ENAM

443 28 5
                                    

“Mereka sudah kembali Yang Mulia” ujar Penasihat-nya.

“Apa mereka mendapatkannya?”

“Ya, mereka mendapatkannya. Tapi apa Yang Mulia yakin anak itu adalah anak yang disebutkan dalam ramalan?”

 “Apa kau meragukanku? Aku akan tahu saat dia datang, bawa anak itu kesini!”

 Dua ekor Minotaur dan seorang prajurit dengan bangga memasuki ruangan itu. Salah satu Minotaur membawa sebuah karung yang isinya meronta-ronta. Setelah tiba di depan Raja-nya, karung itu dilepas ikatannya dan keluarlah seorang anak perempuan yang tangan dan kakinya diikat.

“Hai bocah! Apa kau tahu kenapa kau aku seret kemari?” ujar Sang Raja, dia tidak memperhatikan bahwa mulut anak perempuan itu ditutup kain.

“Mmm mmm mmmm mmmm mmmmm mmmmmm” gumam anak itu.

“Apa? Aku tidak bisa mendengarmu”

“Maaf Yang Mulia, tapi mulut anak itu ditutup oleh kain” ujar Sang Penasihat.

“Oh benar, buka ikatan dimulutnya!” Setelah kain yang menutup mulutnya dilepaskan, anak itu mulai berteriak. Dia meneriakan semua pertanyaan yang ada dikepalanya kepada semua orang, terutama Sang Raja.

“Kenapa aku dibawa kemari? Kenapa aku dimasukan kedalam karung bau itu dan diikat? Siapa kau? Apa maumu? Kenapa kau memakai mahkota? Apa kau Raja? Kau tak pantas menjadi Raja karena kau jelek! Lepaskan aku!”

“Tenangkan dia!” Perintah Sang Raja, rupanya dia sudah tak tahan mendengar teriakan anak itu.

Seluruh prajurit di kerajaan itu telah diberi beragam pelatihan. Mereka pandai dalam berbagai bidang. Bahkan beberapa diantaranya juga pandai memasak. Tapi ada satu hal yang tidak mereka pelajari dipelatihan itu, menangani anak kecil yang sedang marah. Atau dalam kasus ini, sedang mengamuk. Karena para prajurit itu tidak tahu harus berbuat apa, mereka hanya menunggu hingga Selena lelah dan berhenti dengan sendirinya. Setelah menunggu sekitar satu jam, Selena berhenti berteriak. Dia berhenti berteriak bukan karena kelelahan, tapi karena tenggorokannya sudah sakit. Karena itu, untuk melampiaskan kekesalannya dia berlari mengelilingi ruangan itu dan dengan sengaja menjatuhkan apapun yang bisa rusak.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keadaan di Harfland tidak lebih baik dari keadaan di Tripolly. Malah sepertinya lebih buruk. Seluruh penduduk Harfland dipindahkan ke ruang bawah tanah yang terhubung ke tempat yang dianggap aman. Pohon kehidupan disimpan di tempat yang sangat rahasia.

Pasukan Harfland dipimpin langsung oleh Tiarna sementara pasukan dari kerajaan Darkblood dipimpin oleh seorang Ceann Harfland yang berkhianat. Saat semua prajurit bersiap di posnya masing-masing, terdenar suara yang sangat keras.

“Berikan pohon itu pada kami dan kami akan pergi dari sini tanpa darah. Berikan pohon itu pada kami dan kalian akan mendapat penghargaan. Berikan pohon itu pada kami dan kalian akan mendapat perlindungan dari kami. Kirimkan utusan kalian untuk menjawab penawaran ini”

“Mereka pikir kita ini bodoh? Mereka harus bertempur untuk mendapatkan pohon itu! Dan apa yang akan terjadi pada utusan itu? Kurasa mereka akan menyiksanya!” ujar seorang prajurit dengan marah.

Tiarna tidak mungkin terperdaya dengan penawaran semacam itu. Mereka bodoh jika mengira menawarkan hal semacam itu pada orang seperti Tiarna. Orang yang memiliki sihir dalam darahnya tak akan mudah tertipu. Karena itu Tiarna tidak akan mengirimkan salah satu prajuritnya untuk menjadi utusan. Dia akan datang untuk menyampaikan jawabannya.

The Closure Gate (DISCONTINUE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang