25 Agustus 2008

35 5 1
                                        

Hari ini adalah hari terburuk yang pernah Johan lewati, secara mengejutkan Serlin langsung melayangkan gugatan cerai tanpa mau melewati masa mediasi terlebih dahulu. Jadi, mau tidak mau ia harus siap dengan semua keputusan dari pengadilan. 

Juan turut menemani sang ayah, ia duduk di kursi saksi persidangan cerai seorang diri. Matanya terus mencari keberadaan Lyn. Namun, nihil ia tak menemukan kembarannya berada di ruangan yang sama dengan dirinya. Air wajahnya menyendu, sunggu ia sangat merindukan Lyn. 

Persidangan pun terlewati begitu saja, pengacara dari pihak Serlin terlihat lebih dominan dibandingkan pihak Johan. Ia memang tak memberikan ucapan-ucapan yang berarti. Yang mengakibatkan hak asuh Lyn secara resmi jatuh ke tangan Serlin selaku ibu kandungnya. 

Setelah persidangan selesai, Johan dan Juan pergi ke taman yang tak jauh dari tempat pengadilan agama itu. Sebelum keduanya duduk di kursi taman, Johan menyempatkan diri untuk membelikan jagoannya sebuah es krim coklat. 

Keduanya sama-sama duduk di kursi taman yang lumayan sepi itu. Kemudian larut dalam pemikiran masing-masing sambil menikmati es krim. Hingga Juan memecah keheningan diantara keduanya. 

"Jadi Juan enggak bakal ketemu sama Lyn lagi?" pertanyaan itu membuat Johan benar benar terdiam. 

Ia merasa gagal menjadi seorang ayah, seharusnya ia berjuang untuk mendapatkan kedua hak asuh anaknya. Namun, rasa kecewanya terhadap Serlin membuat ia sedikit lengah dengan tujuan utamanya. 

"Mari kita membuat janji," ajak Johan tanpa menjawab pertanyaan Juan.

"Janji?" tanya Juan bingung, Johan hanya menganggukkan kepalanya saja, kemudian mengajukan kelingkingnya. 

"Janji untuk selalu kuat bersama sampai kita bisa kembali bersama Lyn," ucap Johan. 

Mendengar isi perjanjian itu, Juan langsung mengaitkan jari kelingking imutnya di jari kelingking besar milih Johan. 

"Juan bakal selalu kuat, soalnya Juan harus jadi pelindung buat Lyn dan papa nanti," ucap Juan dengan polosnya. 

Johan yang mendengar penuturan putranya tersenyum, ia beruntung masih memiliki Juan disisinya. Entah apa yang terjadi nantinya jika Juan dibawa Serlin seperti ia membawa putri satu-satunya. 

Pasangan ayah dan anak itu pun bergegas menghabiskan es krim milik mereka, setelah itu mereka kembali ke rumah dengan janji yang tertanam di benak mereka. Dan akan menjadi janji abadi hingga janji itu terpenuhi. 

Di sebuah apartemen yang lumayan besar, Lyn terduduk di balkon kamarnya. Tatapannya tersirat kesedihan yang mendalam, rasanya begitu sesak di dada. Lyn rindu dengan abangnya dan ayahnya. Tapi, sedari kemarin ibunya pergi entah kemana. 

"Non, ayo makan. Bibi udah siapin semuanya," panggil pelayan yang bekerja setengah hari di apartemen itu. 

Dengan lunglai, Lyn berjalan keluar dari kamarnya. Kemudian langsung menduduki dirinya di kursi yang sudah 6 hari ini menjadi tempatnya duduk saat makan bersama pelayan yang disewa oleh ibunya. Dengan telaten sang pelayan mengambilkan Lyn beberapa lauk dan nasi. Setelahnya Lyn makan dengan tenang. 

"Non, nanti bibi pulang agak awal. Non tidak apa apa?" tanya sang pelayan dengan nada bersalah. 

"Enggak papa kok bi," jawab Lyn yang diakhiri dengan senyuman tipis. 

Setelah itu, keheningan menyelimuti keduanya. Lyn sudah mulai terbiasa dengan keheningan seperti ini. Mungkin, ini akan menjadi temannya di masa yang akan datang. Menggantikan keceriaan, kehangatan, dan penuh warna kehidupannya dulu. 

Siang sudah menyambut dunia, pelayan sudah pulang beberapa menit lalu. Sekarang Lyn hanya sendirian, menanti sang ibu yang entah kapan akan pulang.

Karena Serlin membawa Lyn keluar kota, semua pendidikan Lyn tertunda untuk sementara. Dan entah kapan akan memulai kembali.

"Bang Juan lagi apa ya?" Tanya Lyn sambil memandang gelang yang masih melingkar dengan cantik di tangan kanannya.

Itu adalah gelang pemberian Juan, gelang yang dirangkai sendiri dengan tangan mungil Juan. Dengan gelang ini, Lyn bisa mengobati sedikit rasa rindunya yang amat besar.

"Lyn janji bakal jaga gelang ini" gumam Lyn sambil memandangi gelang di tangannya.

TBC
Thx
Xoxo 💙

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang