7. Madness & Hard Feeling

502 103 10
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜
.
Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜
.

Y/n berlari keluar kamar mencoba untuk menyelamatkan dirinya dari orang asing itu. Namun sayangnya, belum ia mencapai pintu, kakinya sudah ditarik dan membuatnya terjatuh. Sekuat tenaga ia mencoba melepaskan cengkramannya, tetapi tenaga pria itu lebih besar. Kini bukan hanya kakinya, tapi dirinya ikut diduduki dan dibekap dengan sebuah bantal tidur. Y/n mencoba memberontak tetapi nihil, ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Dibalik napasnya yang mulai tercekat, y/n mencoba berpura-pura pingsan. Lalu ketika pria itu mulai mengendurkan bekapannya, tangan y/n dengan cepat meraih lampu tidur yang berada di dekatnya dan memukulkannya ke arah pria itu. Pria itu menggeram marah ketika melihat darah mengalir dari pelipisnya. Ia menarik y/n berdiri dan menyeretnya keluar dari kamar. Sampai di ruang tamu, ia melempar wanita itu dan menarik rambutnya membuat y/n menjerit kesakitan. Menemukan sebuah besi gantungan mantel, ia memukulkan benda keras tersebut tepat di kepalanya. Y/n terjatuh dengan kesadaran yang seketika menghilang.

•••

Yoongi baru saja sampai di depan rumah y/n. Jadwalnya yang padat seminggu ini membuatnya tidak bisa melihat gadis itu barang sedetik saja.

Entah kenapa Yoongi melakukan ini di luar nalarnya yang biasa. Pergi ke kantor pagi hari, bekerja selayaknya bos dingin seperti biasa, memikirkan y/n di sela aktivitasnya, menghadiri rapat dengan kolega, dan pulang ke rumah yang bahkan bukan miliknya. Ia hanya berdiam diri di depan rumah wanita itu dan mematai segala aktivitasnya seperti seorang penguntit.

Benar kata Hoseok, ada yang salah dengan dirinya.

Baru saja ia ingin mengeluarkan sebatang rokok dari saku mantelnya, ia mendengar suara benda jatuh dari dalam sana. Yoongi terkekeh pelan, mungkin akan lucu jika ia menemukan y/n yang tengah meringis karena menabrak sesuatu di larut malam seperti ini.

Tapi kenyataannya saat menatap ke arah jendela, ia melihat seorang laki-laki yang berada di dalam rumah gadis itu.

Yoongi dengan cepat membuka pintu setelah mendengar sebuah teriakan dan ia melihat keadaan y/n di mana wanita itu telah tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir di bawah kepalanya. Seseorang berdiri tak jauh dari sana dan tatapan mereka beradu. Mata Yoongi yang sedikit hangat tadi berubah menjadi kelam seketika.

•••

Rumah sakit adalah tempat di mana sang mafia membawa wanita tersebut. Setelah menghantam kepala pria yang mencelakakan y/n dengan sekali pukulan yang membuatnya langsung pingsan, Yoongi langsung menghubungi Mark untuk mengurus sampah tersebut. Fokusnya saat ini ialah menyelamatkan wanita itu terlebih dahulu.

Dokter mengatakan bahwa pendarahan yang terjadi di kepala y/n tidak mengakibatkan hal yang fatal. Wanita itu akan bisa beraktivitas seperti bisa setelah satu sampai dua minggu menjalani rawat inap untuk memantau kondisinya, mengingat bahwa tengkorak kepala adalah bagian tubuh yang paling penting.


Yoongi dengan bercak darah yang mengering di tangannya duduk terdiam di samping ranjang pasien di mana y/n tengah tertidur pasca tindakan medis.

Tidak pernah ia seperti ini bahkan kepada keluarganya sekalipun. Ia juga tidak pernah mau berurusan dengan wanita dalam hubungan serius. Yang ia jalani selama ini hanyalah melakukan bisnis, membunuh dan juga menyewa jalang. Tapi wanita ini mampu membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak Ia benci diabaikan wanita ini, ia benci apabila wanita ini terluka seperti ini.

Yoongi baru saja ingin mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Hoseok sebelum mendengar pintu dibuka dan melihat Mark datang.

“Bos, pria tadi sudah dibawa ke gudang,” lapornya.

“Ya. Kau awasi y/n di sini. Jika ia sudah sadar langsung hubungi aku. Lalu beritahu Jaebum untuk mengantarku ke bar Hoseok sekarang.”

•••

“Sudah lama tidak melihatmu,” sapa Hoseok begitu melihat Yoongi duduk di depan meja bartender. “tunggu, ada masalah apa lagi?” senyum Hoseok yang tadi ia suguhkan memudar ketika melihat darah di tangan Yoongi.

“Ada buronan yang menyelinap ke rumah y/n,” cerita Yoongi. “Berikan aku whiskey.”

Hoseok yang menerima pesanan dari Yoongi mulai meracik minuman untuk pria itu.“Benarkah? lalu wanita itu bernasib buruk?”

“Ya, pendarahan di kepala tapi sudah dibawa ke rumah sakit.”

“Lalu buronan itu?” tanya Hoseok sambil menyerahkan minuman Yoongi.

“Sudah dibawa oleh Mark.”

“Jangan bilang kau akan membalasnya? Kau tidak pernah seperti ini Yoongi.”

Yoongi menyugar rambutnya sebelum menenggak whiskey-nya dalam sekali teguk. “Maka dari itu aku mendatangimu.”

“Kau benar-benar tertarik dengan wanita itu?”

“Aku tidak tau. Bahkan akhir-akhir ini aku selalu memperhatikannya bahkan sampai mendatangi rumahnya  setiap malam.”

Yoongi merasa bahwa semuanya terlalu rumit. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa ia akan berurusan dengan suatu hal yang akan menyulitkannya terlebih tentang sebuah perasaan. Baginya perasaan hanyalah sebuah hal yang mengganggu yang mampu membuat seseorang menjadi buta dan bodoh.

“Yoongi sebaiknya kau pikirkan lagi. Akan ada lebih banyak resiko yang akan kau hadapi apabila melibatkannya. Kau tidak lupa kan jika memiliki banyak musuh?” tanya Hoseok. Ia pikir menggoda Yoongi adalah suatu hal yang menyenangkan. Tapi ia tidak serius untuk mengatakan bahwa Yoongi bisa menjadi orang normal apabila sedang kasmaran.

“Haruskah aku berhenti saja?”

“Itu lebih baik menurutku,” saran Hoseok yakin.

Yoongi menghela napasnya berat. “Baiklah, setelah mengurus pria itu aku akan mencoba berhenti.”


Underground Rules

To be continued

Underground Rules • Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang