Ada yang pernah nanya, kenapa sih cowok-cowok badboy lebih banyak disukai ketimbang cowok-cowok goodboy.
Ada yang jawab, "ya karena cowok baik hanya bikin cewek baik-baik tertarik."
Ada yang jawab, "karena badboy tell the girls what they want to hea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalau sama gua lo nggak perlu khawatir. Count on me."
Nggak ada angin, nggak ada hujan. Gua yang emang lagi istirahat; dan mau beli minuman, setelah sebelumnya olahraga kecil dengan cara jogging di CFD hari Minggu ini, noleh ke Yuta yang emang ikut nemenin acara olahraga di akhirminggu gue.
"Lo bisa pake apapun yang lo mau. mini skirt, hotpants, croptee. Bebas. Gua bisa berantemin orang yang macem-macem sama lo. Jadi lo nggak perlu khawatir gua bakal larang ini itu." Jelas Yuta lagi bikin gue muterin bola mata malas.
Bisa aja nih cowok satu. Alus banget omongannya kayak jalan baru diaspal. Nggak tahu apa ya damage omongan dia buat kemaslahatan umum tuh gimana.
Tapi, bukan tanpa alasan sih Yuta ngomong begitu. Gue sama Yuta kan lagi antre buat beli minuman yang ada di salah satu booth ya. Dan barusan, di depan gue sama Yuta ada cewek yang dimarahin sama cowoknya karena pake baju terlalu pendek, katanya. Padahal cuma kaos biasa aja, nggak croptee, nggak kegedean juga. Intinya mah pas di badan. Sama celana pendek selutut.
Gue bingung apanya yang terlalu pendek di itu baju. Perasaan semuanya udah pas. Mana buat olahraga juga kan? Ya kali pake dress semata kaki? Kan aneh.
Dan mungkin Yuta ngeh sama gue yang jadi fokus nguping keributan kecil itu, makanya Yuta tiba-tiba ngomongin soal gue bebas pake apa aja.
"Omongan lo selalu manis begini ya ke orang lain?" tanya gue sambil beranjak pergi dari booth minuman itu karena minuman yang gue sama Yuta beli udah jadi.
"Emang lo pernah denger gue ngomong begitu sama orang lain?" tanya Yuta balik.
Diskak begitu ya gue cuma bisa neguk ludah, abis itu gelengin kepala. Yang gue tahu selama ini dia tuh mukanya galak, kalau ngomong seperlunya. Kalau kebanyakan orang tuh NATO alias Not Action Talk Only, Yuta sebaliknya. Diem-diem dia lebih banyak bertindak daripada ngomong.
Kayak waktu dia tiba-tiba bantuin Ayi dengan cara minjemin Ayi jaket pas dia kedinginan tanpa banyak omong. Pas Ayi balikin jaketnya dan bilang makasih pun sama dia cuma dibales, "hn, oke," gitu.
Sekalinya ngomong juga kalau nggak debatin dosen ya debatin orang lain sampe berantem.
"Tapi gua serius, Cha. Omongan tadi bukan omong kosong."
"Iya, Yutaa, gue percaya kok," kata gue sambil kasih satu cup minuman berukuran large ke Yuta. Yuta maksa kasih uangnya ke gue tapi gue tahan tangannya sambil coba micingin mata ke Yuta. Niatnya biar Yuta takut. Anehnya dia malah ketawa. Kurang serem kayaknya gue.
Yuta udah sering banget bayarin makan sama minum kalau kita pergi atau kebetulan ketemu dan gue lagi dalam keadaan mau beli sesuatu. Sekali dua kali sih oke oke aja. Tapi, selebihnya? Beuh, gue jadi ngerasa punya hutang.
