The Closure Gate

3.6K 67 20
                                    

Malam itu langit cerah. Bintang-bintang bertaburan di angkasa. Bulan yang bersinar keperakan melengkapi indahnya malam, meski sesekali sinarnya terhalangi oleh awan. Angin bertiup dengan lembut, membuat rumput bergoyang saat dilewatinya.

Beberapa orang menikmati indahnya malam dengan bersenda gurau dengan orang yang dikasihi. Beberapa lainnya menikmati dari dalam rumah.

“Bu, aku mau diceritakan dongeng itu lagi. Tolong ceritakan ya bu” pinta anak lelaki itu. Ibunya membelai lembut rambut hitam anaknya, “Cerita yang mana?”

“Eh.. yang mana ya? Oh ya, bagaimana kalau cerita yang tentang gerbang itu?”

“Bukankah ibu sudah sering menceritakannya? Apa kau tidak bosan?” tanyanya.

“Ayolah bu....kumohon” pinta anaknya dengan mimik wajah terbaik miliknya. Sehingga ibunya tidak akan sanggup menolak permintaan anak satu-satunya.

Ibunya mulai mengatur napas, bersiap untuk mulai bercerita. “Dulu, dulu sekali. Bahkan terlalu lama, sehingga tidak ada yang dapat mengingatnya. Dunia manusia dan dunia makhluk-makhluk dongeng bersatu. Ya, kau benar. Kita hidup berdampingan dengan mereka. Di awal kehidupan itu berlangsung dengan baik. Mereka saling membantu, saling tolong menolong, saling berbagi, dan melakukan hal-hal baik lainnya.

Seratus tahun kemudian. Seorang raja yang percaya pada legenda tentang sebuah buku yang akan menjadikannya kekal, dia mulai memerintahkan pasukannya untuk mencari buku itu. Hal itulah yang menjadi awal kehancuran dunia mereka. raja itu mulai bertindak semaunya. Dia menarik pajak setiap hari dengan jumlah yang besar, sehingga tidak ada yang sanggup untuk membayarnya.

Perlahan namun pasti, terjadi perpecahan diantara mereka. mereka mulai mengungkit kesalahan ras lain dimasa lalu. Mereka mulai mengambil alih wilayah bangsa lain. Peperangan terjadi dimana-mana. Pria dewasa dikirim ke medan perang. Meninggalkan anak-anak dan wanita di tempat yang mereka anggap aman. Selain raja itu, mulai bermunculan makhluk-makhluk dengan ambisi yang sama. Memiliki dunia ini.

Dua puluh lima tahun kemudian. Saat perang adalah hal yang biasa. Saat beratus-ratus prajurit telah bersatu dengan tanah. Seorang anak lelaki telah tumbuh dewasa. Menurut legenda namanya Adrian. Ibu tidak tahu nama sebenarnya siapa tapi karena dia pelaut, kami menamainya Adrian. Dia adalah pemuda yang cerdas dan kuat, tapi sayangnya dia keras kepala. Dia dan beberapa orang temanya akan pergi mencari buku yang akan menjadi petunjuk ke sebuah gerbang. Gerbang itulah yang akan mengakhiri peperangan ini.

Gerbang itu, gerbang yang hanya dapat dicapai oleh makhluk dengan tekad yang kuat. Makhluk yang tak akan mundur meski seujung kuku ketika mengetahui dia sedang memanggul batu nisannya. Makhluk yang tak akan menyerah walau dia tahu dia sedang menyongsong kematiannya. Makhluk yang hanya menyerah ketika napas sudah pergi dari tubuhnya, ketika aliran darahnya terhenti, ketika jantungnya tidak akan kembali berdetak, ketika nyawa dengan raganya tak lagi bersatu.

Dan untuk dapat menemukannya mereka harus mencari buku itu terlebih dahulu. Buku itu hanya ada dua di seluruh semesta. Satu buku bersampul kulit binatang berwarna hitam. Dijaga didalam peti besi oleh prajurit terbaik kerajaan Darkblood. Dan yang satunya lagi tersimpan disuatu tempat yang tak seorang pun mengetahuinya. Dan untuk menemukannya mereka harus mengambil buku yang pertama.

Kau tahu ?  Isi kedua buku itu berbeda namun sama. Kau harus membaca keduanya, agar mengerti maksud sebenarnya. Jika kau hanya membaca salah satunya saja, seperti yang dilakukan raja kerajaan Darkblood. Kau akan salah mengerti maksud sebenarnya. Kau akan beranggapan hanya ras-mu saja yang baik, sedangkan ras-lainnya hanya sampah. Itulah yang terjadi saat raja Reagon membaca salah satu buku itu.

“Sudah malam, besok kita lanjutkan ceritanya”

“Sebentar lagi ya bu..” bujuk anak itu.

“Tidak bisa ini sudah lewat jam tidurmu. Kalau Ibu lanjutkan besok kau akan bangun kesiangan. Malam Dante” ucap sang ibu, sebelum mengecup lembut kening anaknya.

“Malam bu... bu apakah itu nyata”

“Semua dongeng itu nyata, senyata kita. Hanya dongeng itu berbeda dimensi. Kenapa?”

“Tidak”

The Closure Gate (DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang