6. Someone

433 93 10
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜

.

Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜

.

Y/n berencana untuk tidak datang lagi hari ini. Tapi seseorang lebih dulu mengetuk pintu rumahnya dan ternyata ia adalah anak buah Min Yoongi―Im Jaebum.

"Hari ini ada rapat besar. Bos mau kau datang," katanya.

Y/n hanya bisa pasrah dan menurut. Sejak semalam, ia tau rumahnya seperti diawasi seseorang. Meski tubuhnya masih menunjukkan reaksi ketakutan hebat, ia tetap pergi sebelum ia yang diseret pergi.

Ia datang dengan penampilan yang bisa dibilang cukup segar setelah menutupi wajah tidak tidurnya dengan riasan. Yoongi sendiri terlihat seperti tersenyum puas ketika netranya berhasil mendapat y/n sudah berada dalam jarak pandangnya. Sementara ia menikmati kopi paginya, ia menyuruh wanita itu mempelajari proposal yang akan Yoongi presentasikan nanti.

"Hari yang cerah bukan?" ucap Yoongi. Y/n hanya melirik atasannya itu sekilas dan kembali fokus pada kertas di tangannya yang begetar.

•••

Y/n mematikan komputernya dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam dan pekerjaannya baru saja selesai.

Hanya ia sendirian yang berada di lantai ini sementara sang direktur telah pergi sejak rapat selesai tadi siang. Semua pekerjaannya dilimpahkan kepada perempuan itu sementara sang direktur tidak tau pergi ke mana.

Y/n yang sedang beristirahat menatap pintu ruang direktur yang tertutup rapat. Sambil mengigit bibirnya, ia berpikir dengan keras.

Ia ingin sekali pindah dari posisi ini. Tapi, melihat sang atasan yang sangat menyeramkan ketika marah membuat ia jadi tidak berani lagi. Apalagi setelah melihat apa yang ia lakukan malam itu. Rasanya benar-benar seperti mimpi buruk. Beruntungnya ia merasa bahwa keadaan sudah mulai sedikit reda ketika para karyawan yang menyindirnya melihat dirinya hadir di rapat besar tadi.

“Hah..” y/n menghembuskan napasnya. Yah, sepertinya ia harus bertahan untuk beberapa lama lagi. Sedikit atau entah sampai kapan ia bisa bertahan.

Sambil menjinjing tas tangannya, ia keluar dari kantor dan menemukan Yoongi yang tengah berdiri dan tengah membicarakan sesuatu dengan Mark. Inginnya tidak menyapa, tapi melihat sang atasan telah mengalihkan atensinya membuat y/n akhirnya membungkuk sebagai salam sebelum berjalan pergi menuju halte.

Malam cukup dingin dan jalanan sedikit lengang meski waktu masih menunjukkan pukul setengah sepuluh. Padahal Seoul adalah kota sibuk nyaris 24 jam tapi tetap saja rasanya malam ini begitu janggal. Apalagi y/n sadar jika ia sering diikuti belakangan ini. Siapa lagi kalau bukan anak buah Yoongi.

Saat ia tengah berjalan menyusuri sungai kecil untuk sampai ke rumahnya, ia mendengar suara sirine yang nyaring. Dekat dan semakin dekat hingga ia bisa melihat mobil polisi yang perlahan berhenti di dekatnya.

“Permisi nona, apa anda pernah melihat orang ini?” tanya salah satu polisi yang berada di mobil itu.

“Sepertinya tidak,” ucap y/n ragu setelah memperhatikan gambar seseorang yang ditunjukkan polisi itu.

“Baiklah terima kasih. Saya rasa sebaiknya anda cepat pulang, lelaki di  gambar itu buronan dan ia tengah bersembunyi di daerah sini. Jadi saya harap anda lebih berhati-hati.” Setelah itu mobil polisi itu perlahan menjauh dari tempatnya berdiri.

Entah kenapa y/n perlahan merinding setelah mendengar ucapan polisi tadi. Ia segera berjalan dengan cepat menuju rumahnya.

•••

Waktu terus berlalu. Orang-orang yang pada awalnya menaruh perhatian pada y/n kini mulai berkurang dan fokus ke pekerjaan masing-masing. Begitu juga y/n yang kini mulai dilimpahkan pekerjaan seorang sekretaris sebagaimana mestinya oleh Yoongi.

Y/n juga sudah tidak setakut awal kejadian dulu meski nyatanya ia tetap segan dengan pria itu. Selagi ia tidak membuat masalah, ia rasa dirinya tidak akan terancam. Yoongi juga tidak lagi mengajak dirinya ke tempat berbahaya seperti hari itu.

Pukul tujuh malam, y/n kembali pulang dalam keadaan lelah setelah menyiapkan beberapa rapat. Untungnya ia sempat mampir terlebih dahulu untuk membeli makanan agar tidak perlu memasak lagi malam ini.

Ia baru saja meletakkan makanannya di counter dapur saat melihat peralatan dapurnya berpindah tempat dan sedikit basah seperti habis dicuci.

Sebenarnya ia sudah merasakan kejanggalan ini setelah polisi memberitahukan jika ada penjahat berkeliaran di daerah tempat tinggalnya. Sejak beberapa hari yang lalu, ia selalu mendapati rumahnya seperti sehabis diisi oleh seseorang. Tapi ia menepis pikiran buruk dan berpikir bahwa mungkin ia yang lupa memindahkan barang-barangnya.

Namun entah kenapa hari ini terasa begitu janggal. Merasa aneh, ia mencoba mengecek isi kulkasnya dan mendapati beberapa makanan yang hilang. Lalu dengan pelan ia berjalan ke arah kamar mandi dan mendapati lantai kamar mandi yang basah dan kaca yang berembun. Beberapa perabotan lain yang ia hapal di luar kepala di mana letak asalnya juga telah berpindah tempat.

Meskipun sedikit gemetar, y/n mencoba meyakinkan dirinya bahwa orang itu telah pergi setelah memakai rumahnya. Jadi ia memutuskan untuk mandi dengan cepat.

Setelah selesai mandi, ia meraih ponselnya untuk mengecek adakah pesan masuk saat ponselnya tergelincir jatuh ke dekat kolong ranjang karena tangannya yang basah. Ia menunduk untuk mengambil dan tanpa sengaja, matanya yang mengintip ke arah bawah ranjang itu beradu tatap dengan sepasang mata lainnya.

Sedetik y/n merasa napasnya tercekat. Tapi berikutnya ia tersadar dan segera berlari untuk meraih pintu kamar. Mengabaikan ponselnya dan juga seseorang yang berada di bawah ranjangnya tadi yang sudah berusaha keluar dari bawah sana.

Underground Rules

To be continued

Jangan lupa tinggalkan jejak ya💜

Underground Rules • Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang