Serlin tak kembali ke rumah selama 3 hari ini, dan selama itu Lyn menjadi gadis yang lebih pendiam. Dan hal itu membuat bibi khawatir setengah mati. Karena, Lyn jadi jarang makan dan terlihat badannya mulai kurus. Bagaimana bisa seseorang kehilangan berat badannya secepat itu.
"Non makan yuk, kasian badannya kalau enggak di kasih asupan makanan," bujuk bibi.
Lyn hanya menganggukkan kepalanya saja, namun tangannya sama sekali tak bergerak untuk mengambil makanan yang ada di hadapannya. Bibi hanya bisa menghela napas, sungguh ia sangat iba dengan keadaan nona mudanya. Namun, ia tak memiliki kuasa apa pun untuk membantu nona mudanya.
---
Dilain sisi, Johan kembali bertemu dengan perempuan yang pernah menabraknya di toko kue. Tak disangka keduanya bertemu sebagai rekan bisnis. Jadi, ya berbekal dengan debaran saat itu. Johan memberanikan diri untuk mengajak perempuan itu jalan.
"Asha, apa kau ingin es krim?" tanya Johan.
Dengan malu malu, Asha menganggukkan kepalanya. Johan tersenyum melihat respon Asha, kemudian ia berjalan menuju stand penjual es krim. Sedangkan Asha duduk di salah satu kursi di arena mal itu sesuai dengan instruksi Johan.
Tak butuh waktu yang lama, Johan kembali dengan dua buah es krim coklat. Keduanya makan es krim itu dengan berbagai canda dan tawa.
"Saya tak menyangka, bahwa makan es krim di mal akan se-seru ini" titah Johan yang membuat sebuah senyuman manis tercipta di bibir Asha.
"Iya, saya juga merasakan itu" timpal Asha yang membuat hati Johan berbunga bunga.
Kemudian keduanya larut dalam perasaan masing masing. Hingga satu telpon membuat Asha mengambil ponselnya yang ia letakkan di tas.
"Maaf saya harus mengangkat telpon ini" ucap Asha yang langsung dipersilahkan oleh Johan.
Tanpa menjauh, Asha mengangkat telpon dari seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Yang dimana orang itu lah yang mampu membuatnya bertahan hingga sekarang.
"Halo princess nya bunda, ada apa?"
"..."
"Benarkah? Wah princess nya bunda sangat pintar. Sebagai perayaan nya, besok bunda akan membelikan apa pun keinginan princess. Bagaimana?"
"..."
"Tentu saja, kapan bunda mengingkari janji untuk princess bunda?"
"..."
"He em, hati hati princess. Kalau sudah sampai rumah hubungin bunda ya"
"..."
"Siap, bunda tutup dulu, bye"
Asha mengetik sesuatu setelah memutuskan sambungan telponnya. Setelah itu ia memasukkan kembali ponselnya ke tas yang ia bawa.
Dan semua itu tak luput dari penglihatan Johan. Pria itu bertanya tanya siapakah princess yang Asha maksud.
"Tadi adalah putriku, dia adalah anak yang aku pertahankan dari kesalahan yang seharusnya bisa aku hindari. Tapi, karena dia aku bisa bertahan sampai sekarang" ujar Asha tanpa membuat Johan harus bertanya dulu.
Johan terdiam, ternyata wanita dihadapannya ini memiliki kisahnya sendiri. Dan hal itu, tak membuat pandangan dirinya terhadap Asha berubah. Ia malah ingin memiliki wanita dihadapannya, memiliki sepenuhnya.
"Setahu saya, tuan memiliki anak laki laki" ujar Asha yang diangguki oleh Johan.
"Jagalah dia selagi masih ada waktu, karena ada kalanya dia akan bisa menjaga dirinya sendiri. Buatlah kenangan indah selagi mampu, supaya tidak ada penyesalan" ujar Asha yang mampu membuat Johan teringat perilaku nya belakangan ini.
Ia semakin merasa bersalah, dan bertekad untuk lebih memperhatikan putra semata wayangnya. Karna dengan itu, ia bisa mengobati rasa rindunya dengan putri semata wayangnya yang entah sekarang berada di mana.
"Terima kasih sudah membuatku teringat dengan tujuan hidupku" ucap Johan yang membuat Asha tersenyum lembut.
---
Johan kembali ke rumah sambil menenteng kardus kue kesukaan Juan. Sebelum memberikannya, Johan meletakkan kue itu ke piring besar. Setelah siap, pria yang berusia sekitaran 20 tahunan akhir berjalan dengan tegap menuju kamar sang putra.
Tok tok tok
Setelah ketukan ketiga, terbukalah pintu berwarna biru muda itu. Terpampang wajah datar milik putra kecilnya.
"Apakah papa boleh masuk?" Tanya Johan meminta ijin.
Tanpa mengatakan apa pun, Juan membukakan pintu kamarnya sedikit lebar dan berjalan terlebih dahulu ke dalam kamarnya. Johan memaklumi sikap sang anak, karna ia juga salah satu alasan Juan merubah sikapnya.
"Papa tadi melewati toko kue. Dan melihat ada kue kesukaan mu, jadi papa memutuskan membelinya. Apakah Juan mau makan bersama papa?"
"Ya, Juan mau" jawab Juan yang membuat Johan tersenyum bahagia. Sudah lama ia tak makan kue bersama putranya. Terkahir kali ia membelikan kue beberapa hari yang lalu, ia hanya sempat memberikan kue tanpa makan bersama seperti ini.
Juan menerima sepotong kue coklat kesukaannya. Keduanya sama sama memakan kue dalam diam.
"Papa sedang dekat dengan seseorang?" Tanya Juan.
Johan sempat terdiam, sebentar ia bingung harus menjawab apa. Namun, ia berpikir untuk apa menutupi kedekatannya dengan seseorang.
"Iya papa sedang dekat dengan seseorang, Juan tidak suka?" Tanya Johan.
"Walau Juan tak menyukai nya, papa akan tetap menjalani hubungan itu" jawab Juan yang mampu membuat Johan terdiam seribu bahasa.
Johan berpikir kenapa bisa putra kecilnya yang dulu ceria sekarang dengan cepat berubah. Umurnya juga masih 7 tahun, namun pola pikirnya sudah sangat berubah.
"Maafkan papa yang tidak bisa mempertahankan keluarga kita. Tapi papa akan berjanji akan mengembalikan semuanya seperti semula"
TBC
Thx
Xoxo 💙
![](https://img.wattpad.com/cover/293008666-288-k56424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary
FanficDisclaimer : Book ini adalah penjabaran dari salah satu chapter yang ada di book 'Oneshoot Y/n X Kpop Idol' kalau mau baca secara singkat padat dan jelas bisa baca di book sebelah dengan judul chapter ' My Twins ~ Jung Jaehyun ' Start : 6 Maret 2...