnya, tubuhnya jadi makin ramping dan kecil, mungkin efek capek menyiapkan ini dan itu.

"Udah selesai, mas juga udah nyebarin undangan ke rekan kerja dia. Pokoknya udah 95% lah sekarang, tinggal souvernir doang belum dianter kerumah" jawab Wendy sembari memakan beberapa camilan yang ia beli di warung seberang.

"Bagus deh, emang nikah tuh banyak yang harus disiapin" sambung Elga. Keduanya kembali larut dalam hening. Namun tak lama wendy membuka percakapannya lagi.

"Anak anak gue, gak nakal kan?" Tanya Wendy. Beberapa minggu echan dan ajun memang sering kali ditinggal. Hal itu membuat wendy khawatir dengan keadaan keduanya. Terlebih echan yang memang belajar selalu sama wendy, apa apa sama wendy. Jelas laki laki kecil itu kesulitan dengan keadaan yang seperti ini.

"Aman. Mereka tadi abis mandi langsung makan, terus belajar. Dan sekarang bisa lo liat noh mereka tidur pules." Wendy mengangguk lagi lagi merasa bersalah dengan echan. Anaknya itu pasti merasa perhatiannya tersisih. Apalagi usianya memang masih sangat kecil.

"Gue ngerasa bersalah aja ninggalin echan bolak balik cuma buat persiapan nikahan, echan udah sedih ditinggal bapaknya, gue yakin walau dia bilang seneng tapi dia pasti sedikit sedih karena gara gara ini gue gak punya banyak waktu buat dia," ucap wendy. Elga menghela napasnya. Tangannya mengelus pundak sahabatnya guna menguatkan.

"Iya, echan emang suka bilang kalau mau nunggu lo sampe pulang, pernah nangis gara gara belajarnya nggak lo temenin, tapi ajun ada disana, ajun ngehibur anak lo biar senyum lagi. Beruntung juga ada ajun, echan emang harus punya temen" wendy mengangguk. Ia berdiri kemudian menatap sahabatnya.

"Gue ke kamar echan dulu," elga mengangguk maklum.

"Yoi" jawab elga melihat punggung sahabatnya menjauh. Segalanya memang butuh pembiasaan. Batin elga.

****

Tangan halusnya membuka knop pintu yang tertulis 'kamar echan!', dengan pelan wendy melangkah mendekati ranjang sang anak. Diperhatikan wajah echan yang terlelap begitu damai. Wendy dengan sengaja mengelus pipi anaknya. Tersenyum teduh dirinya menggenggam tangan echan. "Anak mama, anak baik. Makasih yaa udah nggak rewel saat mama tinggal,"  wendy mengecup sayang pipi echan kemudian mengelus rambutnya.

"Mama minta maaf yaa kalau sering ninggalin echan, gak nemenin echan, doain semuanya cepet selesai biar mama bisa nungguin echan belajar, jemput echan, atau apapun pokoknya sama echan. Nanti kita liburan sama papandra sama ajun juga, terserah echan sama ajun mau kemana. Mama sama papandra pasti seneng kalau kalian seneng" dikecup lagi kening anaknya. Merasa terganggu echan sedikit menyamankan posisi tidurnya.  Wendy kembali mempuk-puk paha sang anak. Kemudian tersenyum tulus.

"Mas amir, anaknya udah besar" lirih Wendy seraya menatap foto amir yang ada di kamar echan. Bohong kalau selama ini echan gak suka papanya. Echan begitu supaya semua orang nggak seberapa kasihan sama hidup dia yang ditinggal ayahnya.

"Mmm nymm mymm, mamaa echan kangen mama" racauan tidak jelas karena mengigau didengar oleh telinga wendy. Dirinya naik ke ranjang echan, kemudian merengkuh anaknya penuh sayang.

"Mama disini sayang" lirih wendy takut membangunkan sang anak. Sepasang ibu dan anak itu tertidur berdua, dengan echan yang ada di pelukan wendy. Tangan kecil echan tanpa sadar membalas pelukan sang mama.

Echan kangen mamanya.






****

Pagi menyapa, mentari mulai menampakkan sinarnya. Begitu juga echan yang mengerjap melihat sang mama masih memeluknya walaupun ini sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Biasanya jam segini mamanya udah pakai sanggul pegawai bank, terus udah rapi mau kerja. Tapi pagi ini, mamanya masih memeluk dirinya yang memang sedang libur karena beres ujian. Tapi nilainya memang belum keluar ya kakak kakak, masih belum rapotan. "Mama? Mama gak kerja?" Tanya echan dengan suara khas bangun tidur. Wendy menggeleng.

"Hari ini mama libur, libur buat echan" jawab wendy ceria. Echan tersenyum semangat.

"Waaaaah???? Beneran???? Asiiiiik!!!, Asikk hari ini echan gak sama tante sayur, mama tau gak? Tante sayur galak banget kalau ngajarin echan sama ajun. Mama harus tau! Echan sama ajun kalau hapusnya gak bersih dimarahin, echan pake hapus karet rujak juga dimarahin sama tante sayur!" Adu echan menggebu-gebu membuat wendy menatapnya tertarik.

"Bukannya mama beliin echan penghapus ya?, Kalau pake karet rujak kan buku echan jadi item item" jawab wendy. Echan tersenyum.

"Hehe, maaf ya maa, echan kemarin potong potong kecil kecil penghapusnya, terus buat lempar lemparan di kelas sama temen echan" wendy gak habis pikir, tingkah anaknya itu memang ada ada aja.

"Mama tuh heran, tiap dua hari sekali kamu minta penghapus baru, kamu makan penghapusnya? Ternyata ini dibuat lempar lempar!" Wendy menjewer telinga echan membuat si kecil melenguh dan mengadu.

"Awww mama sakitt!"

"Makanya jangan bandel!" Wendy melepaskan tangannya dari telinga echan kemudian mengelua puncak kepala anaknya.

"Mama lagi libur, echan mau mama masakin apa?" Tanya wendy. Echan berpikir sembari melipat selimutnya.

"Mmmm, rendang ayaam!" Wendy mengangguk.

"Siap!, Sarapannya pakai nasi goreng aja ya?" Tanya wendy mengelus pipi anaknya.

"YEYYY! MAMAA JANGAN LUPA ECHAN MAU MILOO" seru echan semangat. Hari ini dia akan memiliki sang mama muehehe.

***

Setelah mandi, echan duduk diruang tv sembari menonton serial sinchan. Kalau kata tante elga, sinchan tuh ya echan tapi versi kartun. Soalnya tengil banget minta di cubit. Tak lama ia mendengar suara ajun dengan semangat masuk kedalam rumahnya "ECHAAAN LIAT LIAT PAPA BAWAIN KITA GUNDAM!" keduanya berteriak senang karena mainan baru yang di belikan oleh sang papa.

"Papandra makasiiih" ucap echan memeluk sayang tubuh besar andra. Andra tersenyum mengelus puncak kepala echan.

"Sama sama, jagoan. Cium dulu kalau bilang makasih ke papa" andra menyesuaikan tinggi badannya dengan sang anak. Kemudian bunyi chup! Membuat andra tersenyum. Echan itu lucu. Sangat lucu. Ajun tersenyum melihat papanya dekat dengan echan. Tak lama muncul wendy dari dapur membawa empat gelas milo dan setoples cookies.

"Ayoo kita mam cookies duluuu~" seru Wendy.

"Asiiik!!!" Sorak kedua bocil yang sedang membawa gundam itu. Calon keluarga baru itu duduk di depan tv sembari menikmati camilannya. Echan dan ajun tersenyum. Beginilah gambaran keluarga yang mereka inginkan.



𝙋𝙚𝙣𝙙𝙚𝙠 𝙙𝙪𝙡𝙪, 𝙮𝙖 𝙨𝙤𝙗𝙖𝙩!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝙋𝙚𝙣𝙙𝙚𝙠 𝙙𝙪𝙡𝙪, 𝙮𝙖 𝙨𝙤𝙗𝙖𝙩!. 𝙞𝙣𝙞 𝙢𝙤𝙙𝙚 𝙝𝙞𝙖𝙩𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙙𝙖. 𝙅𝙖𝙙𝙞 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙣𝙮𝙚𝙨𝙪𝙖𝙞𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙠𝙚𝙡𝙖𝙧 + 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙜𝙖𝙠 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙖𝙡𝙪𝙧𝙣𝙮𝙖 🛐🛐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janda dan Duda - WENYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang