07

174 28 3
                                    

Tekan tombol bintang "⭐" untuk vote jika berminat ><
Happy reading 🤍

─────────────────────────

Grup Blooming...

"Kenapa kalian hanya menonton saja?! Cepat usir dia dari sini" perintah Hyunjin pada satpamnya.

Juyeon akhirnya pergi dari gedung kantor Grup Blooming.

"Kamu, ikut ke ruangan saya" ucap Hyunjin pada Yeji.

"Baik, pak"

Yeji pun mengikuti Hyunjin dengan perasaan gelisah.

"Kamu punya masalah apa dengan Juyeon?" Tanya Hyunjin pada Yeji saat sudah sampai di ruangannya.

"Kami baru saja menyudahi hubungan kami kemarin, pak" jawab Yeji jujur.

"Kalau kamu punya masalah pribadi, tolong jangan bawa masalah kamu ke dalam kantor. Ini bisa merusak citra perusahaan" ucap Hyunjin dengan tegas.

"Maaf pak, saya akan pastikan ini tidak akan terjadi lagi"

"Baiklah, kamu sudah boleh keluar"

"Tapi saya masih bisa kerja disini 'kan, pak?" Tanya Yeji untuk memastikan.

"Tentu"

"Baik pak, terimakasih banyak" ucap Yeji lalu keluar dari ruangan Hyunjin dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Dia sangat lucu" Hyunjin tersenyum setelah melihat tingkah Yeji yang seperti anak kecil.

...

Rumah Sakit...

Minju sedang menahan rasa perih di kakinya karena dokter sedang mengobati lukanya.

"Luka nona Minju tidak begitu parah, tapi akan memerlukan beberapa hari untuk kering. Pastikan juga lukanya tidak terkena air" ucap dokter setelah selesai mengobati luka di kaki Minju.

"Baik, dok"

"Kalau begitu saya permisi"

Dokter pun meninggalkan Minju dengan Minho yang masih terlihat sedikit emosi.

"Kamu...marah ya?" Tanya Minju dengan suara pelan, ia bahkan tidak berani menatap Minho.

"Menurut kamu?" Bukannya menjawab tapi Minho malah melontarkan pertanyaan pada Minju.

"Ya...mungkin--"

"Tatap aku kalau kamu ngomong" ucap Minho sambil memegang wajah Minju agar melihat ke arahnya.

"Maaf"

"Kenapa minta maaf?" Tanya Minho yang sedikit kebingungan.

"Gara-gara aku kamu jadi mukul Juyeon. Nanti kalau Grup Flo macem-macem sama perusahaan kamu, kasi tau aku. Aku yang bakal minta maaf, janji" ucap Minju sambil memberikan jari kelingkingnya.

"Bisa-bisanya kamu masih mikirin perusahaan di banding diri kamu sendiri. Kenapa sih kamu harus bantu Yeji tadi? Ada satpam yang bisa bantu Yeji" Minho mulai mengeluarkan amarahnya.

"Yeji itu temen aku, satpam juga tadi gak bisa bantu apa-apa. Aku gak mungkin diem aja, iya kan?"

"Tapi liat sekarang, kamu jadi luka. Kalau Juyeon dorong kamu lebih keras gimana, huh?"

"Ya udah sih, berarti udah nasib" ucap Minju enteng.

"Minju!" Minho menjadi semakin emosi karena ucapan Minju terdengar sangat enteng.

"Iya iya, janji gak buat kaya gini lagi. Jangan marah terus dong. Kemana pacar aku yang tsundere dan dinginnya melebihi es batu, hm?"

"Jangan bercanda, coba kalau aku gak ada di sana tadi, pasti kamu gak akan cerita tentang kejadian ini" ucap Minho yang sangat mengetahui karakter Minju.

"Ihh aku 'kan udah minta maaf, jangan marah-marah. Nanti cepet tua loh"

"Aku gak suka kamu kesakitan, gak ada yang boleh bikin kamu menderita, paham?"

"Wihh...pacar aku hari ini perhatian banget sih, apa harus ya aku luka tiap har--"

"Jangan ngomong sembarangan"

"Bercanda kok, jangan marah lagi dong" ucap Minju dengan suara memelas, sedangkan Minho hanya tersenyum.

"Ayo pulang" ajak Minho.

"Kamu duluan aja, aku bisa minta tolong mama buat jemput" tolak Minju.

"Kenapa?"

"Kamu kan harus ke kantor, waktu kamu hampir habis buat ngurus aku daritadi"

"Waktu aku hari ini cuma buat kamu, gak ada penolakan"

"Aww..." Minju meringis kesakitan sambil memegang dadanya.

"Kamu gapapa? Dada kamu sakit? Aku panggilin dokter, tunggu" ucap Minho yang sudah panik.

"Ehh tunggu...bukan dada aku yang sakit, tapi hati aku"

"Hati kamu sakit?"

"Bukan sakit, tapi hati aku meleleh liat sikap kamu. HAHAHA" ucap Minju sambil tertawa puas.

"Gak lucu"

"Maap" tawa Minju langsung terhenti saat sikap dingin Minho kembali.
"Ayo kita pulang" Minju sudah sangat semangat untuk pulang.

"Mau ngapain?"

"Katanya pulang, kamu gimana sih" ucap Minju yang tak habis pikir dengan Minho.

"Gak boleh jalan, biar aku yang gendong kamu"

"Ehh...gak perlu, aku bisa jalan sendiri kok. Boleh kan?"

"Pegang tanganku, aku gak mau kamu jatuh lagi nanti" ucap Minho yang sudah mengulurkan tangannya.

Minju pun menerima uluran tangan Minho lalu mereka berjalan perlahan menuju parkiran.

...

drtt...drtt...drtt...

Ponsel Minju bergetar dan tertera nama "kakak" disana.

"Halo kak?"

"Halo dek, kaki kamu gimana?"

"Udah gapapa kok kak, kan Minju udah bilang gak perlu ke rumah sakit"

"Iya iya, terus sekarang kamu dimana?"

"Minju lagi di jalan mau pulang"

"Sama Minho?"

"Iya"

"Dia udah gak marah?"

"Udah nggak, tapi kakak gak mecat Yeji kan?"

"Nggak, dia masih bekerja disini"

"Bagus deh"

"Kamu hati-hati ya, dek. Dan mama belum tau tentang kejadian ini, kakak serahin ke kamu aja semua"

"Iya iya, tenang aja"

Call ended

Setelah beberapa menit, akhirnya Minju dan Minho tiba di rumah.

"Mau ngapain?" Tanya Minho saat Minju melepas seat belt nya.

"Mau turun, kan udah sampe"

Bukannya menjawab, Minho malah turun dari mobil dan membantu Minju untuk turun dari mobil.

"Aku bisa jalan sendiri kok, kan udah sampe rumah. Kamu juga harus ke kantor"

"Udah aku bilang, waktu aku hari ini cuma buat kamu"

Minju hanya menuruti keinginan Minho, jarang-jarang juga Minho bisa menjadi semanis ini.

🤍🤍🤍

To be continued...

Love Again | Hyunjin Yeji [REST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang