7❣️: Something Unsaid

4.1K 610 186
                                    

Kedua kelopak mata yang terpejam itu perlahan terbuka, sedikit menyipit karena menerima cahaya terang yang menerobos masuk.

Mashiho kemudian bangkit, memegang kepalanya karena merasa pusing mendera di otaknya. Ia lalu melihat sekeliling, Mashiho ternyata sudah berada di kamar tidur.

Astaga, dia bolos di hari pertama? Mashiho merasa semakin malu, padahal waktu itu ia hanya ingin keluar mencari udara segar untuk sementara saja lalu kembali masuk, dan dirinya malah terlibat perkelahian Leonard dan Yoshi. Ingatan terakhirnya adalah ketika Yoshi menyuruhnya untuk memberikan darah karena pria itu haus, dan dia berakhir pingsan karena Yoshi menghisapnya penuh minat.

Mashiho lalu berlari menuju cermin di ujung kamar, memperhatikan lehernya yang ternyata masih ada bekas gigitan Yoshi kemarin.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu itu membuat Mashiho terkesiap, ia lalu berjalan hendak membuka pintu. Ketika pintu terbuka, terlihatlah Damian yang sedang memegang seragam di tangannya.

Ia lalu menyerahkan seragam itu ke Mashiho, "selamat pagi tuan Mashiho, silahkan dipakai seragamnya. Setelah itu turun dan sarapan lalu nikmati hari keduamu."

Mashiho mengangguk, beberapa detik kemudian matanya membola.

"HAH?! INI SUDAH HARI KEDUA AKU DISINI?! KEMARIN AKU TIDUR BERAPA JAM?" Tanyanya memekik.

Dengan tenang Damian menjawab, "anda pingsan dari pagi hingga sore, lalu dari sore sampai sekarang anda ketiduran."

Rasanya rahang Mashiho ingin jatuh kebawah, bagaimana bisa dirinya pingsan selama itu? Yoshi meminum darahnya kemarin sampai berapa liter?

Pemuda itu mengangguk, ia lalu menutup pintu untuk memakai seragamnya.

•••

Ketika sudah sampai di sekolah, Mashiho terkejut ketika dirinya didekati beberapa orang, yang ia kenal di kantin kemarin.

"Doyoung hari ini ada pelajaran apa?"

"Suk, kau bawa buku pr matematika? Aku lupa mengerjakannya kemarin."

"Junghwan, nanti mau makan apa?"

Ya, teman-teman Yoshi kemarin. Sedangkan si Yoshi? Dia berada di belakang Mashiho, matanya tak berhenti-hentinya untuk memandang punggung kecil milik Mashiho.

Pemuda manusia itu merasa risih ketika dirinya dihimpit Junkyu dan Asahi, entah apa tujuannya tapi yang jelas Mashiho butuh udara untuk bernafas. Mereka seperti siap untuk meremukkannya secara barengan.

"Omong-omong bolehkah aku dan Asahi berbicara enam mata dengan Mashiho? Ada sesuatu yang penting ingin kami sampaikan." Ucap Junkyu tiba-tiba.

"Silahkan." Jihoon mengizinkan, yang seketika tubuh Mashiho langsung ditarik oleh Junkyu ke suatu tempat, diikuti Asahi dibelakang.

Sedangkan Yoshi hanya menatap kepergian mereka dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Mashiho masih bingung ketika Junkyu dan Asahi masih berbisik sambil meliriknya sekilas, mereka lalu berhenti di ruangan laboratorium sekolah yang cukup sepi. Menatap Mashiho lamat hingga Asahi buka suara.

"Mashiho, ada yang ingin kami beritahu padamu."

Mashiho tidak paham maksudnya, "apa?"

Junkyu dan Asahi menghela nafas sebentar, lalu kembali berbicara.

"Sebenarnya kami..."

"Kalian sedang apa disini?"

Ucapan Junkyu terpotong ketika Yoshi muncul bersandar di dinding, ia lalu berjalan mendekati mereka bertiga.

Mate • Yoshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang