2. Na Y/n

4.1K 620 56
                                    

Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜

.

Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜

.

“Pagi Snow,” sapa y/n kepada kucing sewarna salju yang telah menemaninya sejak sekian tahun yang lalu. Sementara y/n menyiapkan sarapannya, sang peliharaan hanya menguap lebar dan kembali bergelung di atas karpet dekat jendela. Merasakan hangatnya mentari pagi.

Hari ini hari di mana y/n akan bertemu dengan ketua divisinya lebih awal. Sebenarnya ia cemas dengan panggilan yang tiba-tiba seperti ini, terlebih dia seorang karyawan baru. Tapi bagaimanapun dia harus menemui ketuanya.

Maka ia mengenyampingan perasaan buruk yang sejak tadi menghampirinya dan mulai bersiap-siap untuk pergi berangkat ke kantor.

•••

“Hyung, dia sudah datang. Sedang dalam perjalanan bersama sekretarismu,” lapor Mark.

“Nanti langsung suruh masuk keruanganku.” Mark mengangguk dan langsung pergi dari ruangan Yoongi. Meninggalkan pria dengan surai hitam itu sendirian ditemani keheningan. Matanya terfokus pada gambar dimonitor komputernya. Puluhan gambar yang diambil secara diam-diam dengan objek seorang wanita yang sedang ia cari tahu tentang kehidupannya.

•••

“Na y/n benar?”

“Ya, sajangnim.”

“Panggil namaku.”

“Maaf?”

“Panggil namaku.”

“Min Yoongi-nim?”

“Bagus. Nanti siang kau ikut aku menghadiri rapat di Hotel Gangnam.”

Y/n menatap terkejut Yoongi yang saat ini tengah duduk dibalik meja direkturnya. Dia baru masuk ke ruangan ini dan hanya nama yang atasannya ini tanyakan. Padahal ia sudah menyiapkan berbagai macam jawaban jika nanti bosnya bertanya banyak hal seperti ketua divisinya tadi yang mengatakan jika ia dipindahtugaskan. Ini sedikit aneh. Bahkan dari awal pertama kali ia menginjakkan kakinya di gedung ini y/n sudah merasa janggal.

Y/n menganggukan kepalanya ragu sambil berpikir. Gedung ini meskipun terkesan mewah, tapi entah kenapa suasananya terasa suram. Aura yang berada disini sebenarnya sedikit tidak nyaman. Apalagi saat ia sedang bersama Min Yoongi, atasannya yang pernah ia temui waktu lalu di dalam lift. Pria yang benar-benar paling y/n hindari eksistensinya.

Y/n dan Yoongi sama-sama tidak ada yang membuka suara. Hanya saling bertatap mata dengan berbagai pikiran di kepala masing-masing. Y/n yang lebih dulu mengalihkan pandangannya menghindari tatapan tajam penuh intimidasi milik Yoongi dengan menunduk menatap ujung sepatu tingginya.

“Kau punya kekasih?” tanya Yoongi tiba-tiba. Y/n hanya mengerutkan alisnya bingung dan menggelengkan kepalanya.

“Mantan kekasih?”

“Em.. maaf Yoongi-nim tapi kurasa itu bukan hal yang akan berhubungan dengan pekerjaan.” Y/n merasa pertanyaan Yoongi kali ini kurang pantas untuk dibicarakan. Masih banyak hal-hal lain yang bisa ia tanyakan selain hal seperti ini.

“Tapi kupikir itu akan masuk kedalam urusan kita,” jawab Yoongi datar.

“Maksudnya sajangnim?”

“Tidak. Aku masih banyak pekerjaan. Kau bisa menunggu rapat tiba dengan duduk di sofa sebelah sana atau ke mana saja kau mau asal saat ku panggil kau harus segera datang.”

Y/n memilih untuk lebih baik keluar dari ruangan yang sesak akan dominasi itu. Ia tidak sanggup jika harus menghabiskan waktu yang lama berdekatan dengan Yoongi.

“Baiklah. Kalau begitu saya permisi Yoongi-nim,” pamit y/n tanpa jawaban berarti.

•••

“Ini aneh,” gumam Yoongi.

“Aneh apanya?”

Rapat dengan relasi bisnisnya dari Moscow telah selesai dua jam yang lalu. Yoongi kini tengah berada di bar milik teman lamanya waktu sekolah dulu, Jung Hoseok. Satu-satunya orang biasa yang tau tentang kehidupan dan pekerjaannya.

“Dia tidak takut padaku. Bahkan saat aku menatapnya, matanya tidak bergetar sama sekali.”

“Lalu anehnya di bagian mana? Justru bagus bukan jika ada seseorang yang mampu melawan tatapan mematikanmu,” jawab Hoseok santai. Seolah-olah ini bukan perkara besar dan nyatanya memang begitu.

“Itu aneh. Setidaknya ia menunjukkan reaksi atau apapun itu yang menandakan kalau ia takut padaku.”

“Kalau kau ingin ia takut padamu tinggal tembak saja apa susahnya.”

“Kau tidak mengerti bermain-main ya?” Yoongi memutar bola matanya.

“Iya aku tau kau tuan mafia. Lakukan apa saja yang kau bisa untuk merusak mentalnya, tapi aku yakin wanita ini tidak selemah yang kau pikirkan.”

“Bagaimana kau bisa yakin?”

“Instingku kadang lebih tajam dari naluri hewanmu Yoongi.”

“Sialan.”

“Hahaha! tapi tunggu,” Hoseok menghentikan tawanya. “Bukankah kau tidak tertarik dengan orang-orang awam hyung?” tanya Hoseok heran. Ia baru menyadari bahwa baru kali ini Yoongi penasaran dengan orang yang tidak tertarik terhadapnya.

“Aku tidak tau. Aku merasa seperti ada sesuatu pada gadis itu,” ucap Yoongi.

“Kau jatuh cinta maksudmu?” ejek Hoseok. Entah kenapa ia yakin sekali meskipun sang teman membantah.

“Mana mungkin.”

•••


•Underground Rules•

To be continued.

Underground Rules • Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang